27

15 3 0
                                    

♡ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!! 

***

"Di dunia ini semua orang susah, Dave, nanti gak susah kalau udah di surga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di dunia ini semua orang susah, Dave, nanti gak susah kalau udah di surga."

***

Perang dingin antara mahasiswa baru dengan panitia pun terjadi. Mereka tidak saling bicara. Tidak ada panitia yang keluar dari barak-barak mereka, begitu pun para mahasiswa baru yang bahkan tidak peduli dengan jatah makanan mereka yang tidak kunjung diberikan sejak siang tadi. Peristiwa tadi sore seolah mengikis rasa lapar dan haus dari perut dan kerongkongan mereka. Tidak ada satu pun yang terpikir apalagi berselera untuk menyentuh makanan.

Ada satu perintah yang meminta mereka untuk berbaris tadi, tapi tidak satu pun mengindahkan. Hal itu tidak lain karena semua anggota kelompok Harsa tidak ada yang keluar dari tenda mereka. Tampaknya, hal tersebut menjadi komando tidak langsung bagi semua mahasiswa baru, mereka pun melakukan hal serupa.

Sosok Harsa memang sangat menonjol di antara teman-teman seangkatannya. Selain pola pikir kritis, kemampuan argumentatif, kevokalan, dan keberaniannya dalam melayangkan protes pada hal-hal yang menurutnya bermasalah, kemampuan Harsa dalam menyatukan dan mengorganisasi teman-temannya membuat ia lebih banyak lagi dibicarakan. Secara tidak langsung, Harsa memang sudah menjadi pemimpin bagi mereka.

Harsa sendiri menyadari hal itu. Harsa menyadari bahwa eksistensi apalagi tingkah lakunya akan memengaruhi banyak orang. Itu sebabnya, Harsa selalu memikirkan dengan baik apa yang ia lakukan, dan katakan. Termasuk pemberontakan hari ini, Harsa sudah memikirkannya dengan matang-matang.

"Keberanian dari mana sih lo ngelawan panitia kayak tadi? Emang lo gak takut apa kalau mereka besok balas dendam terus tiba-tiba si Edwin sama temen-temennya itu melonco lo habis-habisan?" Pertanyaan Davian malah membuat Harsa tertawa.

"Nggak. Gue cuma takut sama Tuhan."

"Yeu, bukan itu maksud gue! Dahlah, nyerah. Suka-suka lo dah mau buat apa." Davian sudah lelah memahami pola pikir Harsa.

Dia adalah orang paling unik yang pernah Davian temui. Dia bisa bersikap tegas dan keras pada seseorang saat ia menyimpang, tapi juga bisa menjadi pribadi yang lembut dan penuh kasih sayang sebagaimana ketika ia memperlakukan adiknya, Hana. Harsa seorang yang teguh pendirian, tapi di saat yang sama ia juga menjadi seseorang yang begitu dinamis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Tidak pernah egois dan mementingkan dirinya sendiri.

"Gue mau tanya sesuatu, tapi lo harus jawab jujur." Davian menatap Harsa dengan serius.

"Biasa aja cara ngomong lo! Merinding gua!" Harsa melempar Davian dengan jaket miliknya, tidak suka dengan cara Davian berbicara.

Bahagia, HarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang