Ch.24 Nakal (+18)

1.5K 77 17
                                    

Bepppp!!
Nihh aku kasih teaser buat ke chapter selanjutnya yang lebih dari ini hahaha, inikan yang kalian tunggu, semoga kalian mulai panas juga yaaa, pliss di vote dan komen, ini cerita aku yang paling lama nembus 10k nya wkwkwk, tapi gpp, aku enjoy nulisnya soalnya.

selamat membaca deh.
Love,
Author.
♥️

CHAPTER 24

ADIL POV

Sebuah ketukan terdengar dipintu kamarku, memang sudah sejak dua jam yang lalu aku kembali ke kamarku, setelah memastikan Kak Arman aman dan demamnya tidak terlalu tinggi, aku menatap ke arah jam dinding, setengah sebelas malam, sudah sunyi sekali diluar, rumah yang biasanya ramai juga sudah dua hari ini sepi.

“Kak Arman?.” Ucapku ketika membuka pintu, ia berdiri sambil tersenyum lebar, hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan, alias Shirtless, dada bidang dengan puting kecil terpampang dihadapanku, perasaan tadi ia berpakaian lengkap.

“Gerah banget di kamar gw Dil, gw boleh masuk gak?.” Tanya dia, sejenak aku diam, tapi kemudian mengangguk mengizinkannya, pintu kembali aku tutup.

“Tadi demam banget lho kak, sekarang udah bisa senyum senyum gini, udah enakan?.” Tanyaku, ia mengangguk kemudian menidurkan dirinya dikasur, kasur yang hanya single bed dan cukup untuk satu orang itu habis oleh badannya sendiri.

“Udah enakan, tadi emang lemes banget, habis minum obat yang lu kasih, langsung enakan, laper gue, barusan turun dulu kedapur, nyemil kecil.” Aku menarik kursi meja belajar dan duduk menghadapnya, mataku menatap ke arah lengannya, sebelah tangannya berada dibelakang kepala, menampilkan rambut ketiaknya, sebelah tangannya lagi memainkan ponselnya.

“Adem amat kamar lu Dil!.” Ucapnya, tatapannya tidak pernah lepas dari layar ponsel.

“Kamar Kakak juga kan ada AC nya.”

“Iya, tapi kamar gw rasanya pengap banget, biasanya gw kalo kebangun malem gini pasti ke kamar Rama, tapi kali ini pengen kesini, gak tau kenapa.” Aku diam, tidak menjawab, membuka ponselku, melihat apakah ada notifikasi.

“Woy!.” Ia memanggilku.

“Apa? Kenapa Kak?.”

“Ngapain duduk disitu?, lu nggak ngantuk?.”

“Ngantuk Kak.”

“Sini naik, tidur samping gw!.” Ajaknya, wajahku langsung memerah hangat, malu juga, tidur berdua dengan Kak Arman? Mimpi apa aku barusan??

“Sempit Kak, gak muat.” Ucapku, ia langsung bergeser, tubuhnya bahkan sampai menghimpit tembok.

“Kagak!, cukup ini, sini naek!.” Kembali ia mengajak, aku mengangguk kemudian beranjak naik ke atas kasur, ia masih dalam posisi sama, aku tidur menyamping, memunggunginya.

“Dil!.” Kembali ia memanggil.

“hmm? Kenapa Kak?.”

“Liat deh ini!.” Aku berbalik menghadap ke arahnya, aroma tubuh Kak Arman langsung tercium, sepertinya ia menyemprotkan parfum tadi, karena wanginya masih menempel di tubuhnya, aroma vanilla leather yang jika dipakai siang hari pasti akan membuatku pusing, entah kenapa di malam hari tercium begitu nikmat dan menenangkan.

“Cantik gak?.” Tanya dia, aku menatap ke arah layarnya, seorang wanita tengah berjoget didepan kamera, memakai seragam SMA, rambutnya hitam tergerai.

“Cantik Kak, siapa?.”

“Cewek sekolah sebelah Dil.”

“Kan baru tadi selingkuhin, udah move on aja? Cepet banget.” Aku mengejeknya, ia menatapku kemudian nyengir lebar.

ArmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang