Haiiii myloveliessss!!!
Update update update!!!
Hujan gak berhenti berhenti dari siang tadi, dingin banget, enaknya selimutan sambil baca updatean terbaru Arman dong! Ya kan??? HihihiSelamat membaca yaaa! Kapal manakah yang akan berlayar? Ardil? Atau Jedil? Norak banget yakkk hahaha, jangan lupa di vote dan komen yaaawww.
See you di hari Jumat sayangkuuuu♥️♥️♥️♥️
THIRD POV
Semua yang ada di mobil terbangun ketika tanpa sengaja Arman melindas polisi tidur yang lumayan tebal dengan kecepatan tinggi, membuat semua orang didalam terlonjak kaget sambil berteriak, terutama Alya, Nadhifa, Ilsa dan Putri.
“Goblok Armannnn!!!.” Putri menempeleng kepala Arman kencang sambil mengumpat, kerudung yang ia gunakan sudah tidak berbentuk lagi, kaget dan takut terpancar di wajah Putri.
“Polisi tidur doang Put!.” Ujar Arman.
“Anjing ya, kirain gue nabrak barusan, kenapa nggak pelanin sih, kan keliatan kali.” Kembali Putri mengumpat, Ilsa dan Nadhifa membuka cermin masing masing, memastikan penampilan mereka masih paripurna setelah tertidur.
“Gue kurang fokus barusan, Sorry.” Arman meminta maaf, Putri mendengus kencang, matanya menoleh ke arah samping Arman, Adil? Dipangkuan seorang pria? Mata putri melihat ke arah kaca kecil diatas, matanya menangkap gambaran wajah pria yang sedang memangku Adil, Alis tebal Jepri dan sorot mata tajamnya, Putri kemudian kaget ketika melihat pelipis pria itu berdarah, ia berfikir, apa Adil lagi dipangku setan ya?
“Adil!.” Panggil putri, Adil menoleh kemudian menaikan alisnya bertanya.
“Siapa Dil?.” Tanya Putri penasaran, Alya menyikut pelan tangan Putri, menggerakan mulutnya, berbicara tanpa suara.
“Temennya Adil!.” Mulut Putri membentuk huruf O sambil mengangguk.
“Sorry gue main masuk aja.” Ujar Jepri, suaranya masih terdengar sedikit bergetar, berat dan seperti tertahan, Arman hanya melirik sekilas lalu kembali fokus ke arah jalan, gerbang komplek sudah terlewati, sebentar lagi mereka sampai.
“Lu kenapa Jep? Kok berdarah gini?.” Adil bertanya, merasa penasaran tentang apa yang terjadi pada Jepri.
“Hmm?.” Tanya Jepri bingung, Adil mengeluarkan ponselnya, memberikannya kepada Jepri untuk dijadikan cermin, Jepri menatap pantulan wajahnya sebentar.
“Sialan, sampe berdarah gini, gak punya otak emang.” Umpat Jepri, ia memberikan ponselnya kembali kepada Adil.
“Pakein ini nih, eh ada air mineral gak?.” Nadhifa, Adil dan Arman reflek melihat kebelakang, sejak kemarin, baru pertama kalinya Adil dan Arman mendengar Nadhifa bicara, entah kenapa, perempuan berjilbab cantik itu mengeluarkan beberapa lembar tissue, lalu membasahi tissue itu dengan air mineral milik Ilsa.
“Nih!, udah aku basahin, dibersihin dulu itu darahnya!.” Titah Nadhifa sambil menyodorkan tissue basah itu kepada Adil yang kemudian menerimanya.
“Kan ada tissue basah Nad, ngapain pake air mineral?.” Ujar Alya bertanya.
“Itu buat bersihin aja dulu, Tissue basah kan ada kandungan perfume nya, takutnya nanti kenapa Napa, pedih juga kan.” Jawab Nadhifa, kenapa dia jadi talkactive begini, padahal kemarin dia dan Ilsa menjadi tamu paling pasif dalam berbicara.
Adil membersihkan luka Jepri, bayangkan, sambil duduk dipangkuan Jepri, mengusap wajahnya lembut, menghapus jejak darah yang setengah mengering, dari jarak sedekat itu, membuat detail wajah Jepri terlihat lebih jelas, iris berwarna coklat gelap yang tampak menyimpan amarah, bibir merah yang sedikit kring meringis setiap usapan tangan Adil menerpa lukanya yang terbuka, Adil baru sadar, fitur wajah Jepri ini tidak sepenuhnya terlihat seperti orang Indo, kulis aslinya lebih cerah, apakah dia keturunan ya? Begitu batin Adil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arman
RomanceBercerita tentang Adil yang sejak kecil hidup susah setelah ditinggal Ayahnya hingga ia hampir putus sekolah ketika ia SMA, sehingga mau tidak mau ia harus bersedia untuk di urus dan disekolahkan oleh orang tua angkatnya, ia kira hidupnya akan mulai...