CHAPTER 7
THIRD POV
Jangtung Adil sudah berdetak kencang, sial sekali rasanya, bagaimana mungkin seorang anak baru sepertinya harus merasakan hukuman pertama disekolah barunya, padahal, masuk kelasnya saja ia belum pernah.
“A-anu Bu, saya baru masuk besok, s-saya murid pindahan.” Jawab Adil sedikit tergugup, terdengar bisik-bisik dari ke empat orang siswa yang sedang dihukum, sedangkan Arman, dia hanya diam sambil membuang muka.
“Terus ngapain kamu duduk disini? Udah selesai pendataannya?.” Adil mengangguk.
“Yasudah pulang sana!.”
“Masih nunggu Om saya Bu, dia lagi ada perlu sama Pak Achmad.” Jawab Adil, guru wanita itu menatap Adil tajam kemudian mengalihkan pandangannya pada ke empat siswanya yang akan dia hukum.
“Malah pada bengong!, lanjut jalan ke tengah lapang!.” Langsung saja mereka berjalan lagi.
“Ada anak baru ya ternyata?.” Ucap siswa yang bersama dengan Arman, ia menaikan bahunya.
“Kayak pernah lihat deh, tapi dimana ya?.” Lanjut siswa itu, kembali Arman menaikn bahunya.
“Kagak tahu, nggak kenal gw.” Masih terdengar ucapan Arman meskipun mereka sudah berjalan kedepan, Adil menundukan kepalanya, sepertinya Arman memang masih belum bisa menerima kehadiran Adil dengan baik, ia kira setelah pertemuannya yang pertama dengan Arman di terminal, Arman akan menerimanya dengan baik, ya meskipun dengan mulut pedas,tapi ternyata malah sikap Arman yang semakin dingin yang ia terima. Adil melihat ke arah mereka yang sedang dihukum, berjalan bebek beberapa putaran dilapang yang lumayan besar, dibawah terik matahari, entah berapa putaran yang mereka lakukan, tapi setelahnya, mereka langsung teduduk lelah sambil memijat kaki mereka masing masing, guru wanita itu terlihat sedang memarahi mereka lagi, lalu setelahnya, mereka disuruh keluar dari lapangan, sepertinya untuk kembali ke kelas, tidak melewati pohon rindang ini lagi.
“Dil!.” Badan Adil melonjak kaget.
“Kak Mira!, kaget, kirain Adil siapa.”
“Tadi Kakak keruangan tapi nggak ada kamu, ternyata disini, adem ya?.” Adil mengangguk.
“Kakak juga dulu kalo ada jam kosong suka nongkrong disini, Nih, Kakak bawain jajan!.” Ujar Mira sambil menyodorkan kotak sterofoam dan satu cup minuman dingin.
“Kak Mira nggak sekalian beli?.”
“Udah dimakan tadi, ada temen Kakak ternyata tadi, sama sama lagi kesini, katanya habis minta legalisiran ijazah, sekalian aja makan bareng, jadi ini Kakak sengaja bawa buat kamu.”
“Makasih banyak Kak.” Mira mengangguk.
“Ayah mana Dil?.”
“Masih sama Pak Achmad Kak.” Baru saja ia bilang begitu, Abas berjalan keluar dari pintu ruangan kantor guru, melihat ke arah sekitar kemudian ketika melihat posisi Mira dan Adil, ia berjalan menghampiri mereka.
“Widihhh, Adil jajan? Udah tahu kantin sekolah ini Dil?.” Tanya Abas.
“Dibeliin Kak Mira Om.”
“Oalah, pantesan aja, kirain kamu yang sengaja jalan jalan sekitar sekolah nyari kantin, mau dimakan disini aja?.”
“Udah selesai Om?.”
“Udah, besok bisa langsung masuk, nanti kamu pas masuk langsung tunggu diruang yang tadi aja, nanti dianterin ke kelas kamu.” Adil mengangguk mengerti.
“Berarti hari ini boleh langsung pulang Om?.” Abas mengangguk.
“Mau langsung pulang aja?.”
“Langsung pulang aja Om, biar Adil makan jajanan nya dirumah aja.” Abas mengangguk setuju, mereka bertiga berjalan menuju mobil dan langsung melaju meninggalakan ruangan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arman
RomanceBercerita tentang Adil yang sejak kecil hidup susah setelah ditinggal Ayahnya hingga ia hampir putus sekolah ketika ia SMA, sehingga mau tidak mau ia harus bersedia untuk di urus dan disekolahkan oleh orang tua angkatnya, ia kira hidupnya akan mulai...