Bebepp! UPDATE BEP!
(WAJIB DIBACA!)
Pengumuman.
Sebelumnya aku mau ngucapin makasih banyak buat kalian yang udah baca, vote dan komen, selamat membaca juga buat chapter ini.Aku mau ngasih tahu sekalian mau izin sama kalian bahwasannya aku mau Hiatus dulu selama beberapa hari kedepan, jadi mungkin ini update terakhir ya sampai aku aktif lagi
Alasan utamanya sih karena aku capek banget, lagi sibuk banget di kerjaan, nggak kekejar ini update tiap hari, ini aja aku telat dan kejar tayang, nulis dadakan huhuhu, jadi mohon banget untuk maklum dari kalian yaa, aku minta waktu untuk istirahat dulu sampai aku agak santai dikit.
Tenang aja, cerita ini bakal berlanjut kok, dan aku juga kalo Hiatus nggak bakal lama-lama, soalnya gampang kangen 😭😭 sama kalian.
Sekali lagi, aku mohon maaf ya kalo beberapa hari kedepan aku nggak update, tetep pantau akun wattpad aku, atau nggak Instagram aku ya, supaya tahu kapan aku mulai update lagi atau tentang karyabaru.
Makasih sayangku, jangan lupain author kesayangan kalian ini yaa, doain semoga aku selalu sehat di waktu waktu yang melelahkan ini, amiin.
In the mean time, STAY SAFE, STAY HEALTY, AND ALWAYS BE HAPPY ♥️.
CHAPTER 31ADIL POV
Waktu sudah tengah malam, suara tertawa di kamarku sudah berhenti, hening dan dingin, jika tadi Kak Arman yang memeluk tubuhku, sekarang terbalik, aku yang memeluk tubuhnya, kami sama-sama masih terjaga, efek dari kopi yang tadi ia pesan, bugar sekali rasanya, menjadikan ketiaknya sebagai bantalan, tangannya mengusap rambutku pelan, hangat tubuh Kak Arman yang mulus dan wangi, membuatku semakin nyaman memeluknya.
“Lu laper nggak Dil?.” Ia menatapku.
“Kue keju kayaknya masih ada tiga lagi deh Kak di kulkas, belum sempet Adil makan lagi.”
“Udah seminggu lebih Dil, masih bagus emang?.”
“Nggak tahu Kak, kalo makanan homemade gitu kayaknya nggak kuat lama deh.” Aku beranjak dari posisiku.
“Anter Adil turun yuk, penasaran, kita cek aja deh yuk Kak!.” Kami berdua turun, lampu ruang tengah sudah dimatikan, gelap, hanya cahaya dari dapur saja yang terlihat, Kak Arman membuka kulkas, mengambil plastik dan tray tempat terakhir aku menyimpan 3 potong kue keju, ia menunjukan tray itu ke arahku dengan wajah terkejut.
“Katanya ada tiga lagi? Ini cuman ada satu Dil!.” Ujar Kak Arman, alisku bertaut bingung, terakhir aku lihat masih ada tiga kok.
“Kok bisa?.”
“Lu makan kali Dil?!.”
“Enggak, Adil belum makan itu lagi, Adil juga baru inget kalo masih ada kue keju itu tadi, pas Kak Arman bilang laper.” Kami saling memandang bingung.
“Punya lu ya Dil?.” Suara wanita dari arah belakang membuat kami terkejut, menoleh kebelakang, Alya, sudah mengenakan baju tidur, rambutnya diikat asal, matanya masih sedikit merah dan suaranya serak.
“Tadi gw sama Putri laper, nyari makanan ke dapur eh ternyata ada cheese cake di kulkas, kirain punya Kak Mira, dia kalo soal makanan nggak terlalu masalahin soalnya.” Jelas Alya, dia mengambil sebotol air dingin dari dalam kulkas, menuangkan kedalam gelas lalu meminum hingga habis.
“Bukan masalah itu Al, tapi, emangnya masih layak makan ya? Udah seminggu lebih lho.” Ujar Kak Arman, wajah Alya yang terlihat mengantuk langsung bugar.
“Seminggu?!.” Aku dan Kak Arman mengangguk.
“Tapi rasanya nggak aneh lho, nggak bikin seret juga, masih bagus deh kayaknya, berapa lu beli Dil?.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Arman
RomanceBercerita tentang Adil yang sejak kecil hidup susah setelah ditinggal Ayahnya hingga ia hampir putus sekolah ketika ia SMA, sehingga mau tidak mau ia harus bersedia untuk di urus dan disekolahkan oleh orang tua angkatnya, ia kira hidupnya akan mulai...