Ch.35 Saling Berbalas

2.2K 146 32
                                        

Haiii anak anakku sayang!!!!

UPDATE UPDATE UPDATE NIHH!!!
Pokoknya mah, kisah cinta Adil mau aku bikin sedikit ribet, sengaja juga Adil mau aku bikin plin plan hahah, biar kalian makin greget bacanya, duhh jadi makin gak sabar nih aku nulis kegiatan mereka di kampung haha, kegiatan apa yaaaawww??? Tetep nantikan aja deh pokoknya.

Intinya, selamat datang kembali, selamat membaca, jangan lupa vote dan komen kalian yaaa.

Sampe ketemu lagi di hari Minggu.

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

THIRD POV

“Kak!.” Panggil Adil, ia sudah berada di dalam kamar Arman, terlihat Arman sedang memainkan playstation di depan televisi, telinganya ditutup oleh headset yang tersambung pada ponselnya.

“Kak Arman!.” Sekali lagi Adil memanggilnya, karena memang tadi Arman tidak mendengarnya, masih juga ia tidak mendengar panggilan Adil, seperti memang sengaja untuk tidak meresponsnya.

“Ihh!.” Geram Adil, ia beringsut mendekat ke arah Arman, melepaskan headset dari telinga Arman, membuat Arman menatap jutek kepadanya.

“Ngapa sih lu?.” Ketus Arman, Adil memutar matanya.

“Masih marah Kak?.”

“Marah kenapa? Gue kagak marah, gue lagi main games, kagak liat lu!?.” Jawab Arman, masih dengan nada ketusnya.

“Masih marah kayaknya, soalnya jutek gitu jawabnya.” Arman diam tidak membalas ucapan Adil.

“Kak!, jangan marah donggg, please.” Adil melingkarkan tangannya pada tubuh Arman, hangat tubuh Arman yang bertelanjang dada menjalar pada tubuh Adil, Aroma sabun mandinya masih menempel, bercampur keringat kering yang semakin menambah kenikmatan aroma tubuh Arman.

“Apaan sih lu, lepasin gue dah!.” Arman berontak pelan.

“Gak mau, Adil gak bakal lepasin sampai Kakak berhenti marah.” Kekeuh Adil.

“Gue kagak marah Dil, lepas dah, gue lagi main games ini!.” Adil menggelengkan kepalanya, ide jahil Adil muncul, tangannya bergerak turun, dengan cepat menggenggam kontol Arman kencang dengan tiba-tiba, tubuh Arman kaget, semakin kencang berontaknya, semakin erat juga pelukan Adil pada tubuh Arman.

“Addududuh, jangan di remes kontol gue Dil!.”

“Maafin dulu dan jangan marah lagi!, kalo nggak Adil makin remes lebih kenceng kontol Kakak!.” Bisik Adil, Arman melenguh kemudian mengangguk.

“Iya iya gue maafin, nggak gue nggak marah lagi Dil, cepet lepasin kontol gue!.” Adil tersenyum licik, merasa unggul atas kemenangannya.

“Gitu dong, jadi cowok itu harus tegas! Ungkapin apa yang bikin Kakak kesel, jelasin, bukannya malah marah marah ngasih silent treatment, gak gentle Kak!, kontol besar aja nggak cukup buat jadi cowok hebat, harus gentle juga.” Cibir Adil, Arman menatap tajam ke arah Adil, menepuk pipi Adil pelan.

“Kalo ngomong udah kayak paling bijaksana aja lu, sini!.” Dia menarik tangan Adil, membawanya kembali ke dalam pelukannya, kali ini giliran Adil yang berontak, mereka bergulat di lantai beralas karpet, tubuh Adil menindih Arman, tertawa bersama hingga kemudian pintu kamar terbuka, Adil dan Arman mendadak diam membeku, Jepri berdiri, menatap ke arah Mereka dengan tatapan aneh dan bingung, Adil lepas dari pelukan Arman.

“Ngapain kalian?.” Tanya Jepri heran.

“Jep, main PS ini, mau ikut main?.” Tawa Adil.

“Masa main PS di lantai?, yaudah sini gue ikutan dah, main Winning kan? PES aja dah, satu goal sepuluh ribu, gimana?.” Ujar Jepri sok Asyik kepada Arman, Arman hanya menatap kosong, kemudian berdiri dan naik ke atas kasur, lanjut memasang headset dan memainkan ponselnya.

ArmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang