Bebeppp!!! Update!!!
Lumayan panjang chapter ini, dan lumayan seru lah, sengaja gw gonjreng Adil Jepri Arman hahaha biar kalian bimbang.
Selamat membaca yaaa.
Jangan lupa di vote dan komen.Love,
Author.
♥️CHAPTER 28
ADIL POV
“Ini kita yang udah di test berarti bebas Pak?.” Tanya Kak Arman kepada Pak Icha.
“Iya, boleh, mau renang main-main, mau langsung pulang juga nggak apa-apa.” Kak Arman mengacungkan jempol, berjalan kembali ke arahku, Rai dan Hasbi kembali terjun kedalam kolam, sedangkan Rima pulang duluan karena ada rencana dengan keluarganya.
“Masih mau renang Dil? Apa pulang aja?.”
“Pulang aja yuk Kak!, dingin euy.”
“Bilas dulu atuh!.” Titahnya, aku mengangguk, mengambil perlengkapan mandi dari dalam tas, melihat ke arah belakang, Kak Arman mengikutiku.
“Diisi semua Dil, cuman satu yang kosong, bareng aja lah!.” Serunya, aku mengangguk setuju, duhh, kapan lagi bisa mandi bareng Kak Arman, kesempatan besar.
Ia menggantungkan handuk kecil di paku, langsung menurunkan celana basahnya, bertelanjang bulat disampingku, mengguyur badannya sendiri dengan air yang lebih hangat dari pada air yang ada dikolam, sama sepertinya, aku mulai membuka celana pendek milikku.
Aku mencuri pandang ke arah penisnya yang lemas dan menggantung, dalam keadaan dingin seperti ini aja, penisnya tidak mengkerut, berarti memang besar asli.
“Liatin apa?.” Ujarnya sambil menyabuni tubuhnya.
“Burung Kakak, bagus, nggak kerut, padahal dingin banget.” Jawabku malu malu.
“Berarti emang segede itu ya Kak?.” Lanjutku bertanya.
“Ya kalo lemes segini lah, kalo lagi bangun kan lu tau sendiri.” Ia kemudian tanpa aba-aba menyentuh dadaku dengan kedua tangannya.
“Kayak ceweklu, tumbuh gini, kayak anak baru gede.” Ia memberikan remasan pelan pada dada ini, aku membiarkannya.
“Arghhh!.” Desahku ketika tidak sengaja jarinya menggesek puting ini.
“Dih, lu desah Dil? Kenapa? Geli ya?.” Tanya dia, aku memejamkan mata sambil mengangguk.
“Mana yang geli? Ini?.” Tanya dia lagi, kali ini sambil dibarengi dengan cubitan pelan pada putingku, lagi, badanku mengejang, sialan, nakal sekali tangannya.
“Jangannn Kak, ngilu.” Aku menepis tangannya pelan.
“Balik badan coba!.” Titahnya, aku membalikan badanku, membelakanginya, terasa kedua tangannya menggenggam daging pantat ini, ia menggerakkan pantatku ke atas dan ke bawah.
“Kenyel banget, kayak cewek.” Ujarnya sambil terkekeh, aku berbalik kembali menghadapnya.
“Emang punya Kakak enggak?.”
“Kagak lah, punya gw padet, nih liat!.” Ia menggerakan daging pantatnya dengan tangannya, benar, tidak bergerak banyak pantatnya, berbeda denganku.
Ia membilas badannya, menuangkan shampo ke atas kepala, lalu membilasnya lagi, aku melihat masih ada bisa di kepala penis Kak Arman, tanganku bergerak, menyentuh penisnya, kemudian mengusap kepala penis itu lembut.
“Nakal!.” Ujarnya sambil menepis tanganku.
“Masih ada sabunnya itu.” Ujarku, ia membasuh penis itu dengan air hingga bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arman
RomansaBercerita tentang Adil yang sejak kecil hidup susah setelah ditinggal Ayahnya hingga ia hampir putus sekolah ketika ia SMA, sehingga mau tidak mau ia harus bersedia untuk di urus dan disekolahkan oleh orang tua angkatnya, ia kira hidupnya akan mulai...