28. Kekuatan Baru

983 125 14
                                    

Tameng
—28. Kekuatan Baru—

------

Pinjam pundakku, untuk mu beristirahat kapanpun itu.

------

Wilard benar-benar menjalani latihan khusus bersama dengan Jico yang langsung turun tangan mengarahkan nya. Wilard begitu bersemangat sebelumnya, namun kini sudah loyo dan ngantuk karena Jico tidak berhenti berbicara menasehati nya dengan ceramah yang begitu panjang.

Wilard mengira ia akan diajak ke ring untuk melatih ketahanan tubuhnya, yang mana sangat jauh sekali dengan kenyataannya saat ini.

Sudah lebih dari sepuluh kali Wilard menguap, dan akhirnya Jico menyadari segala kejenuhan nya. Melihat wajah bosan Wilard sangatlah mengganggu penglihatan Jico, dengan begitu ia memanggil Wilard agar bangkit dari duduknya.

"Denger ini, pertama lo harus mengumpulkan pilar yang super kokoh sebelum menguasai Suarga dan seisinya. Lo bakal jadi yang paling kokoh, tidak boleh retak sedikitpun."

Wilard mendengarkan dengan seksama, ia bisa merasakan telapak tangan Jico menyentuh dadanya tepat dimana jantungnya bekerja. Seolah memaksa untaian kata-kata Jico agar masuk kedalam dadanya.

"Tanamkan baik-baik, Suarga dibentuk bukan untuk bermasalah dan mencari musuh. Jangan pernah merubah itu, jadikan Suarga rumah terbaik untuk kita bersatu." Jico berujar pelan, agar Wilard bisa meresapi ucapannya dengan baik.

"Kalo gue gagal jadi pengganti lo, gimana bang?" Satu pertanyaan yang sedari kemarin menghantui Wilard pun terucap.

"Lo bukan pengganti gue, jangan pernah beranggapan seperti itu. Gue yakin lo pasti paham sama apa yang gue ucapin sedari tadi, jangan takut salah mengambil keputusan untuk Suarga. Lo nggak sendirian, semua anggota lo juga pasti bakal nemenin lo kapanpun itu."

Memang solidaritas yang dijunjung tinggi Suarga tidak bisa diremehkan sama sekali, Jico sudah mengajarkan mereka semua bagaimana cara menghargai setiap usaha satu sama lain. Tidak ada yang merasa tertindas, semuanya sama rata dan tidak saling mengunggulkan.

"Sekarang ganti baju lo, gue pengen ngetes kepekaan lo."

Wilard menurut, mengganti pakaiannya hingga hanya menyisakan kaos hitam dan celana pendek. Begitupun dengan Jico yang sudah lebih dulu siap dari Wilard.

Sesuai dengan harapan Wilard, Jico memang sudah berniat mengetes reflek Wilard yang perlu diperhatikan lagi. Shankara pernah bercerita padanya kalau Wilard lumayan mahir dalam urusan tonjok-menonjok. Apalagi soal menarik gas motornya di arena, Jico mendadak ingin menantang nya.

Lain kali ia akan mengajak Wilard pindah ke arena, hitung-hitung mengetes keahliannya juga. Jico bahkan sampai lupa kapan kali terakhir turun ke arena.

Mereka kini berhadapan, Jico menggulung lengan bajunya hingga pundak. Posenya seperti preman sekali, Wilard bahkan sampai berpikir sampai sana.

"Lawan gue, kalo lo menang dengan sekali percobaan gue bakal langsung mendeklarasikan lo dihadapan semua anggota Suarga sebagai calon Ketua yang baru."

Mendengar hal itu sontak semangat Wilard semakin bergejolak, menerima tantangan Jico dengan senang hati. Jika ia benar berhasil mengalahkan Jico dengan sekali percobaan maka bisa dipastikan semua anggota Suarga akan langsung memihaknya.

Memposisikan kuda-kuda nya, Jico mempersilahkan Wilard menyerangnya saat itu juga. Berkelahi dengan tangan kosong tanpa senjata apapun adalah materi pertama mereka, makanya Jico bilang ingin mengetes reflek kepekaan Wilard.

TamengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang