3. Black & Blonde

146 35 42
                                    

ACE POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ACE POV

Butuh waktu tiga puluh menit sebelum aku sampai ke rumah lama kami.

Aku meninggalkan rumah itu setahun yang lalu, begitu Skeeter meninggalkanku, kini wanita itu ingin kembali ke sana? Untuk apa?

Mobil Skeeter sudah terparkir di jalan masuk ketika aku sampai.

Betapa nekatnya. Betapa menantangnya.Seakan wanita itu tahu apa yang akan aku lakukan padanya. Tahu seberapa besar aku akan menikmati semua ini.

Skeeter pasti tahu bahwa ia tidak mungkin bisa lolos sekarang. Aku tidak akan membiarkan.

Memarkir mobilku di samping mobil Skeeter, aku meraih pistolku dan keluar dari mobil.

Daun-daun kering yang berserakan di sepanjang halaman tertiup terbawa angin dengan suara desiran yang menyerupai sebuah bisikan. Kenangan dari masa lalu yang kutinggalkan bersama rumah itu.

Mataku melirik bagasi mobil Skeeter sebelum aku benar-benar turun, mengingat suara yang kudengar dari sana sebelumnya. Tapi aku tak peduli dengan itu sekarang.

Membanting pintu mobil di belakangku, aku bergegas menaiki tangga dan menerobos masuk ke dalam rumah. Kubiarkan pintu depan menghantam dinding sebelum aku melangkah masuk.

"Skeeter !" aku memanggil sambil membanting pintu depan dan mulai mencari. Tapi di benakku, aku tahu persis di mana aku akan menemukannya, di kamar tidur.

Pintu kamar tidak terkunci dan terbuka sedikit ketika aku berdiri di depannya.

Aku menekan pintu dengan ujung pistolku dan mendorongnya. Pintu terbuka tanpa suara.

Cahaya yang menyala dari luar jendela memancarkan sedikit sinar ke dalam ruangan. Suara rintihan wanita yang akrab perlahan mengisi telingaku. Tapi kali ini rintihan yang berbeda. Bukan rintihan yang berasal dari kenikmatan rasa sakit seksual, tapi dari ketakutan dan rasa sakit yang lain.

Benar saja. Begitu aku melangkah masuk ke dalam aku menemukan Skeeter berdiri di sana. Wanita itu membelakangi jendela, membuat wajahnya yang cantik terlihat gelap dan beku.

Tidak ada perabotan di dalam ruangan, hanya dua buah kursi. Satu di dekat pintu, dan satu sasatu lagi di tengah ruangan, yang kini ditempati oleh seorang wanita berambut pirang

Wanita itu mengenakan kaos panjang dan celana dalam. Mulutnya tertutup kain dengan kedua tangan terikat di kursi. Darah masih basah di rambutnya yang acak-acakan, mengotori warna pirangnya tepat di atas garis rambut. Wanita itu sepertinya dipukul di kepala dengan sesuatu. Air mata yang mengalir dari mata kesarnya membentuk garis hitam maskara sepanjang pipinya yang memerah. Wanita itu terlihat ketakutan.

Wanita itulah pasti yang tadi menggedor-gedor di dalam bagasi.

Skeeter tersenyum padaku dari seberang ruangan, penuh cinta, buas. Pisau tergenggam di tangannya, terayun di samping pahanya yang tertutup celana panjang hitam ketat. Sepatu boot hitam bertumit enam inci itu membuatnya tampak menjulang di belakang wanita yang ketakutan.

'Till I Die [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang