22. Gwen

69 20 27
                                    

ACE POV

"Gwen," wanita itu berkata memperkenalkan diri.

"Ace," aku membalas dengan senyum tipis dan gelap.

"Nama yang unik. Apa yang membawamu minum sendirian di tempat seperti ini, Ace? Masalah dengan pekerjaan? Atau istri di rumah, mungkin?" wanita itu melirik jari manisku yang kosong.

Aku melepaskan senyuman kecilku sebelum menjawab, "Untungnya, aku tak punya istri yang membuatku harus menenggelamkan kesedihanku di sini."

Wanita itu ikut tersenyum dan menyesap minumannya. Lalu dia menggeser gelasnya ke samping dengan ujung jarinya yang panjang dan menyandarkan sikunya di atas bar.

Dengan gerakan anggun, ia menyilangkan kakinya ke atas yang lain dan membiarkan roknya yang pendek terangkat hingga ke atas paha. Sebuah gerakan yang membuat mataku secara otomatis terbang ke bawah dan menatap kakinya yang panjang dan jenjang.

Seperti yang kukatakan, Gwen adalah wanita yang sangat percaya diri di balik topeng pemalu yang ia kenakan. Wanita itu adalah seorang pemburu. Terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan. Terbiasa dengan pria yang berlutut di depannya dengan air liur menetes, yang terlalu terpaku menatap dadanya hingga tidak sadar bahwa mereka sedang dimainkan.

Malam ini akan jadi malam yang menarik untuk Gwen, karena sama sepertinya, aku juga adalah seorang pemburu.

Jika saja bukan untuk tujuan menemukan Skeeter, aku mungkin akan menikmati apa yang kulakukan. Aku akan bermain lebih lama dan lebih lambat. Mungkin aku akan menghabiskan waktuku untuk memahami wanita ini. Memahami strateginya. Hanya karena aku bisa dan aku bosan, dan hanya karena wanita itu cukup mirip denganku dan sangat cantik.

"Apa yang terjadi?" wanita itu bertanya sambil menunjuk pipinya sendiri. "Luka itu."

Matanya tampak bersinar penuh rasa penasaran.

"Pisau," aku menjawab sambil membiarkan mataku menatap langsung ke matanya.

"Wow," wanita itu berkomentar sambil tertawa. "Apakah kau semacam mafia?"

Aku mendekat, menutup jarak di antara kami dan menghirup aroma tubuhnya. Tatapanku menyapu lekuk lehernya dan kelembutan bibirnya yang berwarna mawar gelap.

"Mafia?" Aku tertawa sambil menggeleng. "Tentu saja bukan."

Aku mendekat sedikit lagi hingga ia bisa merasakan hangat napasku di sisi lehernya.

"Aku lebih berbahaya dari mafia, Gwen," aku membisik.

Aku bisa merasakan tubuhnya mendekat padaku dengan antusias.

"Oh ya?"

"Dengar," aku melanjutkan. "Aku bukan pria yang suka berbasa-basi, doll. Aku tidak punya kesabaran untuk saling mengenal atau berbagi informasi tidak penting untuk mencairkan suasana sebelum aku membawamu pulang dan berhubungan seks denganmu." Aku merasakan tubuhnya menegang dan napasnya mulai dalam, tapi wanita itu tak sedikitpun bergerak menjauh. "Jika kau ingin pergi denganku, aku bisa membawamu pergi, tapi biar kuberitahu sesuatu tentangku sebelum kau memutuskan."

Aku menarik diri, menatapnya, dan menunggu reaksinya.

Mata Gwen terbuka lebar, bibirnya yang penuh membuka sedikit. Ia bukan lagi wanita percaya diri yang penuh permainan seperti saat pertama menghampiriku. Ia kini terlihat terkejut, mungkin untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

Setelah terdiam cukup lama untuk berpikir, ia akhirnya bertanya, "Ok... Apa yang ingin kau beritahukan?" Kemudian ia tertawa gugup dan menambahkan, "Jangan katakan bahwa kau hendak membunuh dan membuangku ke tempat sampah setelahnya."

'Till I Die [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang