Episode 33

3 0 0
                                    

"Chik, tumben lo naik taksi? Pacar lo mana?" Belum apa-apa, Michika sudah ditodong pertanyaan ini oleh Nindy, yang melihatnya turun dari taksi di depan pintu lobby kantor She-Ya.

Di samping Nindy, ada Chava yang sama seperti Nindy, terkejut melihat Michika datang sendiri, tanpa Oisin seperti biasanya. Diam-diam, Chava menunggu jawaban apa yang akan terlontar dari mulut Michika.

Michika terdiam beberapa saat. Hatinya berdesir saat Nindy menanyakan hal itu. Tapi ia sudah menyiapkan hati dan mental untuk hal ini. Ia pun menjawab dengan belagak santai, "Udah nggak butuh." Lalu tanpa mengatakan apa-apa lagi, ia pun segera masuk ke dalam studio.

Mulut Nindy langsung membulat. Kaget juga terkesan dengan jabawan savage Michika. "Anak-anak jaman sekarang ya, ckck."

Sementara itu, Chava malah sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia ingat, semalam Oisin mengiriminya pesan kalau dirinya akan mengakhiri semuanya. Apakah maksudnya, hubungan Oisin dan Michika yang diakhiri? Benar tidaknya, Chava tidak tau karena sampai detik ini Oisin tidak menghubunginya lagi.

Sore ini akhirnya syuting untuk iklan produk baru dilakukan setelah berhari-hari berlatih dan menghafal script. Syutingnya sendiri dilakukan di dalam studio. Hal itu memudahkan Michika maupun tim karena tidak perlu repot-repot membawa barang-barang seperti saat Michika syuting iklan di outdoor untuk pertama kali. Terlebih, kemampuan Michika di depan kamera makin bagus. Hanya dalam sekali take, syuting pun selesai. Para staff jadi merasa senang, karena artinya mereka tidak harus lembur.

Meski semua berjalan lancar, bahkan sangat lancar, namun Chava yang sedari tadi terus memperhatikan Michika berhasil me-notice adanya sesuatu yang berbeda dari Michika. Biasanya Michika akan aktif berbaur bersama staff untuk sekedar me-review pekerjaannya atau mengobrol ringan sambil bercanda. Tapi kali ini Michika lebih banyak diam. Bahkan setelah syuting selesai, ia segera menghapus riasannya sendiri, berganti baju dan pamit pulang tanpa ikut menikmati traktiran makan-makan dari Gading.

"Chik, udah ditungguin tuh, sama pacar lo di tempat parkir." Ucapan itu Michika dengar saat ia sudah sampai lobby. Ucapan itu dilontarkan oleh salah satu staff yang tak Michika kenal. Michika sempat heran, ternyata gosip kalau Oisin adalah pacarnya tak hanya tersiar di divisi yang berhubungan dengannya saja, tapi juga di divisi lain ya? Tapi lebih dari itu, Michika lebih terkejut saat mengetahui informasi itu.

Oisin ada di tempat parkir? Untuk apa? Untuk siapa? Bukannya Oisin sudah tidak melakukannya lagi?

Di tengah kebingungan itu, Michika merasakan tepukan di satu bahunya yang membuatnya tersadar kalau ia sudah berdiri menghalangi jalan. Ia pun segera bergeser sembari menoleh ke orang yang barusan menegurnya.

"Hai." Raksaka langsung menyapa Michika dengan ramah dan senyumannya yang manis.

"Eh... Ya... Hai." Michika cukup terkejut.

"Gue perhatiin dari tadi lo bengong di jalan. Ntar kesambet loh."

"Iya sori. Ini udah nggak bengong lagi kok." Michika kembali menoleh ke arah depan dan mulai melangkahkan kaki. Ia sendiri tidak tau, harus ke mana melangkahkan kakinya. Apakah harus menemui Oisin di tempat parkir atau langsung ke depan kantor saja untuk menyetop taksi.

"Michika, Michika." Raksaka segera mengejar Michika sebelum Michika pergi lebih jauh.

"Hm?" Michika berhenti dan segera bertanya untuk apa Raksaka mengejarnya.

"Waktu itu kan gue minta lo repost postingan gue di IG, tapi sampe story gue ilang, lo nggak repost-repost."

"Hah? Postingan apa ya?" Michika tidak ingat.

The Girl I Met That DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang