Episode 28

3 0 0
                                    

Setelah mendengar pengakuan perasaan Michika, ditambah dengan tekanan dari Oisin, Viktor hanya bisa pasrah saat Michika dan Oisin memintanya untuk memberi pengakuan bahwa memang benar dirinyalah yang selama ini menguntit Michika. Tentu saja Michika merekamnya untuk dijadikan barang bukti. Selain rekaman itu, Michika juga merekam seluruh isi kamar Viktor yang dipenuhi foto dirinya.

Oisin menghampiri Michika yang masih belum selesai merekam foto-foto di dinding kamar Viktor sambil memberikan selembar foto yang ia ambil dari salah satu dinding. Michika menerimanya dan melihat foto itu. Matanya langsung melotot sejadinya, sebab foto itu benar-benar... "BRENGSEK LO, VIKTOR!"

"Michika... Jangan sobek foto itu! Foto—Michikaaaa...!" terlambat. Usaha Viktor untuk mempertahankan foto itu sia-sia karena Michika sudah terlanjur merobeknya hingga menjadi bagian-bagian amat kecil.

"Dari mana dia bisa dapet foto itu?" tanya Oisin.

"Sin, gue BA She-Ya, bukan model majalah Playboy!" seru Michika dengan wajahnya yang memerah. Ia marah besar pada Viktor sekaligus malu pada Oisin karena foto itu. Foto yang jelas-jelas bukan foto asli dirinya. Foto itu sudah Viktor edit. Jadi Viktor menggunakan foto model menggunakan bikini yang wajahnya diganti dengan wajah Michika.

"Oh, jadi itu editan?"

"Menurut lo?!" sentak Michika kesal.

Oisin tidak menjawab. Matanya mulai menurun. Dari yang semula menatap wajah Michika, lalu ke dada Michika.

"Lo liatin apa?!" sentak Michika sekali lagi.

"Hm. Ukuran lo nggak segede itu." Oisin tersenyum miring, kemudian melenggang pergi meninggalkan Michika yang speechless karena baru saja mendapatkan pelecehan.

"SIIIIIIN!!!!!" Michika baru berteriak beberapa detik setelahnya.

*

Keluar dari kost Putra Dharma, langit sudah gelap. Tidak disangka, Michika dan Oisin menghabiskan waktu cukup lama di dalam kamar Viktor. Setelah menyuruh Viktor membuat kesaksian dan merekam kamar Viktor, Michika dan Oisin bersama-sama membersihkan kamar Viktor dari foto-foto Michika. Setelah memastikan semua foto Michika yang ada di kamar itu copot, Michika membawanya pergi.

"Mau lo apain itu foto?" tanya Oisin yang berjalan menyusuri jalan di samping gadis itu. Mereka harus kembali ke sekolah karena mobil Oisin masih berada di tempat parkir.

"Gue bakar." Jawab Michika tanpa menoleh.

"Foto lo sendiri mau lo bakar?"

"Terus menurut lo buat apa? Dipajang di kamar kayak kamar Viktor tadi?"

Diam-diam Oisin memperhatikan cewek yang berjalan di sampingnya.

"Sekolah masih jauh apa? Gue udah capek banget." gadis itu mulai mengeluh.

Oisin mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya, lalu ia tunjukkan benda itu kepada Michika.

Langkah Michika terhenti seketika. Wajahnya kembali memerah. Rasa kesalnya kembali muncul. Karena untuk kedua kalinya, Oisin menunjukkan foto yang serupa dengan foto yang sudah ia robek tadi. "Sin, kenapa lo—"

"Tadi gue nemu lagi terus gue ambil."

Michika bersiap mengambil foto itu dari tangan Oisin. Tapi Oisin langsung mengamankannya dan memasukkannya kembali ke dalam saku kemeja. "Sin, nggak, Sin. Nggak gitu. Sini, fotonya, biar gue bakar." Michika meminta kembali foto itu dari Oisin, tapi Oisin tidak mendengarkannya. "Sin, sini, Sin." Gadis itu terus mencoba mengambil fotonya langsung dari saku kemeja Oisin.

Alih-alih tidak membiarkan gadis itu mendapatkan fotonya, Oisin segera berlari kabur mendului Michika.

Michika tidak tinggal diam. Tentu saja, ia langsung mengejar cowok itu. "Sin, kalo lo mau foto gue, bilang aja, ntar gue kasih! Tapi please, jangan foto itu!" gadis itu berteriak.

The Girl I Met That DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang