Chapter 37 Penentuan

158 22 2
                                    

"Kalo permainan individu bisa menang, buat apa permainan tim" ucap Michie masih dengan nada tinggi.

Plakk

Pelatih Zahra menampar keras pipi kanan Michie, sang empu yang mendapatkan tamparan dipipinya memegang pipinya yang merah dan menatap tajam pelatihnya. Sorakan ejekan terdengar dari para pendukung SMA Apsara.

"Kamu serius ngomong kaya tadi?" ucap Pelatih Zahra dengan mata yang sudah berkaca - kaca.

"Kamu engak menghargai perjuangan teman kamu"

"Kamu tidak menghargai kerja keras dan pengorbanan teman kamu"

"Bagaimana jika dibalik kalau mereka tidak membutuhkan kamu"

"Bagaimana perasaan kamu?" ucap Bu Zahra sambil menatap lekat mata Michie.

"Aku tau kalian semua pemain elite ketika SMP"

"Tapi liat lawan kalian"

"Kalian ada yang tahu mereka mulai main voli dari kapan?"

Tidak ada jawaban dari jawaban para pemain SMA Apsara, mereka hanya terdiam sambil menggelengkan kepalanya.

"Hanya Freya dan Yori yang sudah lama main voli tetapi tidak pernah ikut kejuaran"

"Sisanya baru beberapa bulan, bahkan mereka semua amatir"

"Mereka melawan kalian yang elite seperti kalian ibarat Nabi Daud melawan Goliath"

"Disini kalian yang jadi Goliath"

Tidak ada yang menyangah ucapan Bu Zahra, mereka hanya tertunduk tertampar ucapan Bu Zahra.

"Mereka bermain sebagai kesatuan, mereka saling bergantung satu sama lain" lanjut Bu Zahra.

"Mereka tidak saling mengandalkan"

"Aku minta maaf sama kalian terutama untuk Michie, setelah pertandingan ini aku akan mengundurkan diri" ucap Bu Zahra lalu duduk di kursinya sambil menundukkan kepalanya.

Tidak ada kata - kata yang keluar lagi dari Bu Zahra, semua pemin saling bertukar pandang tidak mengerti apa yang akan di lakukan. Peluit dari wasit berbunyi menndakan babak penentuan akan segera dimulai. Sebagai kapten Michie hanya bisa menyuruh timnya untuk menuju lapangan sambil melihat kearah Pelatih Zahra.

Semua pemain sudah bersipa dilapangan, pertandingan dimulai dengan ditiupnya peluit dari wasit. Awal set penentuan ini SMA 48 mampu menguasai pertandingan. Kondisi tim SMA Apsara yang sedang tidak baik mampu memberikan keuntungan untuk SMA 48.

Mereka mampu mencetak angka secara beruntun sedangkan SMA Apsara bermain dengan sangat buruk, mereka kehilangan kordinasi mereka. Tidak ada komunikasi yang terjadi bahkan beberapa kali mereka hampir bertabrakan untuk mengambil bola. Beberapa kali Michie dan anggota timnya yang lain melirik ke pelatihnya untuk meminta arahan, namun Pelatih Zahra masih menundukkan kepalanya.

Bu Feni meminta time out padahal timnya sedang unggul dengan lima poin hal ini tentu membuat Pelatih Zahra melihat ke arah Bu Feni dengan wajah keheranan. Semua pemain berkumpul dibench masing - masing.

Bu Feni berjalan menuju ke bench SMA Apsara menghanpiri Pelatih Zahra. Bu Feni langsung memeluk dengan erat Pelatih Zahra, tentu yang dipeluk membalas pelukan Bu Feni dengan erat. Air mata mengalir di pipi Pelatih Zahra untuk meluapkan perasaan yang berkecamuk dihatinya.

"Tim kamu butuh kamu" bisik Bu Feni.

Mendapatkan bisikan Bu Feni, air mata pelatih Zahra berhenti dan ia melepaskan pelukan Bu Feni. Ia membasuh pipinya yang basah dan kembali menghadap ke timnya.Bu Feni meninggalkan bench SMA Apsara sambil tersenyum.

Flying High (FreFlo, FreCi, FreFio, FreSha, FreYor)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang