Chapter 56 Pemandangan Di Atas

183 28 4
                                    


"Aura sang raja memang beda ya" ucap Bu Feni yang membuyarkan lamunan para pemain SMA 48 yang menatap para pemain SMA 85 yang berjalan menuju ruang ganti.

"Tapi kita yang akan menurunkannya sang raja dari singgasananya" ucap Yori.

"Mereka udah terlalu lama terlena disinggasananya" balas Katrhina.

"Semangat yang bagus duo bokem" ucap Bu Feni dengan wajah tersenyum kearah Yori dan Kathrina.

"Hahaha duo bokem" Adel tertwa mendengar perkataan dari Bu Feni.

"Biarin kita berdua adlah bocah kematian yang akan melengserkan oligarki yang berkuasa" balas Yori.

"Betul betul betul" ucap Kathrina dengan menganggukn kepalany berkali - kali.

"Ngeri duo bokem, pinggir jurang becandanya" ucap Jessi.

"Tumben akur berdua" ucap Gita.

"Sudah - sudah ayo kita siap - siap diruang ganti" ucap Bu Feni.

"Baik bu" jawab mereka kompak.

Suasana di Gelanggang olahraga pagi ini sangat ramai, tribun penonton penuh sesak dengan penonton. Mereka semua orang ingin menyaksikan pertandingan sang raja SMA 85 melawan tim kuda hitam SMA 48. Penonton yang hadir didominasi oleh pendukung SMA 85 yang selalu mengikuti pertandingan SMA 85.

"Ini saatnya pembuktian hasil kerja keras kalian" ucap Bu Feni memulai meeting sebelum pertandingan diruang ganti SMA 48.

"Ingat semua orang yang sudah membantu kalian saat ini, ingat semua lawan yang sudah memberikan pelajaran berharga buat kalian"

"Bermain lepas percsy dan yakin kalian juga hebat"

"Dan satu lagi yang perlu kalian ingat" uca Bu Feni terhenti menatap para anak didiknya.

Para pemain SMA 48 dan Marsha menatap tajam ke arah Bu Feni, menunggu kata - kata lanjutan dari Bu Feni.

"Kalian penjahatnya" ucap Bu Feni Tersenyum.

Senyum jahat terukit diwajah para pemain SMA 48, mereka salaig memandang satu sama lain lalu tertwa keras. Mereka senang dengan julukan penjahat mau bagaimana pun mereka adalah para berandal sekolah yang selalu bertukar pukulan dan saling menjatuhkan untuk menguasai SMA 48.

"Gita silahkan" ucap Bu Feni memberikan Gita kesematan untuk berbicara.

"Sekali lagi aku ingin berterima kasih kepada kalian semua" ucap Gita membuka pembicaraan.

"Di kelas XII ini aku diberikan kesempatan untuk menciptakan sejarah bersama para berandalan yang dipndang sebelah mata"

"Ayo kita buat sejarah kita pada hari ini" ucap Gita sambil tersenyum menatap satu persatu teman seperjuangannya.

"SMA 48" teriak Marsha.

"Hancurkan" jawab mereka semua dengan lantang lalu bertepuk tangan.

Dengan semangat tinggi mereka semua keluar untuk bersiap menuju lapangan. Wajah penuh semangat menghiasi para pemain SMA 48. Bu Feni tersenyum bangga melihat raut wajah para anak didiknya. Mereka sampai dilorong menuju lapangan bersiap masuk kelapangan. Mereka mendengar suara dukungan untuk SMA 85 menggema di lapangan. Para pemain SMA 48 tidak gentar dengan suara dukungan para pendukung SMA 85.

"Fre kita bungkam mereka ya" ucap Yori memandang Freya.

"Iya" Freya mengangguk untuk menanggapi ucapan Yori.

"Ayo masuk" ucap Marsha yang dibalas dengan anggukandari semua anggota tim.

Suara sorakan dukungan terdengar dari pendkung kedua tim ketika para pemain dari kedua tim memasuki lapangan. Meskipun suara dukungan didominasi menyerukan nama sekolah SMA 85. meskipun pendukung SMA 48 lebih sedikit tetapi tetap mampu terdengar ditengah - tengah suara pendukung SMA 85.

Flying High (FreFlo, FreCi, FreFio, FreSha, FreYor) COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang