Chapter 39 — Aftermaths of The Livestream
————————————————————Su Yi dibangunkan oleh pemberitahuan telepon.
Dia sedang tidur miring, pinggangnya dengan nyaman berada di tangan besar pria itu, kehangatan dadanya menyebar di punggungnya.
AC memenuhi ruangan, selimut tebal hotel masih menempel padanya. Di luar sedang hujan gerimis yang jarang terjadi.
Kenapa rasanya sangat nyaman!
Merasakan gerakannya, Chu Ying membuka matanya dan mengusap daun telinganya dengan bibirnya.
"Bangun?"
"Ya."
Su Yi tidak bisa menahan senyumnya. Dia berbalik, dan mencium dagu pria itu, lalu menggunakan tanyannya untuk menutupi wajahnya.
Chu Ying tidak bisa menahan tawa saat dia menangkap lengannya. "Apa yang kamu sembunyikan?"
"Aku tidak mau kamu melihatku dalam keadaan seburuk ini." Su Yi terdengar sangat serius.
Chu Ying tersenyum, dia melihat ke bawah dan menciumnya sambil berkata, "Aku bisa berpura-pura tidak melihat."
Sayang sekali Chu Ying tidak tahu kalau Su Yi tidak mendengarkan perkataannya saat Su Yi tertawa dan bersembunyi di pelukannya. Saat dia akan mengangkat pakaian Chu Ying dan ingin meraba nya, gerakannya terganggu oleh bel pintu.
Tidak ada yang bisa dilakukan selain menggaruk diri sendiri beberapa kali sebelum turun dari tempat tidur untuk membuka pintu.
Wu Xue tidak menyangka kalau tidak akan ada tanda-tanda orang yang biasanya bangun lebih awal dari pada asistennya saat-saat syuting hari ini, karena dia hampir terlambat. (Maksudnya SY)
Setelah beberapa saat, pintu akhirnya terbuka. Dia baru saja akan berkata 'kamu' tapi dia langsung menelan suaranya.
Orang yang membukakan pintu dalam rambutnya berantakan, pipinya benar-benar merah, senyum konyol terpampang di wajahnya, jubahnya tergantung di tubuhnya, dan leher yang dipenuhi titik-titik merah. Dengan satu kali pandangan dia tahu apa yang telah terjadi tadi malam, dan bisa dibayangkan betapa bersemangatnya mereka.
Su Yi Berbicara lebih dulu. "Apakah ada yang salah?"
"Kamu masih berani bertanya, apakah kamu tahu jam berapa sekarang? Apakah kamu tidak akan pergi ke lokasi syuting hari ini?" Wu Xue memastikan untuk menurunkan volumenya. "Aku tidak mengganggu tidur bos besar, kan?!"
"Jam berapa?"
Dari baru bangun sampai saat ini dia belum melihat jam, dia baru mengingatnya saat ini setelah Wu Xue menyebutkannya.
"Delapan tiga puluh, hari ini kamu syuting jam sembilan."
Mata Su Yi membelalak. "Kenapa kamu tidak membangunkan aku lebih awal!"
Aku sudah meneleponmu, kata Wu Xue polos. "Aku juga mengirimi WeChat, karena aku tidak mendapatkan balasan apapun makanya aku datang."
"Baiklah, sekarang hampir tidak ada waktu tersisa, panggil sopirnya, aku akan siap-siap."
Saat dia masuk kembali, dia melihat kalau Chu Ying sudah berpakaian sendiri. Melihat Su Yi terburu-buru, dia bertanya, "Ada apa?"
"Aku terlambat." Su Yi ke kamar mandi dengat terburu-buru. Setelah beberapa saat, terdengarlah sebuah- "Apakah kamu ingin aku membantumu mengisi pasta gigimu?"
Sudut bibir Chu Ying menjadi aneh. "Baiklah."
Saat dia masuk Su Yi masih menyikat giginya, dengan sebuah naskah di film di tangannya. Dia mempelajarinya dengan hati-hati dengan mata yang menyipit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] He's Mine, No Objections Allowed
RomantikNovel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG/PENULIS) SAYA HANYA MENERJEMAHKAN KEMBALI DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA JUDUL : He's Mine...