Chapter 42 — That Thing Is Called Su Yi
————————————————————Kerutan alis Chu Ying semakin erat.
Su Yi menghapus air matanya dengan cepat dan, dengan suara normal, berkata, "Beri aku waktu sebentar, aku belum selesai syuting untuk hari ini."
Tapi, pria itu langsung membantah. "Tidak."
"Staf telah bekerja keras untuk mengatur adegan, jangan sia-siakan usaha mereka." Dia mengangkat matanya yang basah, dan berkata, "Kami akan kembali setelah ini."
Seolah diberi aba-aba, begitu dia selesai berbicara, seorang staf datang mengetuk pintunya. "Yi-jie, uh ... Sutradara Li memintaku datang untuk menanyakan apakah kamu sudah selesai istirahat."
Setelah Su Yi keluar, Chu Ying masih berdiri di sana, menyipitkan matanya pada orang yang duduk di sofa.
"Apa yang terjadi."
Chu Xi menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku berada di ruang rias sepanjang waktu."
Chu Ying mengangkat alisnya dan berkata dengan kesal, "Apa gunanya kau ada di sini."
Chu Xi: "???"
Setelah saudara kandungnya selesai menyapa dengan cara khusus ini, Wu Xue memberitahunya semua yang telah terjadi.
Chu Ying terdiam, dan setelah mendengarkan sampai akhir, berkata dengan datar, "Itu saja?"
Wu Xue merasa seperti dia melapor ke atasan, dan otomatis menjawab. "Iya."
Chu Ying mengangguk, lalu berbalik dan keluar dari ruang rias.
"Kenapa kakakmu tidak terlihat marah sama sekali?" Wu Xue bergumam. "Tadi saja di tempat kejadian, aku bisa saja mati karena marah."
Chu Xi, di sisi lain, cuek. "Sudah lama sekali aku tidak melihat kakakku marah, ini terlihat masih menakutkan."
"........"
Chu Ying berjalan ke belakang kamera, dengan tangan di sakunya, ekspresi tenang.
Saat dia berdiri di sana, dia menyadari, terlepas apakah Su Yi sakit, atau menangis, suaranya tidak terlalu berubah. Dia mengucapkan dialognya dengan halus dan alami, suaranya memesona; Qipao yang menempel pada dirinya benar-benar menonjolkan lekuk tubuhnya yang indah.
Saat mengingat saat-saat indah yang dia miliki dengan kecantikan yang terbungkus kain itu, mata Chu Ying akhirnya sedikit melembut.
Di tengah jalan, Wu Ke tiba-tiba berhenti.
Beberapa detik kemudian, dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Aku terpengaruh oleh apa yang baru saja terjadi, aku rasa aku tidak bisa masuk ke dalam karakter. Sutradara Li, bagaimana kalau kita mengubah jadwal untuk adegan ini ke lain waktu... atau hapus saja adegan itu?Sepertinya itu bukan bagian yang sangat penting."
Pada tingkat senior seperti dia - dicela oleh Su Yi barusan bukanlah sesuatu yang bisa dia abaikan begitu saja. Dia ingin memberi tahu Su Yi kalau sebelumnya hanyalah pelajaran kecil yang dia berikan. Selama dia mau, dia bisa memotong bagiannya kapan saja dia mau.
Suasana hati Su Yi sudah membaik setengahnya, jadi dia diam saja. Dia akan menyimpan ini di buklet kecil penyimpan dendam di dalam hatinya, dan menambahkan paragraf yang panjang tentang kejadin ini.
Seseorang harus menunggu waktu dan kesempatan yang tepat untuk membalas dendamnya.
Pada saat ini dia tidak ingin berurusan dengan Wu Ke, tapi bukan berarti dia tidak bisa berurusan di masa depan. Roda keberuntungan selalu berputar kadang diatas kadang di bawah; apa yang sudah diperbuat akan dibayar kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] He's Mine, No Objections Allowed
RomansaNovel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG/PENULIS) SAYA HANYA MENERJEMAHKAN KEMBALI DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA JUDUL : He's Mine...