Chapter 19

25 4 0
                                    

Chapter 19 — I'll Take It that You're All Blind
————————————————————

Wu Xue bertugas untuk mengemudi. Su Yi, terbungkus seperti pangsit nasi, menyelinap ke dalam mobil.

Wu Xue masih khawatir. "Ada begitu banyak paparazzi yang mengikutimu akhir-akhir ini, bagaimana kalau kamu tidak ikut? Aku akan baik-baik saja."

"Jangan banyak bicara, cepatlah mengemudi," desak Su Yi sambil bermain dengan ponselnya. "Cepat urus itu agar kita bisa pulang dan tidur lebih cepat."

Saat mereka sampai di bar, setelah turun dari mobil, Su Yi mendengus. "Pacar kecilmu sangat kaya."

Su Yi belum pernah ke tempat ini sebelumnya, tapi dia pernah mendengar kabar bahwa kalau ingin datang kesini mereka harus booking tempat dulu setidaknya dua minggu sebelumnya dengan jumlah tagihan minimum yang ditentukan. Lupakan Liu Minghao dengan gaji polisi yang ke il, bahkan Wu Xue pun akan merasa sakit kepala jika dia berkunjung sekali kesini (pusing karena abis duit banyak).

Wu Xue tidak mengatakan apa-apa.  Keduanya memasuki bar bersama.

Jam 11 malam,  saat bar berada di keramaian puncaknya. Lampu yang redup dan tidak jelas dengan sinar warna-warni memantul pada wajah, membuat udara terasa agak berkabut.

Musik yang riuh yang dimainkan DJ itu membuat Su Yi merasa sangat pusing.

Wu Xue membuat beberapa panggilan, ekspresinya muram. "Dia tidak mengangkat ponselnya."

"Kamu lihat ke dalam sana." Su Yi secara acak menunjuk dan membagi tempat itu.  "Aku akan mencari di bagian sini."

"Tidak," kata Wu Xue. "Ada begitu banyak orang disini, lebih baik kita pergi bersama."

Su Yi melepaskan tangannya dari genggaman Wu Xue. "Aku sudah cukup dewasa, aku tidak akan tersesat."

Tempat pertama yang diperiksa Su Yi adalah toilet.

Biasanya banyak orang mabuk pingsan ditoilet. Su Yi berjalan dengan cepat, tapi sebelum dia sampai di toilet dia berpapasan dengan seseorang.

Itu adalah seorang gadis, dengan sosoknya yang mungil. Saat dia tertabrak dia kemudian jatuh dan pantatnya mendarat di lantai.

Su Yi mengulurkan tangan untuk membantunya. "Apakah kamu baik-baik saja?  Maaf, tadi aku sedang terburu-buru."

"... tidak apa-apa, kamu bisa pergi." Pipi gadis itu merah, dia mendorong tangan Su Yi dan berdiri sendiri. "Lain kali berhati-hatilah... kenapa kamu begitu tinggi?"

Su Yi tidak ingin membuang waktu, jadi setelah selesai meminta maaf, dia bersiap untuk pergi.

Tapi dia ditahan oleh orang di belakangnya. "Tunggu sebentar, kamu pergi begitu saja?"

Su Yi berhenti dan sedikit bingung. "Bukankah kamu yang bilang aku bisa pergi?"

"Bisakah kamu ceritakan bagaimana kamu bisa tumbuh setinggi ini?"

Seluruh bar berbau alkohol. Dia tidak tahu apakah embusan itu berasal dari kursi di sampingnya, atau dari gadis di depannya.

Dia mengerutkan keningnya dan pergi.

Dia hanya mengambil beberapa langkah saat berbalik dia melihat beberapa pria mengelilingi gadis itu dengan senyuman dan membawa gadis itu ke toilet.

Toilet pria!

Gadis itu terlihat sangat marah. Saat dia mendorong mereka menjauh, dia menampar pria yang berada tepat di depan.

Awalnya pria itu agak lengah, tapi ketika pria itu sadar kalau dia ditampar, pria itu menarik gadis itu lebih keras.

[END] He's Mine, No Objections AllowedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang