Dika sebenernya agak kepo dengan kegiatan Adara yang fokus ke HP saja namun ia gengsi untuk bertanya. Setelah 5 detik Adira yang bertanya kepada kembaran yang dari awal berjalan sibuk dengan HP.
"Ka.. Luh fokus banget sama hp, ada apa sih?" Adira.
Kepo" Adara.
"Ih bener-bener" Adira.
"Ada masalah di Cafe" Adara.
"Kenapa?" Adira.
"Ada yang sabotase, besok gue mau ngurusin" Adara.
"Perlu gue temenin ngk?" Adira.
"Ngk usah, biar jadi urusan gue dan nanti mintol ama kawan gue juga buat selidiki dari sisi pelayan" Adara yang menjelaskan kepada Adira.
"Oke dah" Adira yang sedikit tersenyum karena dia menghayal bisa janjian untuk ketemuan.
"Besok luh dirumah ajh dan gue ngk izinin luh jalan bareng ama Akra" Adara yang sudah paham dengan senyuman adeknya.
"Yah-yah" Adira yang sedikit kecewa.
"Kalo sandainya luh nekat, gue akan sita semua fasilitas luh dan uang jajan selama 3bulan" Adara yang mengancam kembarannya.
"Ih.. Jangan doang.. Yah gue nurut luh" Adira.
"Kenapa sih? Nenek lampir pulang.. Udh bagus di Australia" Adira yang mengomel yang sangat pelan tapi seorang Adara mendengarnya.
"Gue denger yah!!" Adara.
Adara dan Adira memiliki Cafe. Cafe tersebut usaha dari Adara dan Adira sejak Adara dan Adira SMP. Ia mulai dari cafe kecil dan sekarang cafe cukup besar + berbintang.
****
Di pagi yang cerah.. 3 orang yang sedang makan diruang makanannya. Cuman terdengar dentingan sendok dan garpu saja, pada akhirnya salah satu mereka membuka suaranya.
"Dek.. Luh punya nomor Adara ngk?" Dika yang bertanya ke Pipit.
"Gue jga dek.. Minta nomor Naura juga?" Rassya.
"Buat apaan?" Pipit yang kepo sebab yang dia tauh di hp sang abangnya tak ada nomor perempuan selain dirinya.
"Kita ada tugas kelompok yah dik" Rassya yang berbohong ke adiknya dan Dika melihat mimik wajah Rassya yang sedang berbohong, dia paham.. Hanya mengangguk kepalanya.
"Beneran?ngk bohong kan? Soal Adara dan Naura orang privasi banget, nomor pribadi mereka cuman orang terdekat yang tauh dan kalo gue kasih sembarangan nomornya yang ada mereka ngambek ama gue" Pipit menyelidiki abang lewat pandangannya.
"Yah kita ngk bohong ko, lagian yah.. Luh ngk sembarang ngasih sebab luh ngasih ama abangnya sendiri" Dika.
"Oke dah.. Kalo ngk bohong mah.. Sekarang nih gue kirimin" Sambil membuka Hp dan kirim nomor Adara dan Naura ke abangnya.
Bang Dikaa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.