The Breakfast| sikap tidak terduga
⚠️
.
.
.Rose berdiri di depan kompor dengan apron melilit tubuhnya yang ramping. Ia sedang mengaduk adonan omelette dengan teliti, sesekali mengecek potongan sayuran dan daging di sebelahnya. Dapur itu sudah dipenuhi aroma harum bumbu dan telur yang mulai matang. Rose memang bangun lebih pagi hari ini, berniat menyiapkan sarapan untuk Jeffrey sebagai kejutan kecil.
Di kamar mandi, suara air yang deras berhenti. Jeffrey selesai mandi dan melilitkan handuk di pinggangnya. Rambutnya masih basah, meneteskan air yang menuruni leher dan dada bidangnya. Jeffrey berjalan keluar dengan langkah santai, alih-alih menuju lemari pakaian, ia malah melangkah ke dapur. Saat melihat Rose yang fokus memasak, senyuman kecil tersungging di bibirnya.
Tanpa banyak kata, Jeffrey menghampiri Rose dan melingkarkan lengannya di pinggang Rose dari belakang. Sentuhan hangat itu mengejutkan Rose sejenak. “Baju aku mana sayang?” bisiknya di telinga Rose, sambil mengecup pundaknya dengan lembut.
Rose tertawa kecil, merasakan geli di kulitnya. “Oh iya, bajunya belum aku siapin. Sebentar ya mas, aku mau plating dulu.” jawabnya, berusaha tetap fokus pada omelette yang sudah hampir matang.
Tapi bukannya melepaskan pelukan, Jeffrey malah semakin erat memeluk Rose, tangannya naik ke perutnya, lalu menelusuri ke pinggang. Ia mulai mengecup leher Rose, membuatnya merinding.
"Mas? Kamu ngapain?"
Jeffrey tidak menjawab, ia justru memperdalam ciumannya, kini bibirnya menyusuri leher Rose, meninggalkan jejak basah yang hangat. Rose menggigit bibir bawahnya, setengah menahan napas. Ia tahu kalau sudah seperti ini, Jeffrey tidak akan berhenti begitu saja. Jeffrey bahkan berani membalikkan tubuh Rose hingga kini mereka saling berhadapan. Tatapan mereka bertemu, napas Rose mulai tidak beraturan, wajahnya memerah.
Tanpa banyak bicara, Jeffrey menempelkan bibirnya ke bibir Rose, mencium istrinya dengan dalam dan lembut. Rose, yang awalnya terkejut, akhirnya menyerah pada perasaannya sendiri. Ia melingkarkan tangannya ke leher Jeffrey, membalas ciumannya penuh rasa rindu. Ciuman itu berlangsung beberapa menit, semakin intens hingga mereka berdua terhanyut dalam dunia mereka.
Namun, bau gosong yang tiba-tiba tercium membuat Rose tersentak. Ia membuka matanya lebar-lebar dan buru-buru melepas tautan bibirnya dari Jeffrey. “Ya ampun mas! Omelette nya gosong!” serunya, panik melihat asap yang mengepul dari wajan.
Jeffrey menoleh, melihat omelette yang kini sudah hampir hitam. Ia tertawa kecil, merasa sedikit bersalah tapi juga senang melihat reaksi Rose. “Maaf ya. Aku terlalu cinta sama kamu kayaknya. Setiap ada kamu, bawaannya pengen nempel terus.” ujar Jeffrey sambil mengusap kepala Rose, bibirnya lagi-lagi mendaratkan ciuman singkat di bibir cemberut istrinya.
Rose mendengus kesal, matanya menatap omelette gosong itu dengan penuh penyesalan. “Ini nih, akibat kebucinan kamu mas. Jadi nggak bisa sarapan deh kita pagi ini." keluh Rose sambil menunjuk wajan.
Jeffrey hanya terkekeh melihat hasil perbuatannya. “Hari ini jadwal kamu siangan kan? Kita sarapan di kantorku aja gimana?”
Rose menimbang sejenak, mengingat agendanya yang tidak terlalu padat pagi ini. “Hmmm, bisa aja sih mas.” jawabnya akhirnya, meski masih melirik omelette gosong yang kini sudah tersingkir ke sudut meja. “Tapi kamu gak keberatan sarapan di luar? Aku kan udah niat masak pagi ini.”
Jeffrey tersenyum lembut, mengangkat tangan dan mengusap pipi Rose dengan sayang. “Gak masalah, yang penting bisa habisin waktu lebih lama sama kamu.” katanya sambil mencondongkan wajahnya sedikit lebih dekat, matanya menatap mata Rose dalam-dalam, “Siapa tau aku bisa dapetin lebih dari sekadar sarapan kalau kamu ikut ke kantor.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MBW || jaerose
FanfictionSalah jodoh? Kok bisa? Keputusan yang terpaksa sering kali membawa kita ke tempat yang tidak kita inginkan. Ketika Juan tiba-tiba menghilang di hari pernikahan mereka, Jeffrey mendapati dirinya terjerat dalam ikatan yang tidak pernah dia rencanakan...