BAB 7

2.9K 413 5
                                    

Perjanjian 2 : sekarang mereka sama- sama merugi

Kringggg!!!!

"Enghhhh..."

Jeffrey melenguh, dering alarm nyaring membuat kedua kelopak matanya terpaksa terbuka karena suara bising.

Tangannya mengurut pelan dahinya yang terasa pening. Matanya menelisik sekitar, keningnya berkerut tatkala melihat dirinya tertidur di tengah sofa dengan kemeja kusut bekas semalam.

"sssh.." desisnya mengurut pening. Entah berapa botol whiskey yang telah ia teguk, jeffrey terus mengurut keningnya yang berdenyut.

"Kayaknya gue kebanyakan minum--"

"Emang"

"Astaga! Rose!" Pekik jeffrey terkejut.

Roselina Adiguna. Gadis itu terduduk diatas sofa seraya melipat lengannya di dada, membuat jeffrey tentunya terkejut melihat rose yang tiba-tiba muncul karena gadis itu duduk dibelakangnya tanpa bersuara sama sekali.

Jeff mematung. Telinganya memerah karena ia tidak sengaja mengucapkan kata informal yang tidak biasa dilakukannya di depan rose. Dan kalau boleh jujur, rose juga agak sedikit terkejut ketika mendengar jeffrey mengucapkan kata 'gue' dengan aksen Jakarta Selatan yang melekat sekali. Padahal sebelumnya Rose kira orang se-kaku jeffrey tidak mengerti bahasa informal, yang jeff tahu mungkin hanya bahasa bahasa baku yang informatif.

Ternyata Rose salah besar. Banyak hal mengejutkan tentang Jeffrey yang membuatnya culture shock.

Apa karena rose belum terlalu mengenal Jeffrey lebih dalam?

Lagian untuk apa? Itu bukan urusannya kan?

Jeffrey berdehem, menetralkan ekspresinya meskipun telinganya kini masih bersemu merah karena menahan malu.

"Sejak kapan kamu disitu?"

"Semalaman"

"Bercanda?"

"Iya"

Jeffrey mengangguk tanpa bersuara, tangannya memungut jas hitam miliknya yang terlempar asal.

"Eeehh eehh mau kemana?" Sahut Rose menarik pelan kemeja kusut jeffrey.

"Mandi, mau ikut?"

Mata rose membulat seketika "mas gila apa ya?" Ujarnya mendengus sebal.

"Yaudah kalau gamau, toh saya cuma nawar." jedanya menatap rose.

"Saya kasih tau, kalau mandi bareng suami itu pahalanya besar. Apalagi--"

Puk!

"Sembarangan!" Pekiknya menepuk bahu Jeffrey pelan.

"Lagian gaya banget ngomongin pahala, gak inget semalem mas minum sampe keleyengan hah?" Sambungnya membuat jeffrey termenung lalu menggaruk tengkuknya kikuk.

"saya mandi dulu" ucapnya meleos.

Rose ikut bangkit, Jeffrey yang melihat itu kembali menghentikan langkahnya.

MBW || jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang