BAB 3

4K 459 40
                                    

Clumsy : pagi dirumah Jeffrey
.
.
.


Sudah tiga hari berlalu sejak Rose pindah ke rumah Jeffrey. Sebuah rumah besar dengan desain modern dan suasana minimalis yang dingin. Setelah pernikahan dadakan itu, manajemen memberinya cuti selama seminggu untuk menikmati masa pengantin baru. Tapi, tidak ada yang benar-benar terasa seperti pengantin baru.

Rose lebih sering menghabiskan waktu di kamar yang disediakan Jeffrey untuknya. Mereka tidak berbagi kamar seperti pasangan pada umumnya, dan Rose bersyukur untuk itu. Namun kesendirian justru membuat pikirannya terus berputar, mengingat semua yang terjadi. Jeffrey sendiri jarang ada di rumah, pria itu seringkali tenggelam dalam pekerjaannya seolah-olah tidak ada yang berubah dalam hidup mereka. Bahkan, pekerjaan Rose sebagai model terasa semakin menggantung karena ia tak tahu harus bagaimana untuk menghabiskan masa cuti ini.

"Mending gue ke kantor aja deh, toh nggak ada yang bisa gue lakuin disini." gumamnya sambil membuka lemari, mencari pakaian yang nyaman.

Saat ia bersiap untuk pergi, langkahnya terhenti ketika melihat pintu rumah terbuka. Seorang wanita paruh baya dengan penampilan anggun melangkah masuk bersama seorang wanita muda dan dua anak kecil. Wanita itu adalah Jessica, ibu Jeffrey diikuti oleh Livy, kakak Jeffrey, yang membawa si kembar Lea dan Leon.

Rose berdiri mematung di tangga, sedikit panik. "Aduh, kok malah datang sekarang sih." pikirnya.

Jessica langsung menyadari keberadaan Rose, dengan senyum ramah ia memandang menantunya yang sudah rapih itu. "Oh, hi Rose! Akhirnya kita bertemu lagi. Gimana kabarnya? Kok nggak pernah kabar-kabarin Mama?"

Rose menelan ludah, merasa canggung. Ia baru akan menjawab ketika Livy melangkah maju. "Iya loh, lama banget nggak ketemu. Kamu makin cantik aja ya." Livy melirik ke arah Rose dengan ekspresi menggoda.

"Kayaknya kamu kurang istirahat, deh. Jadi istri Jeffrey itu berat ya?"

Rose mencoba tersenyum meski dadanya berdebar. "Oh nggak kok, cuma... ya begitulah." jawabnya, menghindari kontak mata.

Jessica tersenyum lebar, seakan tidak menyadari ketidaknyamanan Rose. "Kamu mau kemana pagi-pagi udah rapih begitu?"

Rose menelan ludah. "I-iya, Ma. Rose mau ke kantor, mau cek beberapa jadwal pemotretan minggu depan." Alibinya terdengar kurang meyakinkan, tetapi itu yang terbaik yang bisa ia pikirkan saat ini.

Livy tertawa kecil, kemudian mendekat sambil meraih tangan Rose. "Jangan buru-buru kerja terus dong, Rose. Kapan kita bisa ngobrol santai kalau kamu sibuk terus?"

Rose tertawa gugup, belum sepenuhnya nyaman dengan kehangatan kakak iparnya itu. "Hehe, iya, Kak. Maaf ya, Rose cuma nggak mau ada kerjaan yang ketinggalan."

Sementara itu, Lea dan Leon berlarian ke dalam rumah, mengamati sekeliling dengan antusias. Leon mengikuti dari belakang, mencoba menyentuh barang-barang yang ia lihat. "Ini mainan Om Jeff?" tanyanya polos sambil menunjuk sebuah action figure di rak.

Jeffrey yang baru saja turun dari tangga, mengenakan pakaian santai dengan wajah bantal yang belum sepenuhnya terbangun, mendengar keributan itu. Ia segera menoleh dan terkejut melihat kehadiran keluarganya.

"Mama? Kak Livy? Kok nggak bilang kalau mau datang?" tanya Jeffrey sambil mengerutkan kening.

Jessica tersenyum lebar, "Mau kasih kejutan, Jeff! Kita bawa sarapan juga lho, kamu pasti belum makan kan?"

MBW || jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang