Clumsy : pagi dirumah Jeffrey
.
.
.Rose melangkah perlahan, berjinjit seperti pencuri di rumahnya sendiri. Dengan pakaian kerja yang sudah rapi, dia berharap bisa lolos tanpa menarik perhatian. Ia tahu kalau cuti pernikahannya masih berlaku, tapi dia tidak tahan menghabiskan waktu berdua saja dengan Jeffrey seharian di rumah. Lebih baik sembunyi di kantor, pikirnya.
Namun, saat baru beberapa langkah dari pintu depan, suara ketukan terdengar.
Tak... tak...
Rose membeku.
Siapa yang datang pagi-pagi begini?
Dengan jantung yang berdebar, Rose perlahan membuka pintu. Wajahnya pucat ketika melihat Jessica, ibu mertuanya berdiri di depan pintu bersama seorang wanita yang tak lain adalah Livy, kakak Jeffrey beserta anak-anak kembar Livy, Lea dan Leon yang berusia lima tahun.
"Eh, Mama... Kak Livy..," Rose tergagap, mencoba menyembunyikan keterkejutannya. "Selamat pagi."
Jessica tersenyum lebar, seakan tidak menyadari ketidaknyamanan Rose. "Pagi, Rose. Mau ke kantor? Jam segini udah rapih aja nih"
Rose menelan ludah. "I-iya, Ma. Mau cek beberapa jadwal pemotretan minggu depan." Alibinya terdengar kurang meyakinkan, tetapi itu yang terbaik yang bisa ia pikirkan saat ini.
Livy tertawa kecil, kemudian mendekat sambil meraih tangan Rose. "Jangan buru-buru kerja terus dong, Rose. Kapan kita bisa ngobrol santai kalau kamu sibuk terus?"
Rose tertawa gugup, belum sepenuhnya nyaman dengan kehangatan kakak iparnya itu. "Hehe, iya, Kak. Maaf ya, Rose cuma nggak mau ada kerjaan yang ketinggalan."
Sementara itu, Lea dan Leon berlarian ke dalam rumah, mengamati sekeliling dengan antusias. "Mama, ini rumah Om Jeff ya? Besar banget!" Lea berseru, matanya berbinar-binar.
Leon mengikuti dari belakang, mencoba menyentuh barang-barang yang ia lihat. "Ini mainan Om Jeff?" tanyanya polos sambil menunjuk sebuah action figure di rak.
Jeffrey yang baru saja turun dari tangga, mengenakan pakaian santai dengan wajah bantal yang belum sepenuhnya terbangun, mendengar keributan itu. Ia segera menoleh dan terkejut melihat kehadiran keluarganya.
"Mama? Kak Livy? Kok nggak bilang kalau mau datang?" tanya Jeffrey sambil mengerutkan kening.
Jessica tersenyum lebar, "Mau kasih kejutan, Jeff! Kita bawa sarapan juga lho, kamu pasti belum makan kan?"
Jeffrey mendesah, menoleh ke arah Rose yang masih berdiri canggung. Jessica memperhatikan ekspresi mereka dan langsung tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Tanpa ragu, ia menggoda putranya. "Jeff, jangan cuma berdiri di situ. Salamin dulu istrimu. Tunjukkan kasih sayangmu."
Rose dan Jeffrey saling bertukar pandang, dan dalam sekejap Rose merasa semakin tidak nyaman. Tetapi, demi menjaga penampilan di depan keluarganya, Jeffrey mendekat dan mencium kening Rose dengan singkat.
"Selamat pagi, istriku," ucapnya dengan nada yang sedikit dipaksakan.
Rose merasakan panas di pipinya, tapi ia tetap tersenyum. Jessica dan Livy saling melirik, lalu tersenyum simpul.
"Wah, manis banget kalian ini," kata Livy sambil menggandeng tangan kedua anaknya. "Lea, Leon, lihat, ini Tante Rose. Salam, dong."
Kedua anak itu berlari ke arah Rose dan memeluk kakinya. Rose menatap mereka dengan canggung, tapi berusaha menunjukkan kehangatan yang seharusnya.
"Halo Tante Rose!" sapa mereka serempak.
Rose tersenyum tipis, merasakan ketegangan yang tak kunjung hilang. "Halo, Lea, Leon. Sudah sarapan belum?" tanyanya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBW || jaerose
FanfictionSalah jodoh? Kok bisa? Keputusan yang terpaksa sering kali membawa kita ke tempat yang tidak kita inginkan. Ketika Juan tiba-tiba menghilang di hari pernikahan mereka, Jeffrey mendapati dirinya terjerat dalam ikatan yang tidak pernah dia rencanakan...