BAB 26

915 133 7
                                    

The night : malam ini, hanya kamu
⚠️
.
.
.

"Mas Jeffrey!"

Rose menaiki tangga kayu rumah pohon itu perlahan, jantungnya berdegup kencang. Ketika mencapai puncak, ia melihat sosok yang sangat ia kenali. Jeffrey duduk di sudut rumah pohon, matanya menerawang ke kejauhan, seolah menatap masa depan yang ia takutkan. Hati Rose hampir hancur melihat pria yang ia cintai terlihat begitu rapuh.

“Rose? Kenapa kamu di sini?” Jeffrey bertanya dengan nada terkejut, tapi tidak mampu menyembunyikan perasaan canggung yang mendesak di antara mereka.

Rose yang berdiri dengan nafas sedikit tersengal menatap Jeffrey tajam. "Kenapa aku nggak bisa ke sini?" suaranya terdengar lembut tapi tegas.

Jeffrey merasa ada sesuatu yang berubah dalam diri Rose. Tatapan itu, senyuman yang meskipun samar namun penuh arti.

Jeffrey menghela napas panjang dan menunduk, memalingkan wajahnya dari tatapan Rose. "Seharusnya kamu bersama Juan sekarang. Dan aku akan pergi, lalu menceraikan kamu secepat mungkin."

Rose tertegun, senyumannya luntur. Matanya melebar seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Apa maksud kamu mas? Kamu mau cerai?” suaranya terdengar getar, campuran antara marah dan terluka.

“Aku nggak mau terus-terusan bikin kamu terpaksa ada di sampingku. Aku tahu hati kami masih memilih Juan. Kamu pantas bahagia dengan dia, bukan denganku Rose” jawab Jeffrey tanpa menatap Rose. Matanya menerawang ke kejauhan, menyembunyikan rasa sakit yang mendalam.

Rose berjalan mendekat, napasnya mulai tercekat oleh emosi yang memuncak. “Mas, aku mengerti kenapa kamu merasa seperti itu, tapi Juan itu cuma masa lalu. Sejak dulu, aku cuma butuh waktu buat sadar... Tapi sekarang aku yakin. Kenapa kamu nggak bisa terima kalau cuma kamu yang ada di hati aku sekarang?”

Jeffrey menggeleng, tidak percaya. “Itu nggak mungkin. Kamu ingat? Juan yang selalu kamu cari selama ini kembali, kini kamu menemukan cintamu yang hilang. Aku hanya pengganti, nggak ada alasan lagi untuk kita mempertahankan hubungan ini." 

Rose mengatupkan rahangnya, tak terima mendengar perkataan Jeffrey yang menyakitkan itu. "Apa kamu pikir aku di sini tanpa alasan mas? Kamu pikir aku nggak punya pilihan? Aku memilih kamu mas.  Aku cinta sama kamu mas Jeff!"

Jeffrey akhirnya menatap Rose, matanya penuh dengan perasaan bersalah. “Rose, aku nggak mau kamu menyesal. Aku tahu aku nggak sempurna…”

"Tapi kamu sempurna buat aku!" potong Rose dengan suara yang lebih keras. Matanya berkilat penuh keyakinan. “Kamu adalah laki-laki yang aku inginkan. Aku nggak peduli lagi sama Juan, aku peduli kamu. Apa kamu nggak percaya sama aku?”

Jeffrey merasa dirinya terombang-ambing antara harapan dan keraguan. Mendengar ketegasan dan kasih sayang dalam suara Rose membuatnya merasakan sejumput harapan di tengah kekelaman yang melingkupinya. Dia tahu bahwa keputusan yang dia buat selama ini hanya berdasarkan rasa takut dan kebingungan, bukan berdasarkan pertimbangan yang matang tentang masa depan mereka.

"Rose, aku hanya ingin kamu bahagia," Jeffrey mengulangi kata-katanya dengan suara yang penuh keputusasaan, seperti mencoba meyakinkan dirinya sendiri. "Aku tahu aku mungkin tidak melakukan yang terbaik dalam hubungan kita, tapi aku benar-benar ingin kamu merasa bebas dan bahagia, bahkan jika itu berarti kita harus berpisah."

Setelah mendengar pertanyaan Jeffrey, Rose merasa seolah seluruh dunia berputar. Pertanyaannya mengungkapkan ketidakpastian dan ketakutan yang mendalam, dan Rose merasakan kesedihan yang mendalam di balik kata-katanya. Jeffrey terlihat seperti seorang pria yang telah kehilangan arah, dan itu membuat hati Rose terasa semakin hancur.

MBW || jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang