BAB 9

3.6K 440 12
                                    

Bad day : Rosie moodie
.
.

Bunyi nyaring alarm memecah keheningan, membuat Rose mengerjap pelan dari tidurnya. Matanya masih berat, tubuhnya enggan bergerak, tapi suara bising itu terlalu mengganggu untuk diabaikan.

Dengan gerakan malas, tangannya terangkat untuk meraba ponsel di atas nakas. Namun, sebelum sempat meraihnya, sesuatu yang lain justru menarik perhatiannya.

Sosok Jeffrey.

Ia masih berada di sisi ranjang, berbaring menghadap Rose dengan mata tertutup. Napasnya teratur, wajahnya tampak lebih tenang dibanding biasanya. Tapi yang membuat Rose sedikit tersentak bukanlah kenyataan bahwa lelaki itu masih ada di sini, melainkan—

Jeffrey shirtless.

Rose langsung berdehem pelan, kepalanya buru-buru menoleh ke arah lain. Kenapa lelaki ini harus tidur tanpa baju seperti itu? Apakah dia tidak sadar betapa canggungnya situasi ini baginya?

Ddrrtt drrtt!

Getaran ponsel di atas nakas berhasil mengalihkan perhatiannya dari Jeffrey. Ia berbalik, tangannya terulur mengambil benda persegi panjang yang kini menampilkan bahwa seseorang tengah mencoba menghubungi lewat ponselnya.

Bunda
Calling...

Melihat nama itu, Rose dengan cepat menggeser ikon hijau. Tak lama kemudian, muncul wajah cantik Lilyana yang tersenyum hangat, melambaikan tangannya ke arah kamera.


"Bunda!!"

'Halo anak bunda! Gimana kabar kamu sayang?'

Nada suara lembut itu membuat dada Rose terasa hangat. Seketika, matanya mulai berkaca-kaca. Ia sangat merindukan Lilyana.

Terhitung sudah lebih dari satu bulan sejak ia meninggalkan rumah tercintanya. Betapa ingin rasanya ia pulang, kembali memeluk bundanya, lalu tidur bersamanya seperti kebiasaannya dulu.

"Bunda! Rose kangen banget!" pekiknya dengan suara penuh semangat.

Lilyana terkekeh kecil, sorot matanya terlihat penuh kasih sayang. "Ya ampun, Sayang. Baru juga sebulan lebih, kok sudah kangen banget?"

"Iya, tapi kan bunda nggak ada yang gantiin!" keluh Rose manja. "Di sini nggak ada yang bisa mijitin tangan aku pas habis kerja, nggak ada yang bikinin teh anget juga!"

Lilyana tertawa mendengar rengekan putrinya, namun tak lama kemudian, ia menyipitkan mata, seolah mengamati sesuatu di layar.

"Bunda juga kangen banget sama kamu sayang... dimana Jeffrey? Jangan bilang kamu pisah kamar sama dia??" Tebak Lilyana asal membuat Rose terpaku.

Melihat ekspresi Rose, Lilyana ikut terpaku. "Kalian nggak pisah kamar beneran kan?" Ucapnya menatap Rose penuh curiga

Sepertinya benar kata orang, feeling perempuan memang kuat adanya. Dalam sekali lihat Lilyana bisa merasakan ada yang tidak beres dengan hubungan Rose dan Jeffrey.

Rose masih termenung bingung, entah bagaimana ia harus mendeskripsikan pada Lilyana. Saat ini Rose dan Jeffrey memang berada di kamar yang sama, tetapi nyatanya mereka tidur di kamar yang berbeda.

MBW || jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang