BAB 15

1.4K 167 2
                                    

The lunch : Rencana Johnny yang tidak pernah bisa dimengerti

Tok! Tok!

"Ya, masuk."

Derap langkah seseorang mulai terdengar memasuki ruangan miliknya. Jeffrey tidak menoleh, dari bau parfumnya saja Jeffrey sudah tahu bahwa seseorang yang memasuki ruangannya itu ialah Johnny.

"Seharusnya kalau gue ketok pintu lo bilang 'who's there?' Then I'll answer 'your papa's here!--"

"Get straight to your point, John." Potong Jeffrey masih berkutat dengan kertasnya tanpa menoleh kepada Johnny sama sekali.

Johnny melipat bibirnya kecewa, kaki besarnya melangkah mendekati meja Jeffrey.

"wanna go to lunch?" Tanyanya seraya mengetuk pelan meja Jeffrey agar lelaki itu menoleh.

Jeffrey melirik sekilas arloji yang melingkar pada lengannya, waktu menunjukan hampir pukul satu siang. Belum terlambat untuk makan siang, namun sepertinya Jeffrey tidak terlalu berminat untuk pergi mengingat pekerjaannya masih menggunung tinggi.

"Lo tau gue suka skip makan siang Jhon." Alibi Jeffrey mengusir Johnny halus.

Hari ini benar-benar berat untuk Jeffrey, setelah mengetahui sahamnya menurun drastis karena ia tidak sengaja melewatkan meeting dengan salah satu investor utama di perusahaanya membuat kontrak mereka kacau dan hampir saja berujung dibatalkan.

Kejadian seperti ini baru sekali terjadi, Jeffrey selalu ingat dan mempersiapkan diri untuk setiap jadwalnya dari jauh jauh hari sebelum bertemu dengan para investor.

Namun entah mengapa akhir- akhir ini fokus kerjanya kini mulai terganggu karena masalah rumah tangganya dengan Rose.

Bohong besar jika Jeffrey tidak terbawa suasana setelah mengungkap masa lalunya dengan Rose. Semenjak kejadian itu, Jeffrey kini lebih banyak melamun daripada biasanya. Seluruh pekerjaannya terbengkalai karena pikirannya yang kacau membuat Jeffrey blunder.

Bukan masalah besar sebenarnya, namun Jeffrey rasa ia salah mengambil langkah dalam mendekati Rose. Terbukti setelah ia mengungkap kejadian masa lalunya dengan Rose gadis itu malah terlihat menghindar dan tidak ingin berbicara dengan Jeffrey sama sekali.

Memang benar, wanita itu racun dunia. Jeffrey hampir saja menghancurkan perusahaannya sendiri hanya karena ia terganggu oleh sikap Rose akhir-akhir ini.

"Gue yang bayar buat lunch hari ini." Tawar Johnny mencoba merayu Jeffrey. Namun sepertinya usahanya sia-sia, Jeffrey enggan bergerak sedikitpun dari kursinya, telinganya bahkan tidak tertarik mendengar tawaran Johnny yang lumayan menguntungkan untuknya.

"Warteg bude siang-siang gini kayaknya enak gak sih???"

"..."

"Apa steak warjo ya? Bukannya lo pengen banget kesana Jeff?"

"..."

"Jeff???"

"Lo udah urus persyaratan dari pak Anton John?" Tanya Jeffrey kemudian.

Mendengar ucapan Jeffrey, Johnny menghela nafasnya, dengan gerakan cepat lelaki itu menutup laptop milik Jeffrey membuat Jeff sontak menatapnya dengan pandangan kesal

"Kenapa sih?" Tanya Jeff setengah marah, ditengah kalutnya perusahaan saat ini Johnny malah membuat Jeffrey kesal dengan tingkahnya yang seperti anak kecil.

"Ayolah Jeff, sehari gak kerja gak bakalan bikin kita bangkrut kan? Minimal lo harus lunch, badan kurus kering gitu dikira gue gak pernah gaji karyawan nantinya!"

MBW || jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang