Salah jodoh? Kok bisa?
Keputusan yang terpaksa sering kali membawa kita ke tempat yang tidak kita inginkan. Ketika Juan tiba-tiba menghilang di hari pernikahan mereka, Jeffrey mendapati dirinya terjerat dalam ikatan yang tidak pernah dia rencanakan...
Pagi ini Rose dibuat huru-hara karena semalam Jeffrey mendadak demam, Rose yang sama sekali tidak berpengalaman mengurusi orang sakit hanya bisa mengompres lelaki itu dan menemaninya sampai demamnya turun.
"Demamnya udah mulai turun, mas udah enakan?" Tanya Rose menyimpan kembali termometer yang baru saja ia pakai kedalam box.
"Aku buatin bubur, dimakan ya mas. Abis ini kamu minum obat." Ucap Rose mengulurkan tangannya untuk menyuapi Jeffrey.
Jeffrey tersenyum, meskipun kondisi tubuhnya saat ini lemas tak berdaya. Namun perhatian dari Rose seperti memberi energi untuknya, Jeffrey senang melihat perubahan Rose yang semakin signifikan. Gadis itu tak lagi memasang wajah juteknya kepada Jeffrey, Rose bahkan menjaga Jeffrey semalaman tanpa mengeluh sama sekali.
"Hari ini aku ada pemotretan, aku udah telfon william buat jagain mas Jeff. Tapi inget ya mas, meskipun ada william kamu gak boleh kerja."
Jeffrey mengangguk paham, netranya terus mengikuti pergerakan Rose dengan kedua sudut bibirnya yang tak kunjung turun.
"Kamu kenapa liatin aku terus sih mas? gak nyaman tau." Ucap Rose merasa risih karena Jeffrey terus memperhatikannya.
"Seneng diperhatiin istri." Balasan singkat Jeffrey membuat kedua pipi Rose mendadak merah, gadis itu bahkan sampai memalingkan wajah.
"Apaan sih, Jayus!" Pekik Rose membuat Jeffrey terkekeh.
Tok! Tok!
"Maaf pak, bu.. dibawah ada tamu.." sahut mbak darmi dari luar kamar.
Rose bangkit dari ranjang Jeffrey, lalu merapihkan penampilannya yang sedikit berantakan.
"Itu kayaknya william, kalau gitu aku berangkat dulu ya mas? Jangan lupa diminum obatnya."
"Rose!" Panggil Jeffrey tiba-tiba membuat gadis itu kembali berbalik, menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Sebelum kamu berangkat, salam dulu sama suami ya?"
Rose bergeming, ia menelan ludahnya kasar. Sebenarnya mudah saja menyalami tangan Jeffrey, namun karena gengsinya terlalu tinggi rasanya menjadi sulit sekali.
"Harus ya mas?"
Seperti tidak ingin dibantah, Jeffrey hanya mengangguk. Tangannya kini terulur didepan Rose, menunggu untuk disalami.
Rose menatap tangan Jeffrey, semakin dekat rasa gengsinya semakin tinggi.
Melihat reaksi Rose yang sangat canggung membuat Jeffrey dengan segera menarik pelan tangan Rose, menyatukan punggung tangannya dengan dahi milik Rose.
Tangan Jeffrey kini mengusap rambut kepala Rose pelan. "Hati-hati dijalan, maaf saya gak bisa anter. Maaf juga kalau saya merepotkan kamu terus Rose." Ucapnya sambil tersenyum
"Gak usah minta maaf, itu udah jadi kewajiban aku mas."
Balasan Rose membuat senyuman Jeffrey semakin lebar saja rasanya, hatinya mendadak berdebar kencang, jangan lupakan telinganya yang kini sudah memerah seperti udang rebus.
Setelah sesi menyalami tangan Jeffrey gadis itu segera keluar dari kamar.
"William, aku titip mas-" ucapnya terpotong ketika melihat seorang gadis yang kini tengah duduk anggun di ruang tamunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh--Hai." Sapa Raisya melambaikan tangannya ketika melihat Rose.
"Kamu ngapain kesini?" Tanya Rose jutek.
Raisya terkekeh. "Emm..Karena Jeffrey sakit??" Ucapnya tersenyum ramah, namun mendengar itu entah kenapa Rose merasa tidak suka.
Tahu darimana dia kalau mas Jeffrey lagi sakit huh?
Baru saja Rose akan kembali mengucap, ponselnya mendadak berdering membuat perhatian Rose kini teralih.
Mbak Dien Rose cepetan, 30 menit lagi kita harus sampe lokasi
"Kayaknya kamu sibuk, kamu berangkat aja. Aku mau temuin Jeffrey dulu "
Mendengar itu kedua bola matanya melotot, tidak mungkin Raisya berani masuk kedalam kamarnya dan Jeffrey bukan?
Rose dengan cepat menepis pikiran anehnya, ia membuang nafasnya kasar lalu berjalan keluar rumah.
"Rose, cepet! Udah telat loh ini!" Teriak Dienna dari dalam van.
Rose bergeming, hatinya mendadak ragu untuk meninggalkan Jeffrey bersama Raisya disana.
"KAMU MAU KEMANA LAGI ROSE???!!!"
Gadis itu mengabaikan teriakan Dianne, Rose kembali berbalik masuk kedalam rumahnya.
Langkah kakinya berjalan cepat menaiki anak tangga menuju kamarnya, ketika gagang pintu kamar telah sampai ditangannya gadis itu langsung membuka pintu kamarnya tanpa aba-aba.
Kosong.
"Loh Rose, belum berangkat?" Sahut Jeffrey tiba-tiba muncul dari kamar mandi membuat Rose sontak terkejut.
Rose menggaruk tengkuknya kikuk, entah apa yang baru saja ia lakukan. Rose kini merutuk dirinya karena bertindak bodoh.
"Belum, ada yang ketinggalan soalnya." Alibinya, padahal matanya kini tengah beredar mencari keberadaan Raisya.
Melihat tingkah aneh Rose membuat Jeffrey mengerut kening penasaran.
"Kamu nyari siapa?"
Rose menghela nafas "Mas, aku tau kalian berdua pacaran. Tapi apa harus kamu masukin dia ke kamar? Kamu gak kasih ruang privasi untuk aku mas?" Ucap Rose menatap Jeffrey kecewa.
Jeffrey semakin tidak mengerti akan ucapan yang Rose lontarkan. Siapa yang pacaran? Siapa yang Rose kira Jeffrey membawanya ke kamar? Batin Jeffrey ribut.
"Maksud kamu gimana? Saya gak punya pacar loh Rose"
Rose memutar bola matanya malas "Jangan bohong deh mas, kamu bawa Raisya masuk kamar kan?" Ujarnya berapi-api.
Jeffrey menganga, lelaki itu sontak terkekeh mendengar penuturan Rose.
Tangan Jeffrey terulur meraih tangan Rose, menggenggam erat jemarinya membuat sang empu mengerut kening bingung.
"Raisya dibawah. Ikut saya, biar saya jelasin semuanya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siapa nih yang kemarin nungguin update? jangan lupa vote dan kome sebanyak-banyaknya biar aku cepet updatenya yaa 😏♥️♥️