night out

420 85 6
                                        

"kids, how do i look?" yeji akhirnya turun dari kamar setelah sekian lama berkutat di kamar. ia turun dengan celana panjang selutut dan blazer yang menutupi pakaiannya. yang berubah begitu mencolok adalah rambutnya yang ia cat menjadi merah terang.

kedua anaknya menatap dengan pandangan yang berbeda. Arkan yang semula asik dengan cupcake miliknya mengangkat ibu jarinya. "cantik"

berbeda dengan si sulung, si bungsu malah menatap yeji dari atas ke bawah tanpa perlu  repot repot menghindari pandangan menilai. "mama kaya penyihir"

BYUR

san yang tengah meminum kopi miliknya langsung mengeluarkan kembali minumannya dengan tidak elit karena ucapan keponakannya yang begitu jujur dan diluar nalar. Sebenarnya ini mirip adiknya, tapi melihat adiknya menghadapi dirinya sendiri benar benar hal yang membuatnya tertawa terbahak bahak.

bukan hanya san, orang tua yeji juga diam diam menahan tawa karena ucapan cucunya yang begitu tajam tanpa ada basa basi. pun dengan jeno yang susah payah mengalihkan pandangannya ke arah lain agar tidak tertawa.

yeji melotot dengan tangan di pinggang. "ngomong apa kamu?"

ethan yang memang tidak merasa bersalah namun mendengar alarm bahaya segera berlari ke arah oma nya meminta bantuan keamanan agar dia tidak diserbu oleh mamanya.

"udah udah" jeno akhirnya bersuara untuk menengahi perdebatan diantara keduanya. "mi, pa, kami titip anak anak dulu. mungkin nanti bakal pulang agak malam" ujar jeno berpamitan.

"iya udah sana biar mami tidur sama anak-anak mumpung disini" maminya malah mengusir anak dan menantunya. bahkan jeno dan yeji hanya bisa berkedip saat mami menutup pintu tepat di depan mereka berdua.

"buset diusir" yeji bergumam sambil menggelengkan kepala. "emang ya kalau udah punya cucu tuh anak sama menantu ngga ada nilainya disini" tambahnya sambil melenggang menuju mobil milik san yang lagi lagi ia pinjam.

"so, mau kemana dulu kita? langsung ke club?" yeji bertanya ketika mobil yang dikendarai suaminya sudah keluar dari gerbang rumah keluarga besar. Jeno melirik jam tangan miliknya. "masih kepagian ngga sih kalau mau mabok jam segini?" tanyanya yang dibalas dengan anggukan.

"mau ke mall deh. cari baju buat anak anak.  bosen aku liat mereka pakai baju itu terus" jeno menggeleng pelan. padahal baju anak anak mereka tuh sudah menumpuk karena yeji tidak membiarkan anaknya tampil tidak stylish saat keluar rumah.

"ADUH" yeji hampir terjedug ke depan jika saja tangan kiri jeno tidak menahan dahinya. ia menoleh ke arah suaminya yang mengerem secara tiba tiba padahal jalanan sedang ramai, untung saja jeno langsung menyalakan lampu hazard dan melipir walaupun terdengar bunyi klakson dari belakang. "ada apa?" yeji bertanya kepada suaminya yang tiba tiba mengerem.

jeno yang memang sudah menepikan mobilnya langsung melepas sabuk pengaman. "ada kecelakaan" ujarnya sambil mengambil ponsel. "foto semua yang ada disini dan jangan keluar sampai gue dateng kesini" ujar jeno sambil membuka pintu.

yeji yang tadi sedang merencanakan belanja langsung kaget karena perintah tiba tiba suaminya. "foto apanyaa?" ia bertanya bingung kepada jeno yang sudah turun dari mobil.

jeno kembali dengan hanya kepala saja yang masuk di mobil. "semuanya. mobil mobil yang disini, mobil yang lewat. orang orang yang disini. semuanya"  jeno kemudian berlari membanting pintu mobil bersama dengan orang orang yang termyata juga ikut turun karena kecelakaan di depan mereks begitu mengganggu perjalanan karena melintang.

dengan setengah gondok, yeji mengambil ponsel. "mau ngedate berdua ada aja masalahnya"

***

"lo yakin dia orang yang sama?" jeno yang tengah melakukan ovservasi terhadap tersangka kecelakaan yang melibatkan tiga mobil dan lima motor yang berada tepat di depan matanya.

Little FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang