56

8.7K 716 115
                                        

Salsa terbangun dari tidur nya, badannya masih terasa terkurung sejak semalam. Ya, sejak semalam lian memang terus memeluknya cukup erat. Jangan lupakan salsa yang masih kesal dengan lian, perihal soal Dahlia dan janji yang tidak lian tepati karena pekerjaan nya kemarin.

Hal ini membuat salsa jadi enggan berdekatan dengan lian, memegang perutnya, apalagi lelaki itu sampai memeluknya walaupun suaminya itu sudah meminta maaf kemarin. Tapi bukan lian namanya kalau tidak memaksa, pria itu tetap ingin memeluk istrinya sampai membuat salsa jadi seperti terkurung dan sulit untuk bergerak dari malam hingga pagi hari ini.

Sebenarnya permasalahan kemarin bukan hal besar bagi salsa, ia juga sadar ini bukanlah hal yang harus di besar-besarkan. Tapi jika mengingat nama dahlia, rasanya salsa selalu saja ingin emosi dan tidak bisa berfikir positif tentang perempuan itu.

Salsa mencoba melepaskan lingkaran tangan lian dari badannya, tapi hal ini justru membuat lian semakin mengeratkan pelukannya.

"Ck mas! Lepasin salsa" pinta salsa kesal.

"Aaaaa gak mauuu" balas lian dengan manja bercampur rengekan.

"Massss. Salsa mau pipis, salsa mau mandi, kita juga harus sarapan, dan mas bayi perlu asupan. Lepasin gak?!" mendengar ucapan salsa ini berhasil membuat Lian melepaskan lingkaran tangannya.

Salsa langsung bangkit dari kasur empuk di villa ini. Tanpa perduli dengan wajah lian yang tampak memelas, salsa langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Sedangkan lian? Pria itu kembali berbaring dengan wajahnya yang masih tampak melas, lalu lian memutuskan untuk melanjutkan tidurnya kembali. Semua tugas dan pekerjaan nya dikota jogja ini telah usai, hanya ada satu agenda nya lagi hari ini, yaitu datang ke kondangan acara pernikahan Danil nanti malam. Makanya pagi ini lian tampak santai sekali dan sangat siap menghabiskan waktunya di kota 'istimewa' ini untuk tujuh hari ke depan bersama sang istri.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di dalam kamar mandi, akhirnya salsa keluar dengan wajah yang tampak lebih segar dan baju tidur yang telah berganti baju rumahan.

Salsa melihat ke arah kasur, ia mendapati suaminya yang kembali tertidur pulas di atas kasur empuk itu. Tapi salsa tidak masalah, ia justru membiarkan lian tetap tidur. Salsa tahu, hari kerja suaminya telah usai. Jadi biarlah lian bersantai dulu dan memanfaatkan waktunya untuk beristirahat setelah bertempur dengan banyaknya kerjaan yang menumpuk selama berhari-hari belakangan ini. 

Salsa melangkah ke arah meja rias, ia mulai memakai segala perawatan pada wajah, badan dan rambut nya. Di mulai dari ia yang memakai skincare dipagi hari, memakai body care di badannya dan terakhir memakai segala rangkaian hair care untuk rambut panjangnya yang selalu terbalut hijab itu.

Ketika sudah selesai dengan urusan perawatan dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Salsa bangkit untuk membersihkan pakaian kotor yang memang ada di keranjang kotor. Salsa memindahkan semua baju kotornya dan baju kotor lian itu ke dalam laundry bag untuk ia bawa ke tempat laundry nanti.

Sekarang semua kegiatannya telah selesai, waktunya ia membangunkan lian untuk mandi dan bersiap untuk memesan sarapan. Karena bagaimanapun mereka berdua harus tetap sarapan sebagai sumber energi mereka dipagi hari ini.

Salsa mendekat ke arah lian, ia mulai membangunkan lian dengan menepuk pelan lengan sang suami.

"Mas, bangun yuk" lian masih diam pada posisinya, nafas lelaki itu juga masih teratur dan tidak terganggu sama sekali dengan suara atau gerakan apapun yang diperbuat oleh salsa.

"Mass, ayo bangun" ucap salsa yang masih menepuk-nepuk lengan lian dan mengelus lembut pipi lian bergantian. Bila salsa perhatikan, kasian juga wajah lian yang tampak begitu kelelahan. Apalagi semalam lian terus ia cuekin dan tidak ia hiraukan sama sekali. Tapi salsa rasanya masih belum bisa menghilangkan rasa kesalnya begitu saja, ia masih ingin terus ngambek dengan lian entah sampai kapan.

Sorry For Your Grudge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang