34. Pesan Tertulis

24 7 0
                                    

Dari Melati...
Sya, aku masuk ke dalam kehidupanmu bukan karena kasihan melihat kamu menjadi korban perundungan. Aku sukarela masuk karena rasa-rasanya kamu adalah manusia yang pantas untuk dijadikan sebagai teman, saudara, bahkan keluarga. Perlu kamu tau, Sya. Aku juga pernah mengalami hal yang serupa. Menjadi korban bukanlah keinginan, namun karena keterpaksaan. Yang mereka bilang itu benar adanya, untuk itu, kamu tak perlu memberikan klarifikasi terkait sesuatu yang berhubungan denganku. Aku adalah perempuan yang rela menjual diri demi bertahan hidup. Aku adalah anak durhaka yang rela meninggalkan orang tua demi bisa menikmati hidup yang serba ada. Aku bukanlah manusia sempurna yang selalu kamu elu-elukan.

Sya, awalnya aku mendapat penolakan sebab usiaku yang masih terlalu muda, namun demi bisa hidup layaknya orang berada, aku berpura-pura menjadi wanita penggoda. Sya, mereka tidak salah meski menerima, akulah yang terobsesi dengan memilih untuk melangkah di jalan yang berbeda. Sekali lagi, kamu tak perlu merasa bersalah jika suatu saat nanti aku memilih untuk mengakhiri. Aku sudah memutuskan hal apa yang akan dilakukan selanjutnya. Orang tuaku yang ku tinggalkan, kembali menemuiku dan meminta pertanggung jawaban atas biaya yang dikeluarkan untuk menghidupiku. Aku harus melunasi semua hutang-hutang mereka. Bekerja keras sembari mempertahankan gengsi bukanlah suatu hal yang mudah bagiku. Karena sudah terlanjur masuk terlalu dalam, membuatku susah mencari celah hanya untuk bisa menghirup udara diluaran sana.

Aku mengambil langkah yang salah. Aku terjerumus ke dalam kubangan lumpur dosa tanpa meminta pengampunan meskipun dalam kondisi sadar. Belum sempat bertaubat, aku sudah lebih dulu memutuskan jalan untuk meninggalkan semesta. Meski Tuhan memberi banyak kesempatan untukku bersimpuh, namun aku merasa sudah terlalu jatuh. Aku bahkan sampai meragukan kekuasaan-Nya. Aku terlalu naif untuk seorang gadis yang berjuang keras melanjutkan hidup.

Kamu tau? Mengapa aku memilih untuk menenggelamkan diri dari pada menggantung diri? Karena aku tak ingin kamu melihat jasadku dalam kondisi yang sudah tak bernyawa. Aku yakin, kamu pasti akan menangis meraung-raung. Tas pemberian kamu, Sya. Aku sengaja membawanya sebagai salam perpisahan. Aku tak bermaksud menyinggung ataupun melukaimu, aku hanya ingin kamu tau, bahwa setelah mengenalmu, kehidupanku menjadi lebih dari segalanya. Berwarna sekaligus bermakna.

Sya... bisikan ditelinga yang perlahan mendorongku untuk memilih mengakhiri hidup. Mereka enggan diam, tidak ada wujud untuk mereka yang mengeluarkan suara, namun teramat berisik, tak ada kalimat positif, hanya ada kalimat-kalimat negatif yang mereka abadikan ditelingaku.

Sya… aku sangat, sangat berterimakasih kepada kamu. Karena sudah berkenan mengisi hari-hariku yang selalu sepi. Semoga, di suatu masa, kita dapat bertemu lagi, entah dalam keadaan sedih, maupun bahagia. Aku menyayangi sahabatku, lebih dari siapapun, bahkan diriku sendiri.

***

Dari Raina…
Sya... Haloooo. Hari ini aku bahagia banget bisa dapet temen baru kayak kamu. Aku bahagia, sebab dalam redupnya hidup ada segelintir cahaya yang mengisi kebutaan mata batin ini. Aku tak pernah menyangka, jika gadis secantik kamu, mau berteman dengan aku yang notaben-nya hanya gadis biasa yang tinggal di desa. Sya, demi apapun, aku bahagia atas ketulusan yang tak pernah meminta imbalan. Aku bahagia ketika kamu berkenan menikmati makanan yang aku buat sendiri, meski terlihat begitu sederhana. Aku benar-benar bersyukur atas segala nikmat yang bisa kita rasakan bersama.

Tanpa memperhatikan penampilan, kamu bahkan mau merengkuh tubuh ringkih ini. Membawaku menjauh dari perasaan sesak yang kerap kali hinggap mengisi kesunyian selama ini. Goresan di tanganku, tak lain adalah bentuk perlindungan diri yang sengaja kulakukan saat hendak dijual oleh pamanku sendiri. Aku melukai diri demi bisa mempertahankan harga diri. Aku tidak mau kehormatanku diambil begitu saja, memuaskan nafsu laki-laki bejad di luar sana.

PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang