1. Bekal Milik Raina

200 143 20
                                    

Gadis dengan bola mata bening itu kini tengah menyisir rambutnya di depan cermin. Seragam putih abu-abu sudah menyatu dengan bentuk badannya yang ramping. Rambutnya sengaja digerai, dengan bagian sebelah kiri yang selalu ia sisihkan menggunakan jepit biting.

Seperti biasa, suasana rumah selalu sepi saat pagi. Ayahnya atau yang kerap kali disapa dengan panggilan Dokter Zayn, dengan nama lengkap Abraham Zayn Jase adalah seorang dokter di Rumah Sakit Lentera Kasih. Profesinya sebagai Dokter Spesialis Bedah Saraf membuat dirinya dikenal hampir di seluruh penjuru kota Surabaya. Keterampilan medis serta ketelitian dalam mengoperasi dan menangani pasien mampu membuat dirinya seringkali mendapat pujian sekaligus sertifikat penghargaan. Di usianya yang sudah menginjak kepala empat, sama sekali tak membuat dirinya terlihat tua. Pola makan, rajin berolahraga, dan tidak merokok adalah salah satu rahasia awet mudanya.

Untuk ibunya-Mustika Abigail, adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai Desain Interior, ia selalu berpenampilan modis. Usianya tak berbeda jauh dengan suaminya, hanya selisih dua tahun. Selain itu, Hasya juga punya kakak laki-laki yang saat ini baru menempuh Pendidikan di Universitas Nawasena dengan mengambil Jurusan Arsitektur di Fakultas Teknik.

Pukul tujuh, tanpa menyarap lebih dulu, Hasya sudah duduk anteng di kursi bagian belakang dengan Pak Hamid-selaku supir pribadi yang siap melajukan mobilnya untuk membawa gadis itu sampai sekolah dengan selamat. Tidak ada percakapan, keduanya fokus pada diri masing-masing.

Gerbang sekolah dengan gapura yang menjulang tinggi bertuliskan "Mahakarya Pendidikan" terpampang jelas untuk menyambut kedatangan siswa maupun siswi baru. Bangunan dua lantai yang didominasi dengan warna cream mampu membuat Hasya takjub. Pembagian kelas sudah diumumkan pada minggu kemarin. Hasya berada di kelas 10 IPA 1, kelasnya berada di ujung, dekat dengan lapangan rumput yang biasa digunakan sebagai tempat upacara. Hasya dengan percaya dirinya berjalan santai menuju kelas. Penampilannya yang cantik nan sederhana mampu membuat beberapa kakak tingkat menggodanya secara terang-terangan.

Sesampainya, Hasya menyempatkan diri untuk melihat dari balik jendela, rupanya sudah banyak siswa yang datang. Tanpa pikir panjang, ia lantas masuk sembari mengucap salam. Seluruh atensi mengarah padanya hanya dalam hitungan detik. Hasya tersenyum canggung, suasana kelas yang awalnya riuh mendadak sunyi. Matanya mengerling, menyusuri setiap sudut, hingga terhenti pada dua bangku yang masih kosong, meski letaknya di bagian depan pojok kiri, berhadapan langsung dengan meja guru.

Ponsel yang sedari tadi terus berbunyi kini sudah berada di genggamannya. Dapat ia lihat ada beberapa pesan masuk sekaligus panggilan tak terjawab dari sang pengirim yang namanya sengaja ia sematkan. Hasya enggan membaca pesan tersebut, karena sudah bisa ditebak isinya akan seperti apa. Hanya seputar pertanyaan umum. Padahal tinggal serumah, namun ingin tahu kabar pun harus melalui perantara. Sesulit itukah berbicara secara langsung?

Hasya sendiri tak berminat untuk menyapa teman sekelas, baginya, berinteraksi dengan manusia adalah hal paling melelahkan, tapi bukan berarti Hasya lebih suka berinteraksi dengan makhluk lain. Hasya memutuskan untuk memakai headset yang telah menemaninya selama tiga tahun terakhir ini, headset yang merupakan hadiah dari kakaknya itu selalu ia bawa kemana saja. Meski Hasya tergolong masih remaja, namun yang di dengarnya justru adalah lagu-lagu zaman dulu yang sempat dibawakan oleh mendiang Nike Ardilla. Ia benar-benar mampu menikmati kesendiriannya.

***

Berhubung di sekolah tersebut tidak ada kegiatan ospek atau semacamnya, jadi untuk minggu pertama, para siswa maupun siswi dianjurkan untuk mengikuti kelas membaca yang diadakan oleh anggota OSIS. Mereka akan diberi satu buah buku sebagai bahan belajar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Kegiatan tersebut berlangsung selama satu minggu. Mereka saling bertukar buku jika sudah selesai dipelajari dan dipresentasikan di depan kelas. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk program kerja dari anggota OSIS. Tentu saja mendapat dukungan penuh dari dewan guru. Selain kegiatannya yang bermanfaat, juga dapat meningkatkan minat baca untuk anak-anak di zaman sekarang yang mayoritasnya lebih menyukai handphone daripada buku.

PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang