26. Sebulan di Apartemen

34 29 1
                                        

Hasya mengemas beberapa setel pakaiannya kemudian memasukkanya ke dalam koper. Ia berniat kabur malam ini. Tak ada pilihan lain selain menghindar dari keputusan Zayn yang secara tiba-tiba. Hasya berniat untuk menyewa apartemen selama satu bulan ke depan, mungkin dengan cara itu Zayn dapat berubah pikiran meskipun kedengarannya sangat mustahil. Gadis yang masih dalam tahap pengobatan itu tiba-tiba akan dijodohkan dengan laki-laki yang memiliki penyakit hampir sama dengannya. Sungguh tidak habis pikir dengan pemikiran laki-laki egois itu. dan lebih parahnya lagi, laki-laki itu adalak sosok yang membuat kegadugan dengannya di rumah sakit. Zayn rela mengorbankan masa muda anaknya untuk membangun kerja sama dengan teman lamanya. Ia ingin mengembangkan kembali usaha bisnis sewa apartemennya yang sempat terhambat sebab terlalu fokus dengan pekerjaan utamanya sebagai dokter.

Hasya tentu tidak bodoh, ia akan kabur mencari apartemen yang letaknya sedikit jauh dengan rumahnya. Tidak apa-apa sederhana asalkan dirinya tak akan ketahuan jika tinggal disitu. Tempo hari, saat dirinya baru saja selesai mengambil mobil, pulangnya ia sudah disambut dengan pemandangan yang sangat mengerikan. Ia langsung mendapat pelukan erat dari laki-laki yang ditemuinya di rumah sakit. Rupanya, pemuda itu adalah putra dari teman ayahnya. Mau tak mau, Hasya harus tersenyum demi rasa hormatnya kepada tamu. Meski dalam hatinya ingin sekali membogem pemuda yang wajahnya menurut Hasya sedikit cabul. Ia seolah-olah hanya pura-pura stress untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Secara diam-diam Hasya mencoba berkomunikasi dengan Arumi untuk mengecek kondisi di rumah. Apakah si pembuat onar itu masih berkeliaran disana atau sudah sembuh. Hasya sama sekali tidak menganggapnya sebagai pasien sama dengan dirinya, karena ia menemukan kejanggalan dibagian tertentu. Seperti saat mata mereka bertemu, pemuda itu sengaja memainkan lidah, tatapan matanya penuh nafsu, sedangkan untuk tangis yang meraung-raung kala itu hanya tipu dayanya saja agar mendapat simpati dari orang sekitar. Dan untuk Balqis, sepertinya itu adalah halusinasinya saja, sosok yang ia ciptakan sendiri.

Membayangkan itu, bulu kuduknya kerap kali meremang, ia tak bisa membayangkan jika dirinya benar-benar akan menikah dengan pemuda itu. bisa-bisa hanya akan dijadikan sebagai budak nafsu belaka. Melihat dari cara ia memandang perempuan, bahkan pada Arumi sekalipun yang kala itu tengah menyuguhkan hidangan.

"Hihhh, orang cabul mah harusnya mendapat perawatan biar sembuh. Kok bisa orang tuanya santai gitu," gerutunya sembari melipat pakaiannya.

Sore ini cuaca nampak cerah, cocok untuk mencari udara segar, lagipula ia suntuk jika harus berada di dalam ruangan seharian. Ia berencana untuk makan di luar, dengan harapan dapat bertemu dengan Nawam, meskipun sangat tidak mungkin, terakhir mereka mengobrol, Nawam sudah mulai disibukkan dengan beberapa naskah yang harus diselesaikan dalam kurun waktu satu bulan setengah untuk lima pementasan teater per-minggunya. Hasya baru tau jika Nawam adalah seorang penulis naskah teater sekaligus pendiri dan pemilik Sanggar Halimun. Ia menebak jika masih banyak rahasia yang disembunyikan oleh pemuda itu darinya. Memang benar-benar penuh kejutan.

Kak Falah

["Dek, pulang..."]

["Ayah marah banget setelah tau kamu kabur."]

["Kakak sama Bunda bingung harus gimana?"]

["Mana temen Ayah hampir setiap hari kesini sambil bawa anaknya lagi."]

Kurang lebih seperti itu pesan dari kakaknya. Hasya acuh, itu konsekuensi untuk orang yang langsung menyetujui sesuatu tanpa memikirkan perasaan orang yang bersangkutan. Ia segera mandi sekaligus mempercantik dirinya. Tak mau berlama-lama ia segera keluar dari apartemen dan menuju jalanan kota yang sudah padat oleh pengendara. Polusi udara begitu mengganggu pernafasannya yang sedikit sensitif, mau bagaimana lagi, ia tinggal di kota yang cukup besar wilayahnya, apalagi sebagian besar sudah hampir dipenuhi dengan bangunan-bangunan pabrik, yang dimana cerobong asap ataupun limbah dapat ia temui dimana saja.

PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang