"Lalu di mana dia sekarang?" Neji bertanya dengan suara lebih tegas.
Utakata sekadar mengangkat bahu, seolah pertanyaan itu bukan urusannya.
"Di dalam, tentu saja."
Di sudut bibirnya tertarik senyuman yang halus. Tatapan Utakata menyala, lebih terang dari mata seekor kucing di kegelapan.
"Aku tahu tuanmu sedang menemui 'orang itu'. Dan mungkin, setelah ini akan terjadi kekacauan besar."
"...?"
"Temukan dia lebih cepat, atau dia akan menjadi buruan seluruh prajurit di kastel ini."
.
.
YOUNG MASTER
.
.
Neji bergeming sejenak, bahkan setelah Utakata meninggalkannya sendirian, tatapannya yang kosong serupa jerat yang menahan langkah kakinya
Lelaki itu? Apakah yang dimaksud adalah Orochimaru?
Jika benar, maka langkah mereka sudah terbaca—dan bila Utakata tahu, besar kemungkinan, Itachi juga menyadarinya.
Ketegangan itu tak sempat mereda, saat tiba-tiba ledakan besar terdengar dari arah depan kastel.
Ledakan itu mengoyak kesunyian, mengguncang udara hingga tanah di bawah kakinya terasa bergetar.
Langit malam yang pekat memantulkan kilauan oranye dari api yang menjalar, suara gemuruhnya disusul teriakan panik dari rakyat yang berada di festival.
Neji tertegun sesaat, pikirannya segera tertuju pada satu kemungkinan, Naruto!
.
Tanpa buang waktu, Neji melesat dari taman menuju paviliun Orochimaru. Jejak langkahnya yang ringan nyaris seperti angin. Namun, setiba di sana, ruangan itu sudah kosong—tidak ada siapa pun.
Lentera-lentera terlihat masih bergoyang di langit-langit akibat getaran dari ledakan sebelumnya.
"Di mana mereka?"
Tangan Neji mengepal—menahan rasa frustrasi. Dia mendongak kala telinganya menangkap derap langkah terburu-buru dari sekelompok prajurit yang bergerak menuju arah api yang kini semakin besar.
"...!"
Melompat ke atap, Neji berlari di antara bayangan malam—langkahnya hampir tak bersuara di atas genting yang dingin.
Dari atas, dia bisa melihat prajurit-prajurit dengan lambang kipas Uchiha berlarian di halaman kastel, beberapa membawa ember air untuk memadamkan api, sementara yang lain menyusuri setiap lorong dalam formasi siaga.
Udara malam yang dingin bercampur bau hangus dari api yang membakar, menciptakan ketegangan yang menekan dada.
Lentera-lentera di festival kini tergantung mati, dan hanya cahaya api yang menerangi halaman kastel yang kacau.
Neji mempercepat langkahnya, matanya memindai setiap sudut. Ia tahu, tuannya pasti ada di sekitar sini, dan kegaduhan ini tak mungkin ulah siapa pun selain dia.
"Daimyo, Anda di mana?"
Neji hanya takut jika Naruto bertindak terlalu ceroboh. Jika Itachi benar-benar telah mengetahui rencana mereka, maka segalanya bisa berubah menjadi serangan balik yang lebih besar.
.
.
"Apa yang sedang terjadi?"
Saat ledakan mengguncang udara, Hinata tengah berdiri di depan sebuah cermin besar di kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MASTER
FanfictionSetelah perang terjadi, konflik yang lebih besar melebar di seluruh wilayah. Para Daimyo saling melakukan ekspansi, dan Kaisar tidak lagi memiliki kekuatan mutlak. 10 tahun berlalu, Hinata dipanggil kembali ke Kastel Uzumaki untuk mengobati sang tua...