42 | Farewell Party

932 58 16
                                    

Pagi ini jadwal pelajaran kelas 11 IPA 2 adalah olahraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini jadwal pelajaran kelas 11 IPA 2 adalah olahraga. Maka pagi-pagi sekali, sang guru sudah meniup peluit khasnya. Memberikan kode pada anak kelas 11 IPA 2 untuk segera berbaris.

Langit begitu cerah. Awan berwarna putih bercampur dengan warna biru ikut mendominasi. Halaman sekolah yang memiliki pohon-pohon terawat membuat pemandangan terlihat lebih segar. Tak jarang juga, ada kupu-kupu yang melintas.

Malika berjalan bersama Ocha ke arah lapangan dalam. Agenda hari ini adalah pengambilan nilai lari. Hal yang membuat kedua gadis itu malas bukan kepalang.

"Boleh nggak sih dijoki? Gue udah lama banget nggak lari. Kayaknya terakhir 3 bulan yang lalu," keluh Ocha.

Malika mengiyakan. "Gue takut nggak kuat."

Lantas Ocha langsung menoleh. Benar juga, entah mengapa wajah Malika terlihat pucat dan lesu pagi ini. Padahal gadis itu mengaku baik-baik saja.

"Kalo lo nggak yakin bilang aja, minta izin dari sekarang," saran Ocha.

"Mana bisa! Lo tau sendiri Mr. Brakha paling pelit kalo ngasih izin," balas Malika.

Ocha pun terdiam. Oh iya, dia baru ingat jika guru olahraga mereka adalah salah satu guru yang pelit. Sudah begitu, suka sekali menyepelekan. Banyak siswa yang protes atas sikap menyebalkan tersebut, tetapi mereka hanya bisa mengeluh. Tak ada yang pernah berani protes benar-benar dihadapan Mr. Brakha.

"Udah pada kumpul semua, kan?" tanya ketua kelas mereka.

Sekarang Malika dan Ocha sudah masuk dalam barisan. Mereka berada di tengah-tengah, bukan barisan paling depan, bukan juga yang belakang.

Mr. Brakha belum memberikan instruksi apapun. Sang guru masih sibuk berbicara dengan guru lain di tepi lapangan. Memberikan kesempatan bagi kelas Malika untuk berbincang-bincang.

"Kalian tau kan bakal ambil nilai hari ini?"

"Tau lah! Tapi sumpah gue nggak bisa lari kenceng, gimana dong?"

"Lo pikir gue bisa? Sama kali! Bisa nggak ya nego nilai sama Mr. Brakha?"

Malika sedikit tertawa ketika mendengar pertanyaan yang entah dilontarkan oleh siapa. Teman perempuan sekelasnya saat ini sedang membuat sebuah lingkaran bersama—termasuk Malika dan Ocha di dalamnya—hanya untuk berkeluh kesah tentang pengambilan nilai lari.

"Eh Cha, lo udah prepare pasti, ya?" celetuk salah satu yang memakai bandana berwarna merah.

"Udah pasti lah! Lo nggak liat nilai hampir seluruh mapelnya sempurna? Gue yakin Ocha udah latihan lari supaya dapet nilai gede," balas cewek di sampingnya.

Ocha langsung merotasikan mata malas. Gadis itu mendengus kesal. "Boro-boro kali! Gue terakhir kali lari 3 bulan yang lalu."

"Seriusan?!"

Really BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang