Kalau kalian lupa sama alurnya kalian bisa baca chapter sebelum chapter ini ya. Maap ngaret lagi updatenya, belakangan ini aku pulang sore udah gitu kehujanan mulu jadi nggak mood buat nulis.
Chapter ini mengandung bawang, siapkan tissu sebelum membaca🤧
Semoga enjoy, selamat membaca!!
●●●
Sore itu Jazzki terserang demam tinggi. Sejak dilarikan ke IGD, Jazzki terus mengigaukan nama Joanna. Sekujur tubuh Jazzki panas dingin hingga membuat kesadaran anak itu timbul tenggelam. Fisik Jazzki memang dikenal kuat di lingkungan sekolah, ia tahan meski dijemur berjam-jam di bawah terik matahari, ia jarang jatuh sakit meski sering kehujanan. Namun anehnya, ketika Joanna drop maka fisik Jazzki akan ikut lemah, hal tersebut sudah kerap dialami sedari mereka kecil.
"Jo..."
"Jo..." gumam Jazzki.
Kening Jazzki berkerut membentuk lipatan kecil. Seolah ia sedang merasa tegang.
Elvi memberikan usapan lembut pada kening putranya itu untuk meredakan ketegangan yang ada. Jazzki tidak bisa tenang meski kini dia sedang dalam pengaruh obat tidur. Pusat pikirannya tetap ada pada Joanna, ia sangat ingin menjenguk saudaranya itu tetapi dokter mengatakan jika sampai sekarang Joanna masih ditangani.
Yohan dan Elvi tidak bisa satu ruangan, setelah membawa Jazzki ke ruang IGD Yohan langsung meninggalkan anak itu bersama Mamanya. Kini Yohan yang menjaga Joanna di luar ruang ICU.
Diagnosa dari dokter mengatakan bahwa Joanna mengalami serangan jantung. Serangan yang sangat berbahaya hingga bisa merenggut nyawanya.
Kondisi Joanna semakin drop ketika pembuluh darah anak itu ternyata ikut bermasalah akibat kesehatan jantungnya. Dia kehilangan banyak darah karena mimisan yang sebelumnya sudah terjadi namun tidak ia pedulikan.
Yohan tidak tau, ia tidak melihat bagaimana putranya di dalam sana sedang dipacu untuk tetap hidup. Dada Joanna yang dibiarkan telanjang harus dipasang alat kejut jantung untuk mengembalikan degup jantungnya yang berkali-kali melemah.
Joanna membusung ketika energi listrik yang dihasilkan dari alat rumah sakit tersebut seolah ditembakkan ke dalam dadanya, mengontrol irama jantung supaya dapat berbunyi normal.
"Kondisi pasien lemah sekali, dok,"
Defribillator sudah diberikan sebanyak yang diperlukan namun tetap saja jantung Joanna lemah seakan menunjukkan jika peluang anak itu untuk tetap bertahan hidup semakin berkurang.
"Naikkan dosis oksigen, cepat!"
Dosis oksigen dinaikkan guna menunjang pernapasan Joanna. Ketika dosis oksigen sedang diatur sedemikian rupa, dokter tidak berhenti untuk memberikan pertolongan kepada Joanna.
Tindakan yang sudah berlangsung selama satu jam ini tidak membuahkan hasil. Kondisi Joanna memburuk, penurunan kesadaran serta respon tubuh Joanna atas segala pertolongan yang dilakukan hanya membuat dirinya tetap berada di status yang sama, kritis.
●●●
Jazzki melenguh pelan merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, ia mencoba untuk membuka mata meski rasanya begitu berat. Ketika netra kembar itu akhirnya berhasil terbuka ia melihat dirinya sedang berada di tempat asing. Ruang kamar serba putih dengan sensasi dingin yang menyapa hidungnya.
Ya, Jazzki mendapat bantuan oksigen karena saturasi oksigen anak itu semula berada di bawah 93%. Yang artinya tidak normal bagi orang dewasa yang tidak mempunyai riwayat penyakit asma.

KAMU SEDANG MEMBACA
JAZZKI & JOANNA
Teen FictionSi Kembar yang satu ini berbeda. Cerita ini menceritakan tentang dua cowok kembar bernama Jazzki dan Joanna. Dari segi fisik mereka berdua memang serupa, tapi apakah sifat mereka serupa pula? Jangan ditanya. Mending langsung baca aja!