Di part ini sih fokusnya ke Elsa dulu ya.
Jadi maaf nih gak ada adegan mesra-mesraan Keisya ama Tiger dulu.
Hehehehe..............
Tapi tenang setelah ini bakal tambah seru nih kayaknya .
So, jangan bosen-bosen ya ngikutin kelanjutan cerita ku ini.
^__^
Tak terasa pekerjaan kami di Thailand akhirnya selesai sudah. Besok bahkan kami telah dijadwalkan untuk kembali ke LA. Untunglah semuanya berjalan lancar. Kendala jelas ada namun dapat terselesaikan dengan baik oleh kami semua.
Soal Tiger. Ya, ia terlihat lebih perhatian padaku semenjak insiden telpon waktu itu. Ia juga tak banyak bertanya soal masalah itu. Ingin membuat ku nyaman, katanya. Lama-lama ia mulai mengerti tentang ku. Entahlah, itu harus membuat ku senang atau malah sedih.
Kenapa? Karena kalau ia sebaik itu, maka semakin sulit untuk ku melepasnya. Aku tak boleh egois memikirkan kebahagianku saja. Bagaimana kalau pria itu benar-benar membuktikan ucapannya saat itu. Menghancurkan Tiger.
Belum lagi soal putri ku Elsa. Bagaimana kalau ia mengetahui soal keberadaannya. Pria itu seperti iblis. Tak mampu rasanya aku membayangkan bagaimana jadinya nanti. Kehancuran orang-orang yang kusayangi. Tidak boleh terjadi. Akan pastikan soal itu.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Los Angeles Word Airport, California
Hampir pukul 00.00 dini hari pesawat yang ditumpangi Tiger dan juga yang lainnya sampai di LA. Rasa lelah jelas menghinggapi semuanya. Untungnya besok hari libur, jadi mereka bisa istirahat di rumah sebelum kembali ke rutinitas awal seperti biasa.
Awalnya, Keisya dan Isabella ingin pulang dengan mengendarai taxi. Tapi Tiger melarangnya. Pria itu bilang 2 supir pribadinya-lah yang akan mengantar mereka semua pulang. Dengan alasan keamanan dan juga kenyamanan kami.
Dan beginilah jadinya sekarang. Tiger bersama Keisya sedangkan Isabella bersama dengan Pieter. Jelas di mobil yang berbeda. KarenaTiger tak mau Pieter kembali menggangunya. Seperti waktu itu.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Sebelum Keisya memasuki apartemennya Tiger tiba-tiba menahannya. Pria itu awalnya hanya memeluk tubuh Keisya. Namun, setelah itu Tiger malah menciumnya. Cukup lama. Kalau saja Keisya tak memukul punggung Tiger mungkin mereka masih saja berciuman.
"Astaga Mr.Tiger apa yang kau lakukan? Kau ingin membuat ku mati kehabisan nafas."
Mendengar protesan Keisya tadi, malah membuat Tiger tertawa. Rasanya lucu saja melihat wajah Keisya yang sedang merajuk. Terlihat tambah menggoda –pikir Tiger.
"Tentu aku tak berniat sejahat itu sweety. Maaf, tadi aku terlalu terbawa suasana.Oh ya, Jaga dirimu baik-baik ya. Karena setelah ini mungkin kita akan sangat jarang bertemu. Dan Aku pasti akan merindukan mu."
Tiger mengusap pelan kepala Keisya. disusul sebuah kecupan lembut di dahi Keisya. Rasa hangat itu perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya dan juga hatinya. Tiger sungguh memperlakukannya dengan baik. Selalu mampu membuatnya merasa begitu bahagia.
Tanpa keduanya sadari, ada sepasang mata yang sejak tadi terus memperhatikan mereka. Mata itu menyipit tajam. Tatkala rasa penasaran menggelitik pikirannya. Ia butuh sebuah penjelasan, segera.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
"Ataga, James apa yang kau lakukan di situ sih. Seperti hantu saja."
Keisya terpekik kaget. Bagaimana tidak, saat ia membuka pintu apartemennya tiba-tiba James muncul. Entah darimana. Dalam suasana apartemen yang gelap pula. Seperti hantu saja -pikir Keisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Devil Meet His Destiny [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]
Romance"Dasar wanita kasar, berani-beraninya ia mempermalukanku di depan orang banyak. Lihat saja, kalau kita bertemu lagi, akan ku buat ia menyesal karena menantang ku." -Tiger Alexander- "Cih! Rupanya badannya saja yang besar, tapi kekuatannya tak lebi...