Still

9.2K 355 17
                                    

Hello, everybody!!!

Finally, I'm back with new chapter of WDMHD #Yey#hebohsendiri

Long time no see..... hihihihi

Sorry, bingits nih aku baru bisa balik sekarang. Setelah menghilang berbulan-bulan lamanya.

Bukannya lagi hiatus, cuman....

Lagi gak ada ide plus lagi sibuk kerja aja sih. #alibisangauthor

Dan jadilah story saya ini menjadi terbengkalai begini (T.T)

Tapi intinya sekarang saya harap para pembacanya tuh bisa kembali terhibur dan terpuaskan lah sama story saya ini.

Ok, gak mau ngomong panjang lebar lagi. Jadi sekarang selamat membaca ya guys ("(-^.^-)")

***

Angin bertiup kian kencang, menyapu helaian rambut panjang ku yang tergerai mulai berantakan. Entah apa yang telah terjadi, tapi yang jelas aku di sini, di tempat asing yang tak pernah ku kunjungi sebelumnya. Berdiri sendirian di tengah-tengah ladang bunga tak bertuan. Berbalut gaun indah berwarna putih pucat yang sekan melambai-lambai tiap kali tertiup angin.

"Astaga, tempat apa ini sebenarnya? Kenapa aku disini? Terlebih dengan busana semacam ini pula."

Tanpa sadar, pertanyaan-pertanyaan itu pun mulai bermunculan dalam benak ku, seakan menuntut sebuah jawaban. Tapi berapa kali pun ku coba berpikir, tetap saja tak ada penjelasan yang pasti dari ini semua. Seluruh memori ku seakan terhapus tak tersisa.

Kupikir aku tak bisa diam saja di sini. Ya, aku harus coba berjalan, menyusuri tempat asing ini guna mencari sebuah bantuan. Siapa tau, di depan sana dapat ku temui seseorang yang bisa menjelaskan ku tentang tempat apa ini sebenarnya, dan yang terpenting adalah orang yang mampumembuat ku keluar dari tempat ini.

***

Tak terasa, hari mulai berganti malam, entah sudah berapa jauh aku berjalan, tapi yang jelas, tak ada satu orang pun yang dapat kutemui selama di perjalanan tadi, Seakan-akan hanya akulah yang tersisa di tempat aneh ini. Sendirian.

Rasa lelah pun kini mulai menghinggapi ku, secara singkat memaksa ku untuk berhenti dan istirahat sejenak di dekat sini.

Namun sayang, niat awalku seketika pupus, saat tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yang menggema ke seluruh plosok. Walau samar-samar tapi aku yakin kalau orang itu sedang menggumam sebuah nama. Entah siapa, tapi yang jelas aku harus mencarinya, menemuinya sesegera mungkin.

Dengan linglung ku terus melangkah, menyusuri jalan melandai yang rupanya membawaku ke sebuah jembatan kayu kecil yang berdiri kokoh di atas sungai yang dipenuhi dengan bunga-bunga teratai.

Ku picingkan mata ku saat melihat ada sesuatu yang bercahaya di ujung jembatan itu. Dengan begitu penasaran aku pun semakin mendekat, memastikan cahaya apa itu sebenarnya.

Seketika, ku tertegun tatkala mengetahui dari mana asal cahaya itu. Ya, cahaya itu berasal dari tubuh seorang wanita paruh baya yang berdiri tepat di ujung jembatan.

Seperkian detik ku di buat terperangah karena nya, kemudian saat mataku menatap wajahnya Ia tiba-tiba saja tersenyum begitu hangat kearah ku.

Kalau dipikir-pikir, sosoknya tak asing lagi bagiku, bahkan terlihat sangat familiar. Tapi siapa? Dan dimana kita pernah bertemu? Namun, sial kali ini otak ku tidak begitu dapat diandalkan untuk sekedar mengingatnya.

When Devil Meet His Destiny [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang