Lucas termangu menatap sosok jelita di hadapannya. Seorang wanita cantik dengan dress simpel berwarna peach kini tengah menatapnya lekat, dengan mata indahnya yang membuatnya tak berkutik.
"Hello!!! Apa kau dengar ucapan ku tuan....'-
"Lucas." Lucas segera menyebutkan namanya membuat wanita dihadapannya nampak mengulum senyumnya.
"Ok, bisa bantu aku segera? Aku ingin bertemu tuan James. Sekarang."
Lucas segera bergegas, menghubungi James dari balik telpon.
"Vallary Alexander." Gumam si wanita yang mengerti maksud pandangan pria dihadapannya itu.
"Ah baiklah mari saya antar nona Vallary."
***
Melihat sosok Vallary James pun segera bangun dari kursinya lalu menyambut kedatangan wanita itu dikantornya.
"Stelan pakaian mu James." ucap Vallary sambil menyodorkan tas jinjingan berukuran besar ke arah James, membuat pria itu beserta Lucas diam membisu.
"Pakaianmu yang malam itu ku laundry. Kau lupa? Malam dimana kau mabuk dan bermalam di apartemen ku."
Mata Lucas membulat lalu menatap Vallary serta James bergantian. Sedangkan James benar-benar mati kutu dibutnya. Ia tak menyangka kalau Vallary akan dengan santai menjabarkan hal semacam itu terlebih saat ada orang lain diantara mereka.
"Ahhh.... Itu rupanya. Yah, terimakasih ya sudah repot-repot mengantarkannya untuk ku." James meraih jas jinjingan itu.
Vallary mendekat ke arah James, begitu dekat hingga membuat pria itu merasa kikuk dibuatnya.
"Dasi yang kau kenakan sedikit miring James." Ucap Vallary sambil memperbaiki dasi yang dikenakan James dengan santai.
Lucas masih disana. Terdiam sambil menatap dua orang dihadapannya dengan tatapan takjub.
"Mau sampai kapan kau berdiri disana tuan Lucas?!!" James menginterupsi, meminta Lucas segera meninggalkan ruangan tersebut.
"Ehemmm.... Jadi alasan apa kau menemui ku nona Vallary?"
Vallary menatapnya lalu segera merogoh sesuatu dudalam tas miliknya.
"Ini tertinggal di apartemen ku. Sesuatu yang penting pikir ku."
James berkedip sebelum akhirnya meraih kertas yang disodorkan Vallary ke arahnya. Ia memeriksanya, mendapati kalau itu adalah surat aneh yang terakhir kali dikirimkan kepadanya.
Wajahnya seketika berubah datar seakan tak tertarik membahas lebuh lanjut mengenai surat itu dengan Vallary.
"Aku bisa membantu mu ka,-
"Itu bukan urusan mu Vall. Cukup sampai disini, karena aku tak akan pernah merepotkan mu lagi. Apalagi mengenai surat itu."
Pandangan Vallary berubah, ia merasa kecewa melihat sikap James barusan. Apa pria itu menutup dirinya? Apa ia tak suka dengan sikap Vallary? Ia terlalu ikut campur pada kehidupan James?
Yeah, mungkin hal itulah yang kini James pikirkan tentangnya. Ia mencoba mengerti dan dengan cepat meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Devil Meet His Destiny [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]
Romance"Dasar wanita kasar, berani-beraninya ia mempermalukanku di depan orang banyak. Lihat saja, kalau kita bertemu lagi, akan ku buat ia menyesal karena menantang ku." -Tiger Alexander- "Cih! Rupanya badannya saja yang besar, tapi kekuatannya tak lebi...