Hari sudah larut dan pesta pun telah usai sejak sore tadi. Tiger dan Keisya kini telah kembali ke kamar pengantin mereka, Ya kamar milik Tiger yang kini di hias sedemikian rupa hingga nampak indah dan terkesan romantis. Dengan lilin-lilin aroma terapi yamg disusun di sekeliling kamar. Lengkap dengan rangkayan bunga-bunga mawar merah yang terangkai apik di kedua sisi ranjang.
Di pinggir ranjang Tiger nampak serius menatap layar ponselnya. Dengan kaus putih santai dan celana pendek berbahan katun. Ia terlihat segar dengan rambut hitam yang masih sedikit basah seusai mandi serta keramas barusan.
-Bermainlah dengan tenang. Jangan sampai kami mendengar suara-suara aneh yang menggelikan.-
Tiger tersenyum menatap pesan yang baru saja ia terima dari Vallary. Bisa-bisanya kakak perempuannya mengiriminya pesan semacam itu. Tanpa diberitau pun ia sadar kalau ia tak bisa melakukan hal 'itu' terangan-terangan, mengingat ini malam pengantinnya bersama Keisya.
"Apa yang sedang kau lihat kenapa senyum-senyum begitu?" suara lembut Keisya menyadarkannya.
Tigerpun menoleh dan mendapati sosok Keisya yang rupanya sudah keluar dari kamar mandi. Dengan gaun tidur hitam tanpa lengan wanita itu melenggang dengan anggun mendekatinya.
Sesaat Tiger menengguk air liurnya, melihat penampilan menggoda Keisya malam ini. Gaun itu hampir tembus pandang. Berbahan sifon halus yang panjangnya hanya beberapa senti di bawah pinggul. Di bagian dadanya berpotongan sangat rendah, hingga menampakan tonjolan payudara Keisya dengan sangat jelas.
"Kau sengaja ingin menggoda ku ya?" Tiger bertanya membuat Keisya terdiam sesaat. Mendapati tatapan mata Tiger yang seakan melucuti beberapa bagian tubuhnya.
"Astaga, gaun tidur ini maksudmu? Tiger mengangguk, "Ini kan hadiah yang Vallary belikan untuk ku kemarin. Aku juga punya 2 lagi, dari James dan juga ibumu." jelas Keisya polos membuat Tiger hanya bisa mengacak rambutnya gusar.
"Oh shitt..... Apa mereka sengaja ingin mencobai ku?" gumam Tiger kesal, "Dengar Keisya sayang, lebih baik kau ganti gaun tidur mu itu atau aku,-
"Apa?! Apa yang akan kau lakukan kalau aku memilih tetap mengenakan gaun ini?!" Dengan nada menantang Keisya mulai mendekati Tiger menundukan tubuhnya hingga membuat mata indah suaminya dapat dengan bebas melihat bagian dadanya yang menyembul bebas.
Dalam hati ia cukup merasa senang karena bisa membuat suaminya itu bungkam karena ulah nakalnya saat ini. Dan dengan lembut ia mulai memainkan jari-jari lentiknya di bahu milik Tiger, mendudukan tubuhnya diatas pangkuan pria itu. Lalu dengan sengaja ia pun mulai bergerak seakan tengah memainkan bokongnya di atas paha Tiger.
"Kau sudah memancing harimau buas sayangku." Tiger berucap lalu dengan cepat memangut bibir Keisya dengan rakus.
Hisapan-hisapan itu semakin cepat, decapan-decapan tak bisa hindarkan dan dalam waktu singkat lidahnya bahkan telah berhasil masuk kedalam mulut Keisya.
Keduanya berpelukan, semakin erat. Perlahan namun pasti salah satu tangan Tiger pun mulai meraba bagian-bagian sensitif milik istrinya itu.
"Aku sudah tak sabar lagi." Dengan nafas yang masih tersengal-sengal, Tiger mengangkat tubuh Keisya dan membaringkannya diatas ranjang.
Dengan tak sabaran ia pun melepaskan kaus yang dikenakannya lalu membuangnya entah kemana.
"Kau akan menyesal telah menggodaku sayang" ucap Tiger sambil melepas celana pendek yang dikenakannya.
Keisya tersenyum dan lagi-lagi dengan sengaja memancing nafsu suaminya itu. Kali ini ia mulai melebarkan pahanya membuat thong hitam kecil, berbahan tipis yang dikenakannya terlihat begitu jelas menutupi kemaluannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Devil Meet His Destiny [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]
Lãng mạn"Dasar wanita kasar, berani-beraninya ia mempermalukanku di depan orang banyak. Lihat saja, kalau kita bertemu lagi, akan ku buat ia menyesal karena menantang ku." -Tiger Alexander- "Cih! Rupanya badannya saja yang besar, tapi kekuatannya tak lebi...