Story About Keisya - Part 2 (End)

8.9K 335 12
                                    

Saya akhirnya kembali lagi nih guys.

Bawa part terbaru dari kisah Tiger dan juga Keisya.

Masih cerita soal masa lalu Keisya yang sungguh rumit.

Ya, saya yang nulis aja jadi makin penasaran sendiri, mau bagaimana cerita ini nantinya #curcolansangauthor

Tapi saya harap kalian terpuaskanlah ya sama cerita saya kali ini.

Yaudah deh, selamat membaca aja deh buat semuanya ya ^^

("(*_*)")

Sudah hampir sejam Tiger dan James duduk disana. Cerita itu belum juga berakhir, masih banyak rahasia yang tersumbunyi yang mesti James ungkapkan pada Tiger. Sekiranya, ini akan lebih adil bagi pria itu. Agar ia tak meras tertipu oleh sikap Keisya.

"Siapa orang yang telah membeli Keisya saat itu?" tanya Tiger seketika, menyadarkan lamunan James.

"Richie Adams. Pria itu lah yang membeli Keisya dari tempat terkutuk itu. Menyeretnya masuk, lebih dalam ke sebuah neraka yang tercipta oleh obsesi dan keegoisannya sendiri." ucap James sambil menerawang.

***
Back to Flashback

"Saya telah menyelidiki pria itu tuan James. Dan mendapatkan sesuatu yang menarik dalam beberapa hari belakangan ini."

Aku mengerutkan kening, karena merasa bingung, "ada apa Evan? Ku harap ini berhubungan dengan Keisya."

"Sudah sekitar 3 hari ini beliau bolak balik ke rumah sakit San Maria. Sepertinya ia menjenguk seseorang di sana, dan setelah ku cari tau, pasien yang di kunjunginya adalah seorang gadis muda. Soal nama, maaf aku tak bisa mendapatkan informasinya. Karena privasi pasien VVIV begitu di lindungi oleh pihak rumah sakit."

Penjelasan Evan tadi jelas menggelitik rasa penasaran ku. Bertanya-tanya siapa orang yang telah pria itu kunjungi? Apa Keisya? Kuharap tidak. Kalau benar begitu, tandanya Keisya dalam keadaan yang tidak baik sekarang. Tentu itu membuat ku semakin khawatir padanya.

"Sepertinya kali ini aku akan turun tangan Ev. Aku harus menyusup masuk ke sana dan menyelidiki langsung siapa pasien itu sebenarnya. Tentunya, aku butuh bantuan mu." ucapku yakin.

Tindakan ku ini pasti memiliki beresiko yang besar, apalagi jika ketahuan. Tapi aku tak peduli, karena kini yang terpenting adalah keadaan Keisya. Aku harus tau dimana pria itu menyembunyikannya, dan aku harus menyelamatkannya, segera.

"Ta...tapi tuan. Ini sungguh berbahaya untuk anda. Saya tak bisa membiarkan anda berbuat seperti itu, karena jika terjadi sesuatu, apa yang harus saya katakan pada ayah anda? Beliau telah menitipkan anda pada saya selama tinggal disini."

Ku tepuk bahu Evan pelan, hingga membuatnya menatap ke arah ku, "Tenanglah sobat, aku akan baik-baik saja. Karena ada kau yang akan membantuku bukan?" ucapku dengan senyum simpul.

***

Ku melangkah pasti melalui lorong-lorong dingin rumah sakit, malam ini. Sebuah seragam khas dokter telah ku kenakan dengan rapih, lengkap dengan namtag bertuliskan nama palsu ku sebagai seorang dokter. Untuk bagian wajah, ku kenakan kumis palsu serta kacamata tebal, persis foto editan Evan yang terpampang di namtag yang kini ku kenakan. Perfecto.

When Devil Meet His Destiny [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang