Planing

6.2K 248 10
                                    

Ohayoooo🙋🙋🙋🙋

Tes!tes! Author kece disini....

Balik lagi nih bawa chapter terbaru WDMHD yang dah update beberapa bulan🙇🙇🙇

Sorry sekali lagi, bukan karena author males , cuman autor lagi sibuk bingits jadi bener-bener gak ada waktu buat nulis #Curcol

Tapi sekarang autor dah sedikit senggang dan mulai menulis lagi hahahaha..... jadi hari ini bisa upload dh 📝

Jadi monggo, silahkan dibaca ya😉

📖💞Happy Reading All💞📖

***

Dengan gerakan pelan James mulai menggerekan lengannya, mencoba meraih gelas berisi air di sisi ranjang miliknya. Jujur saja gerakannya masih terasa kaku dan juga nyeri di bagian lukanya yang mulai mengering.

"Hem, apa kau haus James?"

Tiger menggumam dan mulai membuka matanya. Setelah terduduk tegap, ia pun segera mengambilkan gelas air tersebut untuk James. Sesekali ia nampak menguap menahan kantuk.

"Thanks. Em, ku pikir sekarang kau bisa kembali dulu ke hotel. Mandilah dan tidurlah yang cukup. Aku tak apa-apa disini sendirian. Kalau ada sesuatu aku akan segera memanggil suster untuk membantu ku." James berucap sambil menatap penampilan Tiger yang sungguh berantakan karena menungguinya di rumah sakit selama beberapa hari belakangan ini.

"Tidak-tidak. Aku akan terus disini" tekan Tiger sambil melipat kedua tangannya, "Lagi pula kan luka mu itu
Kurang lebih karena salah ku. Jadi biarkanlah aku menebus segala kebaikan mu dengan cara menjagamu disini sampai kondisimu dikatakan benar-benar pulih oleh dokter".

James tersenyum lalu hanya mengangguk mendengar penjelasan Tiger barusan. Ia sudah tau kalau Tiger pasti akan menolak usulannya barusan. Pria itu nampak sangat bersalah padanya, dan ia ingat betapa kacaunya Tiger saat ia mulai sadarkan diri pasca operasi.

"Jangan terus menyalahkan dirimu karena maasalah ini, karena bagi ku nyawa mu berkali-kali lebih berarti, terlebih untuk Keisya ku. Kalau terjadi sesuatu padamu, entah apa yang akan ku jelaskan padanya nanti."

Tiger menoleh lalu meremas rambutnya kasar, wajahnya pun berubah gusar saat mendengar ku menyebut nama Keisya.

"Aku pusing James. Ini sudah lewat 3 hari dan aku masih tak punya berita apapun menyangkut keberadaannya. Sudah ku tanya pada si brengsek -Richie itu, tapi ia pun sama bingungnya dengan ku. Keisya tak ia sembunyikan, malah ia mengira kitalah yang membawa Keisya pergi. Aneh, ini benar-benar tak masuk di akal. Bagaimana bisa Keisya menghilang begitu saja bagai ditelan bumi."

James terdiam lalu mulai berpikir tentang kejadian di kediaman Richie waktu itu, "Apa mungkin ada pihak lain yang memanfaatkan kekacauan waktu itu untuk membawa kabur Keisya?"

***

Di tempan lain nampak Vallary dengan setelan santai dan elegant mulai berjalan keluar dari pintu bandara. Beberapa koper nampak tertata rapih pada trolly yang tengah didorongnya. Tak luput dari penglihatan Elsa pun ternyata ikut bersamanya.

When Devil Meet His Destiny [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang