Setelah Ia meninggalkan Kita

37.2K 2K 49
                                    

Jika penyesalan adalah sebuah pengalaman, maka hikmah yang amat besar terkandung di dalamnya.

"Hiks..hiks..." Kevin melirik sedih gadis manisnya meringkuk membelakangi dirinya. Rasa bersalah terus saja hinggap di kepalanya. Kebodohan yang menakjubkan baru saja ia lakukan kepada Kimberly.

"Hikss...hikss.." Kevin memejamkan matanya sejenak. Mengatur nafas dalam-dalam. Menyadari ia baru saja menjadi pria brengsek yang menggauli gadis remaja lugu, semua di luar batas kendalinya.

Sungguh ia menyesal.

"Kim..." tubuh Kimberly menegang saat Kevin menyentuh pundak telanjang nya. Tubuh polosnya ditutupi selimut tipis berwarna hijau muda. Kevin dapat melihat jelas bercak darah di sekitar bagian tengah selimut itu. Sekali lagi Kevin menelan ludahnya. Merutuki kesalahannya beberapa menit yang lalu. Tersihir pesona Kimberly memang menjadi kelemahannya saat ini. Mereka masih berada di rumah pohon milik Kevin.

"Hiks..aku kotor Kev.." mendengar ucapan lirih Kimberly yang menyayat hatinya, Kevin langsung menelusupkan tubuhnya masuk ke dalam selimut itu. Memeluk Kimberly dari arah belakang. Kevin hanya memakai celana jeans dan bertelanjang dada.

"Kamu bersih sayang.." Kevin memeluk posesif tubuh Kimberly yang berusaha memberontak. Kimberly terisak pilu. "Hiks.."

"Ssstt..jangan menangis karena kesalahan ku. Maaf aku telah mengambil harta berhargamu. Kamu mau lapor ke polisi kalau kamu dipaksa olehku? Aku bersedia menyerahkan diri. Kamu bisa bilang aku memperkosa kamu." jelas Kevin dengan nada bersalah yang jelas terdengar.

Terasa tubuh Kimberly melemah dalam rengkuhan Kevin. Mendengar helaan nafas Kimberly, Kevin hanya bisa diam menikmati situasi sekarang ini. Ia memang menyesal dibalik rasa bahagianya. Ia berjanji akan menjaga dewi awan nya ini selamanya. Mungkin sudah saatnya ia berubah menyongsong masa depan.

"Atau kamu mau bunuh aku? Silahkan aku rela..." Kimberly terdiam mendengar suara lirih di balik punggungnya. Perlahan ia berbalik menghadap Kevin, merapatkan tubuh polosnya yang tertutup selimut tipis ke tubuh Kevin. Mata sembabnya menjadi pemandangan paling menyakitkan bagi Kevin. Andai waktu bisa ia putar mungkin sekuat tenaga ia mampu menahan nafsu bejatnya.

"Ini salah aku juga.." Kimberly bersuara. Kevin mengusap pipi Kimberly.

"Aku janji ini akan menjadi awal aku berubah. Aku akan berjuang untuk kebahagiaan kamu." Kevin mengecup dahi Kimberly.

"Kita sama-sama menikmati kehidupan bersama-sama. Kamu milik ku selamanya dan aku milik kamu selamanya." Kimberly mengangguk. Matanya menatap dada telanjang Kevin dengan penuh harap. Entah kenapa hatinya selalu berkhianat saat melihat dada bidang Kevin dan Kevin tahu itu.

"Dada ini selamanya milik kamu dan hanya kamu yang boleh menatapnya." Kevin menoel hidung Kimberly.

"Aku tidak melihat dada mu." bela Kimberly gugup. Ia tertangkap basah menatap pemandangan menenangkan bagi dirinya.

"Bohong." goda Kevin mencairkan suasana. Tanpa sadar Kimberly meraba dada itu dengan pelan.

"Kamu tahu hari ini aku merasa bukan remaja lagi. Aku merasa menjadi manusia berbeda. Aku berfikir aku jahat saat ini karena mengkhianati persahabatan aku dengan Silla dan juga.. Alvina." tangan Kimberly terus saja meraba dada Kevin.

"Apa perlu aku bilang sama Silla kalau kita berpacaran.." Kimberly menggeleng.

"Jangan sekarang. Aku belum siap." Kevin memeluk Kimberly, mengecup kepala Kimberly.

"Apa itu kamu masih sakit? Maaf aku tadi setengah memaksa kamu." ada nada penyesalan dalam suara Kevin.

"Masih perih." jawab Kimberly malu-malu.

My Love Kim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang