Menerimanya

31.9K 1.9K 69
                                    

Ibarat catur jadilah seperti pion. Meski dia kecil dan terkadang diremehkan, tapi dia selalu berjalan ke depan dan tidak menoleh ke belakang. Jika dia sampai di kotak terakhir, dia bisa berubah menjadi apapun.
----

"Ini indah Kev. Kamu tahu saat aku masih kelas tiga sekolah dasar impian aku tinggal di rumah pohon. Menikmati siang di sana." Kevin memeluk Kimberly dari belakang. Mereka sedang berada di dalam rumah pohon milik Kevin.

"Rumah pohon ini milik kamu sekarang." Kimberly menatap Kevin dengan senyuman.

Cup. Entah keberanian datang dari mana Kimberly mengecup pipi Kevin.

"Kamu tahu beberapa waktu yang lalu aku sempat ingin menjual rumah ini. Selain karena aku tidak berniat menempatinya, rumah ini juga mengingatkan ku kepada mama ku." Kimberly mengelus dada Kevin.

"Mama ku menginginkan rumah indah seperti ini. Ia selalu menyukai tugasnya saat memanggil kami saat makan siang sudah ia siapkan. Aku merindukan saat seperti itu." Kimberly melihat wajah sendu Kevin.

"Kamu merindukan mama mu?" Kevin mengangguk.

"Sangat. Saat melihat Silla aku semakin merindukan dirinya." Kevin merapikan helaian rambut Kimberly.

"Kamu tahu saat ini semangat hidupku kembali datang. Sangat sederhana. Aku menginginkan keluarga kecil bahagia." Kevin mengecup hidung Kimberly.

"Sederhana sekali." goda Kimberly.

"Tentu saja. Aku bermimpi mempunyai anak saat usiaku sudah dua puluh lima tahun." Kimberly mencibir mendengar ucapan Kevin.

"Kamu terlalu jauh berfikir. Kita masih muda Kevin. Nikmati masa muda kamu. Hei apa kamu tidak tertarik berkencan dengan bermacam wanita?" Kevin menggeleng.

"Aku sudah menemukan yang pas untuk ku. Kenapa harus bermain mencari yang lain."

"Oh ya? Sudah menemukan?"

"Tentu saja. Dia dewi awanku yang sangat spesial. Ukurannya kecil tapi mampu masuk ke hati aku dan menguasainya." peluk Kevin sangat erat. Kimberly tertawa mendengarnya.

"Aku sudah berbicara dengan papa ku. Dia setuju jika keinginan ku seperti itu. Kita bisa menjelaskan hubungan kita dengan orang tua mu." Kimberly terdiam karena wajah Kevin berubah menjadi serius.

"Kev ini terlalu cepat. Dengar aku berjanji saat waktunya tiba aku pasti akan bersedia menjadi istri kamu. Tetapi saat ini aku mau selesaikan pendidikan aku. Hei aku ini masih remaja." Kevin memeluk erat Kimberly dan mengangguk sambil terkikik geli.

"Iya maafkan aku. Entah kenapa aku takut kamu berpaling dari ku. Kamu sangat cantik, pasti teman di sekolah mu tidak sedikit yang tertarik dengan pesona mu Nona Kim.." Kimberly meraba dada Kevin, hal yang mulai disukai Kimberly.

"Aku berjanji itu tidak akan terjadi. Dengar aku tidak tertarik mencoba hal yang sudah aku punya." Kimberly mengecup bibir Kevin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Love Kim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang