Kimberly lahir dari sebuah kesalahan kedua orang tuanya. Dan pada akhirnya ia harus menerima ganjaran akan status tersebut. Berjuang menjadi seorang anak baik, agar sang mama menyayanginya dengan tulus. Mama baginya adalah segalanya. Apapun akan ia...
Part ini serasa aku kejar.. Jgn protes yah.. ^_^ klo mau protes bikin cerita sendiri.. Hahahahah ini part yang g aku suka.. krn aku musti mondar/ir liat part JR
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.... "Terimakasih cantik.. Kemarin malam aku benar-benar puas walaupun jujur masih penasaran. But its okay kita bisa jadi teman yang saling menguntungkan.."
"Tidak perlu basa-basi sekarang kita fokus pada masalah perusahaan papa ku. Janji mu akan selalu aku tagih."
"Baiklah cantik, selama kamu selalu memberikan aku bonus..."
"Dasar playboy.."
Kimberly menatap langit malam yang gelap segelap hatinya saat ini. Mengingat perjuangan yang harus ia lalui. Jalan hidup membuatnya harus bisa bertahan.
Semua demi senyum mama. Kepolosan niat Kimberly yang patut di apresiasi oleh Marrisa.
"Kim.." Marrisa menghampiri putrinya yang sedang duduk di teras rumahnya.
"Mama sudah minum obat?" Marrisa mengangguk. "Sudah."
"Bagaimana dengan Rezky apa ia bisa diandalkan?" Kimberly diam memalingan wajahnya. Ia malas membahas playboy brengsek bernama Rezky Abdi Negara.
"Baik ma, kami sedang mencari solusi mengatasi krisis ini. Rezky membantu ku mencari penyuntik dana yang sangat bonafit."
"Kenapa tidak kamu jual saja sahamnya? Mama rasa percuma kamu pertahankan."
Kimberly menolak dengan gelengan kepala. "Selama aku bisa pertahankan akan aku perjuangkan. Itu amanat papa. Aku mau papa bangga di sana." Marrisa mendesah.
"Baiklah. Besok kamu ke bengkel ini yah. Pemiliknya anak teman mama, dia muda, berbakat dan sangat kaya. Sepertinya kamu bisa mendekatinya." Kimberly hanya menaikkan alisnya saat Marrisa memperlihatkan sebuah foto pria tampan dari ponselnya.
"Mark Andhika.." Kimberly mengambil ponsel Marrisa menatap lekat seorang pria tampan sedang tersenyum manis. Jelas ia seorang playboy batin Kimberly mengejek. Dia pasti tidak ada bedanya dengan Rezky.
"Kabarnya dia single.."
"Mama mau aku mendekatinya?" Marrisa mengangguk. "Dia bisa menjadi calon masa depan kamu."
Kimberly menunduk. "Tapi sebagai wanita aku sudah tidak sempurna."
"Dunia kesehatan semakin canggih sayang. Kamu bisa merekayasanya."
