dan Mengikhlaskan Semuanya.

31.4K 1.7K 80
                                    

Kesalahan terbesarku adalah mengira bahwa aku masih punya banyak waktu.
------

Drt.. Drt... Drt.. Ar (Ojak)

"Halo..." suara Kim masih terdengar lemah. Sekarang baru pukul lima pagi dan Ar sudah menghubunginya.

"Kimi sorry gue ganggu lo tidur. Ada hal yang harus lo tahu." Kimberly masih mencerna kata-kata Ar.

"Ada apa?"

"Ibu Rita.. Kimi maaf gue telat periksa Ibu Rita." Kimberly terduduk dan membuka matanya lebar-lebar.

"Ibu kenapa?" terdengar Ar menghela nafas panjang.

"Rumah ibu dirampok. Dia sempat melawan dan akhirnya ibu dicekik bagian leher nya." Kimberly bergetar mendengar penjelasan Ar.

"Sekarang ibu gimana keadaannya?" tanya Kimberly panik.

"Ibu nggak sempat diselamatkan. Terlebih fisik ibu sedang sakit. Babe curiga tadi jam tiga pintu rumah ibu terbuka." Kimberly berdiri.

"Maksud kamu?"

"Ibu udah meninggal dunia.." Kimberly terdiam.

"Kimi..." tetesan air mata mengalir tanpa bisa dicegah. Ia melempar asal ponselnya di tempat tidur. Secepat kilat ia membuka pintu kamar dan menggedor kamar sang papa yang berada tidak jauh dari kamarnya.

Tok Tok Tok...

"Papaaaaa..." Kimberly berteriak tanpa sadar sambil terisak pilu.

Ceklek....

"Kim kamu kenapa? Ada apa?" tanya Rani terkejut. Kimberly langsung memeluk Rani.

"Ibu aku udah ditinggal Ibu Rita selamanya..." Rani diam mencerna kata-kata Kimberly.

"Maksud kamu?"

"Ibu Rita meninggal..." isakan pilu Kimberly hanya dibalas pelukan hangat Rani.

"Ada apa?" Adi datang dengan wajah segar. Ia baru saja membersihkan diri di kamar mandi.

"Papaaaa..." Kimberly beralih memeluk erat Adi. Wajah Adi terlihat bingung menatap Rani.

"Ibu Rita meninggal.. Kim sayang sebaiknya kita bersiap-siap ke rumah Ibu Rita. Kamu siap-siap yah. Kami akan menemani kamu." Kimberly mengikuti langkah Rani yang membimbing dirinya menuju kamarnya.

"Aku nggak punya ibu lagi hiks.."

"Sssstttt kamu punya ibu sayang. Kamu punya papa..." usap Rani pelan kepada Kimberly.

Kimberly bersiap-siap menuju rumah Ibu Rita bersama Adi dan Rani. Selama perjalanan Rani terus saja menenangkan isakan Kimberly. Begitu juga dengan Adi.

"Jangan menangis sayang. Papa akan selalu ada bersama kamu." kata-kata yang membuat Kimberly terdiam. Entah kenapa hatinya sedikit lega mendengar sang papa menenangkannya.

"Ar..." Kimberly berlari menerjang Ar yang sedang berdiri di depan rumah Ibu Rita. Banyak tetangga yang sudah berdatangan saling membantu. Atap bagian rumah Ibu Rita ditutupi terpal sebagai tenda darurat. Beberapa kursi sudah dikeluarkan baik dari rumah Ibu Rita dan juga tetangga di sekitar guna membantu tamu yang melayat ke rumah duka.

My Love Kim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang