Ujian ini begitu berat

37.9K 2.2K 429
                                    

Hai semua maaf yah lama ga update KimKev. Dunia nyata begitu riweh dan berakibat susah konsen lanjutin ini...

Sorry for typo.

•••

"Hai..." Kevin menyapa Kimberly yang sedang duduk di teras depan rumahnya. Rumah milik Ibu Rita yang sudah diberikan kepadanya. Sudah satu minggu Kimberly tinggal di rumah Babe Dullah dan Ibu Ipah semenjak kejadian di rumah Kevin. Kimberly enggan kembali ke rumah Marrisa. Hati kecilnya masih kecewa dengan sang mama.

"Apa kamu tidak berkerja? Maaf Kev besok mungkin aku akan kembali ke kantor.." Kevin duduk di seberang Kimberly. Ia tidak mau mengumbar pendekatan kepada Kimberly.

Prosesnya harus pelan-pelan.

Kevin bahkan sempat berkonsultasi kepada Dokter spesialis kandungan bahkan Psikiater. Ia harus benar-benar membuat Kimberly nyaman terlebih dahulu saat berdekatan dengannya.

"Kamu bebas berbuat sesuka hati kamu. Urusan kantor jangan kamu pikirkan." Kimberly cemberut kesal.

"Berarti aku diajarkan tidak profesional dong." Kevin mengangguk dengan tampang meledek.

"Kamu pemilik perusahaan itu Nona, aku bahkan berkerja untuk kamu..." Kimberly diam. Ia merasa malu dengan Kevin. Biar bagaimanapun ia tidak mau mengambil kesempatan hanya karena Kevin yang mengambil alih peninggalan mendiang ayahnya.

"Oh iya kenapa kamu di rumah ini? Babe sama Ibu Ipah di mana?" Kevin melirik rumah sebelah yang terlihat sepi.

"Lagi istirahat tidur siang. Emak kecapekan.." Kimberly bersandar di tiang penyanggah. Mereka duduk di pagar kecil pembatas lantai dengan rerumputan liat. Rumah yang sangat sederhana. Penuh kenangan bagi Kimberly di masa kecil. Begitu juga Kevin di masa pengasingan.

"Kev.." panggil Kimberly. Ia sadar Kevin terus menatapnya.

"Iya Nona Kim..." Kimberly selalu suka saat Kevin memanggilnya seperti itu. Layaknya panggilan sayang kepada orang terkasih. Sayang Kimberly masih malu memanggil spesial Kevin.

"Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu yang membeli rumah ini?" Kevin terlihat kikuk. Menggarukkan kepala adalah saat yang pas saat ini. Padahal rahasia siapa pembeli rumah itu ingin ia kubur seumur hidup tanpa dewi awannya tahu.

"Bukan hal yang penting diketahui. Toh rumah ini memang ditinggalkan untuk kamu." alasan yang masih belum bisa dibenarkan oleh Kimberly.

"Lalu kenapa kamu tinggal di sini? Padahal rumah kamu lebih bagus." tanya Kimberly yang masih penasaran.

Ia mengetahui perihal siapa yang pernah tinggal di rumah itu dari Aries keponakan sekaligus cucu Bapak Dullah dan Ibu Ipah.

"Uncle Kevin kan tinggal di rumah ini foto tante juga ada di kamar uncle..." 

Kimberly masih belum bisa percaya saat Ibu Ipah akhirnya menjelaskan betapa terpuruknya seorang Kevin saat menempati rumah masa kecilnya.

"Nak Kevin kesian deh tinggal sendirian di rumah itu. Kaya orang kagak ada gairah idup. Emak tiap hari bikinin makanan buat die tapi kadang die kagak makan. Untung  Silla selalu perhatiin kalo kagak mati kelaparan die. Kasian die. Emak harap die ketemu jodohnye. Katanye Kimi mantan pacarnye yeh?"

"Hei.." Kevin melambaikan tangannya. Kimberly sedang menikmati pemikirannya sendiri.

"Kamu belum jawab pertanyaan dari aku tuan besar..?"

My Love Kim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang