Chapter 9

15.8K 863 8
                                    

Author POV

Derian membanting pintu depan rumahnya dengan keras, hingga bunyinya terdengar berdebum menakutkan. Ia berjalan meninggalkan rumahnya dengan emosi yang membakar seluruh tubuhnya, dari mulai kulit hingga tulang. Matanya terlihat menyala di bawah gelapnya malam, dengan wajah yang kusut dan masam, beberapa kali ia disapa oleh pengawalnya, tapi tidak ada sedikit pun senyum tercetak di bibirnya.

Ia berjalan dengan langkah yang terburu-buru menuju mobil hitamnya yang sudah menunggu, jika dilihat dari jauh sosoknya saat ini terlihat mirip sekali dengan seorang vampir yang mulai kehabisan darah. Saat ia sudah mulai berada di kursi kemudi, ia langsung membawa tubuhnya berpacu dengan kecepatan menembus dinginnya malam. Beberapa kali ia terlihat mengacak-acak rambutnya sambil menggumamkan beberapa umpatan.

Dasar jalang ! Ia memukul kemudinya dengan keras. Isi kepalanya tidak lagi terfokus dengan jalanan, semuanya berkabut, rasanya sudah terjadi badai dalam jiwa dan pikirannya. Kata-kata Zahra yang selalu terngiang dalam telinganya, membuat dadanya sakit seperti ditusuk sebuah tombak beracun.

" ibumu yang lebih hina dari ibuku karena dia telah salah mendidikmu, sehingga kau tumbuh menjadi manusia paling hina di dunia ini ! "

Ia sudah kehilangan arah, karena emosinya yang meluap-luap sekarang yang ia butuhkan adalah sebuah pelepasan. Ia pergi mengunjungi sebuah bar yang biasa ia datangi. Ketika Derian mulai masuk ke dalam tempat itu, terlihat beberapa wanita mulai mencuri pandang ke arahnya. Namun, sekarang pikirannya sedang sangat suntuk sehingga ia tidak bernafsu dan tergoda. Ia lebih memilih melamun sambil menenggak sloki minumannya berulang kali.

Kau yang terlalu munafik, di saat kau sedang menghadapi masalah, bukannya kau menyelesaikannya kau malah memilih untuk mabuk dan melupakannya, dan bukan hanya kau melupakan masalahmu kau juga kehilangan akal sehatmu, sehingga kau justru malah berbuat seenaknya dan mulai menciptakan masalah baru!

Kata-kata Zahra membuatnya tersenyum getir memandangi gelas ke sepuluh yang ia minum.

Baru aku memulai bermain denganmu dan kau sudah membuatku seperti ini !

Derian mendecih, kepalanya sekarang sudah semakin berat, fikirannya sudah semakin tidak fokus, ia mulai bergumam tidak jelas.

" Zahraaaa...aku akan membalas semua dendamku pada seluruh anggota Purnama termasuk Kau ! Aku...akan menghabisi semuanya agar mereka sama menderitanya dengan aku dan ibuku ! " Derian bertekad dengan kuat seolah itu sumpah untuk dirinya. Tangan besarnya mencengkram gelas minuman dengan kuat, seolah gelas itu hampir pecah dibuatnya.

Seusai melupakan seluruh emosinya Derian berjalan sempoyongan menuju mobilnya, beberapa kali ia hampir terjatuh di parkiran, tapi tidak ada yang menghiraukannya. Dunianya terasa jungkir balik, kepalanya berputar, isi lambungnya seperti mau keluar, dengan bersusah payah ia akhirnya bisa sampai di mobil. Tangannya terlihat berkali-kali mencoba memasukkan kunci mobil,dengan mata sayu yang sudah tidak fokus. Pada saat mesin mobil sudah dinyalakan, ia segera menancap gas kuat-kuat hingga mobil itu terasa seperti terbang melintasi jalanan malam yang sepi.

Aku akan menghabisimu dulu Sarah Purnama !

Mobilnya terus melaju tidak terkendali melewati sebuah jalanan sepi yang hanya di batasi dengan tebing terjal dan juga jurang di kanan dan kirinya. Derian telah bertekad untuk menuju ke rumah Sarah Purnama ibunda Zahra, untuk mengakhiri perjalanan pembalasan dendamnya.

Namun berkendara dalam keadaan setengah mabuk seperti itu tentulah menjadi sangat sulit bagi Derian, pada saat mobilnya hendak menyalip sebuah truk di depannya ternyata yang terjadi mobilnya malah meleset dan menabrak dinding tebing di sebelahnya dengan keras.

Husband For ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang