Derian POV
Benar-benar luar biasa, baru setengah hari aku bersama dengan putri Purnama, dia sudah berhasil mempermalukan aku. Sekarang aku tidak meragukannya lagi kalau dia memang murni keturunan dari seorang Sarah Purnama, karena mereka sama-sama licik dan munafik.
Dan nampaknya putrinya yang bernama Zahra ini, lebih parah karena dia juga seorang perempuan yang naif. Tapi memang benar apa yang dikatakan banyak orang kalau keluarga mereka pantas menyandang nama Purnama, karena wajah-wajah mereka sangat bersinar, dan Zahra yang paling bersinar diantara mereka. Yah, aku memang tidak bisa membohongi penglihatanku sendiri, dan menurutku jika perempuan itu kusandingkan dengan beberapa wanita cantik yang pernah kukenal, maka Zahra pantas disebut paling tercantik. Kecantikannya begitu murni tetapi juga misterius, aku sempat merutuki diriku sendiri saat tadi aku hampir gelap mata terhipnotis oleh pesonanya, jika saja tidak ada darah dari Sarah Purnama yang mengalir di tubuhnya, mungkin aku sudah benar-benar dibutakan oleh cinta karenanya.
Betapa senangnya hatiku saat aku berhasil menikahinya. Bukan karena aku memang ingin memilikinya, tetapi karena akhirnya aku bisa merebut seutuhnya harapan terakhir bagi hidup Sarah Purnama, dan aku tidak akan menyia-nyiakannya. Akan kujadikan harapan terakhirnya ini sebagai senjata yang akan menyiksanya perlahan. Sampai akhirnya dia mati dalam keadaan yang sama mengenaskannya seperti ibuku dulu.
Saat ini saja, padahal aku baru membawa pergi putrinya, dari wajahnya sudah tersirat kepedihan yang sangat mendalam. Aku tidak tahan untuk tertawa saat melihatnya, apalagi jika ku ingat betapa bodohnya dia sampai bisa terjebak dalam permainan judi rekayasaku, yang
membuka jalanku untuk mengambil Zahra darinya. Aku sudah tidak sabar lagi untuk memulai permainan berikutnya, sampai ia benar-benar menyesali perbuatannya yang telah berani menghancurkan hidup dari ibunda seorang Derian." Tuan kita sudah sampai " peringatan roger mengembalikan kesadaranku dari pikiranku yang melayang jauh.
Kujatuhkan kedua telapak kakiku di atas marmer serambi rumahku, dadaku rasanya sesak karena rasa senang, dendam, dan marah yang sedang memukul-mukul hatiku, tidak sabar untuk aku melampiaskannya. Kini kulihat Zahra sudah melangkah dengan wajah yang kelihatan sangat terpukau mengamati kemegahan kediaman barunya, yang sebentar lagi akan ku buat tempat ini menjadi neraka untuknya.
Muncul seringai setan di balik topeng senyum di wajahku,
Welcome to the hell Zahra, now its time to play.
-----------------------------------------------------------
Zahra POV
Bangunan megah yang ada di depan mataku saat ini memang sangat indah, tetapi kenapa rasanya tempat ini sangat dingin, gelap dan juga misterius, seperti menyembunyikan suatu hal yang mengerikan di dalamnya.
Aku bisa merasakan langkahku yang bergetar setiap kakiku ini menapak masuk ke dalam rumah Derian, dan benar saja, ternyata nuansa di dalam rumah ini memang sama seperti apa yang digambarkan dari depan. Bahkan nuansanya terasa semakin kental. Aku berjalan bersembunyi di balik punggung Derian yang lebar, hingga ia tiba-tiba mengejutkanku dengan membalikkan tubuhnya menghadapku.
" Ayo aku tunjukkan kamarmu "
Ujar Derian dengan nada datar dan dingin. Aku menatap bingung melihat perubahan sikapnya, sambil terus mengikuti langkah Derian menuju kamar baruku.Ada apa dengan dia ? Dia seperti orang yang sedang marah,dan apa tadi dia bilang hanya kamarku ? Apa itu artinya kita tidak akan tidur bersama ?
Ia membimbingku menuju sebuah pintu berwarna putih, ia membukanya perlahan, menampakkan bagaimana bagian dalam kamar itu sedikit-sedikit, dan saat pintu itu terbuka lebar. Aku tidak menahan diriku untuk terpukau melihat betapa indahnya nuansa kamar itu, semuanya sangat sesuai dengan seleraku. Dinding kamar dan semua interior di dalamnya berwarna putih dengan hiasan bunga-bunga kecil berwarna hitam, dan yang paling aku suka tidak terlalu banyak benda di dalamnya. Jadi, ruangan ini berkesan sederhana namun ada sentuhan manis di dalamnya.
" sangat sederhana dan manis " aku tidak sadar menggumamkan kata-kata itu di bibirku. Derian sepertinya mendengar hal itu dan dia tersenyum miring ke arahku.
" Kamar ini memang sengaja kupersiapkan untukmu " Derian berbicara tanpa menatapku, matanya menerawang ke dinding-dinding kamar.
Apa dia bersungguh-sungguh mempersiapkan kamar ini khusus untukku.
Kemudian dia menoleh ke arahku, dari bibirnya terukir senyuman yang sangat misterius. Matanya pun berkilat aneh, aku benar-benar tidak bisa membaca pribadi seorang Derian, ia dapat merubah emosinya dengan cepat.
" Kau merona " kata-katanya itu lebih terdengar seperti sebuah pernyataan.Aku yang mendengar hal memalukan itu lalu menggelengkan kepalaku dengan cepat. Kini ekspresi di wajahnya berubah menjadi senyuman yang menggoda. Lalu, dengan kaki jenjangnya, ia melangkah meraih kenop pintu. Tapi sebelum ia keluar ia membalikkan sebagian tubuhnya ke arahku.
" oh, ya begini " Ia kembali melangkah, mendekatiku dan karena tubuhnya yang lebih tinggi daripada tubuhku, ia harus menunduk untuk bisa mendekatkan wajahnya padaku.
" Aku sebenarnya sangat tidak suka tinggal bersama orang asing, karena mereka sangat merepotkan, tapi akan kubuat pengecualian untukmu, ku harap kau bisa mengikuti segala peraturan yang kubuat di rumah ini , sehingga aku bisa membuatmu betah disini " Derian berbicara dengan suara yang serak, lalu ia kembali menjauhkan wajahnya, tapi kedua matanya masih menatap lurus kedua bola mataku.
" Dan.....oh ya " Derian melipat tangannya ke depan dada " kebetulan aku baru saja memecat asisten rumah tanggaku, jadi sudah bisa dipastikan tidak ada yang mengurusi rumah ini dan segala pekerjaannya, jadi untuk sementara waktu sambil aku menunggu merekrut asisten yang baru bisakah kau membantuku mengurus semuanya ? " Pertanyaan yang diajukan Derian terdengar seperti sebuah tantangan yang ia buat untukku. Aku yang memang merasa tidak keberatan dengan permintaannya itu, langsung menyanggupinya dengan percaya diri.
" Bagus, kalau begitu kau harus bisa mengurus semua dari mulai pakaian, makanan, kebersihan rumah dan ruangan termasuk kamar mandi dan taman " aku benar-benar tidak menyangka kalau banyak sekali pekerjaan yang harus kukerjakan, kalau untuk sekarang mungkin aku bisa menyanggupinya karena aku sedang cuti. Tapi bagaimana jika aku sudah mulai bekerja.
" Apa kau tidak bisa merekrut asisten rumah tanggamu mulai besok ? "
" Aku tidak bisa Zahra, aku orang yang sangat perfeksionis sudah banyak asisten rumah tangga yang aku rekrut sering berbuat kesalahan dan sering mengkhianatiku, dan mulai saat ini aku harus benar-benar memilih dengan teliti jadi itu butuh waktu yang cukup lama" Aku tidak bisa berkata apapun, selain terpaksa menuruti permintaannya.
" Baiklah kalau begitu aku pergi dulu, kamarku ada di bawah jadi kalau kau ingin tanya sesuatu ketuk saja pintu hitam di bawah " Aku menganggukan kepalaku pelan. Derian tidak menghiraukanku dan membuka kenop pintu.
" ohhh aku minta jangan pernah kunci pintumu ! " Derian berbicara dengan cepat sebelum menghilang dari balik pintu.
Aku menaruh pantatku di atas kasur putih yang empuk, mataku menerawang ke seluruh sudut kamar. Berada di rumah Derian dan tinggal di dalamnya, sudah menjadi pertanda bagiku dan semua orang kalau aku sudah menjadi miliknya sepenuhnya. Tetapi berbeda fakta jika ia hanya memilikiku sama seperti barang yang ia peroleh dari hadiah suatu permainan. Ia bisa saja memeliharaku jika ia benar-benar suka denganku, atau ia akan menelantarkanku, membiarkan aku rusak perlahan dan membuangnya jika ia tidak suka denganku. Tetapi ada sedikit perasaan lega, karena aku pikir Derian yang telah menginginkan aku entah ia menginginkanku karena alasan apa, tetapi dari apa yang telah ia tunjukkan padaku mulai dari bagaimana ia merona setiap menatapku, mempersiapkan kamar dan upacara pernikahan yang sangat sesuai dengan seleraku. Ku tatap kedua cincin yang melekat di jemariku, aku harap apa yang aku pikirkan tentang Derian ini benar adanya, kalau pun itu ternyata hanya khayalanku saja, aku yakin ada Allah yang akan selalu melindungiku.
-------_-------_---------_--------_---------_---------_
Yuhuuuuu chapter 4 agak cepet nih guysss, ikutin terus yah
Oh ya jangan lupa comment cover mana yang aku harus pilih okeeeThanks ya buat yang udah ngevote dan masukin story aku ke daftar bacaan kamu , promotin juga ya ke temen-temen kalian
Kirimkan setiap kritik dan saran yang membangun yah....
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband For Zahra
Romance" bunda aku memang selalu memimpikan diriku untuk menikah, tapi tidak dengan cara seperti ini bu, aku mohon....sadarlah bunda..ini tidak baik...ini sama saja kau menjual diriku !!!" Zahra menangis terisak-isak suara gerungan tangisannya terdengar be...