Chapter 8-1

16.1K 892 9
                                        

Zahra yang menatap penuh amarah kepada Derian, membuat Derian semakin mengetatkan cengkramannya di pipi halus Zahra. Zahra yang merasa kesakitan, tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melawannya, dengan menggunakan tangan kanannya ia mencengkram satu tangan Derian yang memegang segelas wine. Ia lalu mengarahkan gelas itu tepat di antara wajah mereka, Derian tidak memberikan perlawanan apapun saat Zahra melakukan itu seolah ia terhipnotis dengan tindakannya.

Cukup lama Zahra bertahan di posisi itu, dengan kedua matanya masih terpaku menatap Derian. Derian juga sama, ia seolah tidak mampu bergerak atau bicara, tubuhnya kaku, dan hanya bisa membalas tatapan penuh amarah dari Zahra. Dengan gerakan yang sangat pelan kini Zahra mengarahkan gelas itu ke atas kepala Derian, dan menuangnya.

Cairan berwarna merah kehitaman itu meluncur membasahi kepala dan wajah Derian. Wajah pria itu sekarang berubah merah padam, rahangnya mengetat, bibirnya tertarik membentuk garis lurus dan bunyi gemelutuk giginya seolah ia menjadi gunung yang siap meletus.
Tapi Zahra tetap terlihat tenang tidak merasa gentar sedikit pun.

Derian lalu mendorong tubuh Zahra dengan kuat, hingga Zahra terjatuh di atas lantai, dan membanting gelas kosong itu tepat ke belakang tubuh Zahra.

" Ohh jadi kau mulai melawanku Zahra ? Kau harusnya tau tempatmu dimana, kau itu hanya...."

"Hadiah ?! Dan sebagai hadiah aku hanya boleh diam ya kan ?! Teguran Derian dipotong oleh Zahra.

" Aku memang sebuah hadiah dari permainan judi, ibuku menjadikan aku sebagai taruhan dalam permainan itu. Tapi apakah mungkin ibuku melakukan hal itu Derian ? Tidak mungkin kecuali kau yang memaksanya ya kan ? Kau yang menginginkan diriku ya kan ? Jadi kau yang telah meminta sendiri diriku untuk jadi milikmu
Aku bukan hadiah untukmu ! Aku adalah sesuatu yang kau inginkan ! " Zahra berkata dengan keras, sambil mengangkat tubuhnya dan berdiri berhadapan dengan Derian. Derian yang mendengar luapan emosi Zahra hanya tertawa dengan nada mengejek.

" Apa kau bilang ? Aku menginginkanmu ? Itu hanya dalam khayalanmu saja Zahra ! Kenyataannya ibumu sendiri memang yang menjadikanmu taruhan, dia tega melakukan itu karena ia tidak mau kehilangan sepenuhnya harta miliknya, Ia tidak mau jatuh miskin ia berpikir jika menikahkanmu denganku maka ia masih dapat menikmati kekayaan dari harta yang ku berikan padamu" ujar Derian.

" Tidak, itu tidak mungkin aku tidak percaya denganmu Derian ! " Suara Zahra sedikit serak karena terlalu keras ia berkata.

" Jadi kau percaya pada ibumu ? Sungguh menakjubkan Zahra ! Apa kau tau yang sebenarnya terjadi ? Ibumu itu pengkhianat dia adalah musuh dalam selimut ! Dia yang menyebabkan kau kehilangan ayahmu ! Dia yang telah membunuh ayahmu demi mendapatkan kuasa penuh akan perusahanmu ! " Ucapan Derian begitu menusuk hati Zahra. Kedua matanya membelalak tidak percaya pada apa yang dikatakan Derian tadi.

" TIDAK ! TI TI TIDAK TIDAK MUNGKIN " Zahra berteriak histeris sambil menutup telinganya, tubuhnya sempoyongan tidak karuan, hingga punggungnya menabrak keras dinding gelap di belakangnya, melihat reaksi itu Derian justru semakin memojokkannya hingga Zahra terjatuh di lantai sambil menangis histeris.

" Ya itulah kebenarannya Zahra, Ibumu membunuh ayahmu, Ibumu pengkhianat ! " Derian menekankan kata-katanya di telinga Zahra, membuat Zahra menggelengkan kepalanya cepat ia sudah tidak mampu lagi mendengar apapun.

" Aaaaaaa berhenti !! " Zahra menatap nyalang kedua mata Derian, wajahnya sudah kusut dengan air mata, bibirnya bergetar.

" Jangan pernah mencoba memfitnah dan menghina ibuku ! " Zahra berteriak dengan keras di depan wajah Derian.

" Memang ibumu itu hina ! "

" Plakk ! " Zahra menampar keras wajah Derian, namun pria itu tetap diam.

Husband For ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang