Chapter 5

19.6K 1K 16
                                    

Zahra POV

Sehabis mengemasi barang-barangku, dan menyiapkan makanan untuk Derian tubuhku rasanya seperti remuk. Aku memutuskan untuk mandi air hangat agar melemaskan otot-ototku, dan melaksanakan shalat maghrib dan insya sesudahnya. Hari sudah gelap, aku tidak tahu apa yang dikerjakan Derian sekarang, karena ia tidak datang untuk menghampiriku sama sekali, dan aku sangat bersyukur karenanya.

Setelah tadarus tenggorokanku terasa haus, aku pun turun menuju dapur untuk minum, dengan masih mengenakan mukena. Tidak lama kemudian aku mendengar suara mobil di luar.Aku yakin kalau mobil yang keluar itu pasti milik Derian. Aku tidak tau dan sedang tidak mau tau kenapa ia keluar di larut malam begini, karena aku tidak mau jika harus berurusan dengan mulut angkuhnya itu. Aku memilih untuk kembali ke kamar karena tubuhku yang sangat kelelahan, belum lagi mataku yang rasanya semakin berat tidak sabar untuk kupejamkan, lalu kujatuhkan tubuhku di atas kasur dan tidak lama kemudian aku sudah dibawa melayang dalam dunia mimpi.

########

Dug dug dug dug

Suara musik yang berdegup keras seperti hampir memecahkan telinga dan dadaku. Kepalaku sedikit sakit karena bangun tidur dengan terkejut.

Astaghfirullah Ya Allah ada apa ini ?

Suara musik itu terdengar sangat keras seperti ada di dalam rumah. Dapat kudengar juga ada suara wanita yang berteriak-teriak juga suara beberapa orang tertawa dan sepertinya suaranya berasal dari luar. Karena rasa penasaranku, aku mencoba mengeceknya dari balkon.

Dengan masih mengenakan mukena yang tidak sempat kulepas saat tidur tadi, aku melangkah pelan menuju balkon, kebetulan balkon di kamarku ini langsung mengarah ke kolam renang di bawahnya. Betapa terkejutnya aku saat melihat ada seorang wanita yang sedang dalam keadaan telanjang bulat sedang digerayangi beberapa pria di pinggir kolam renang, dan jika kulihat dari raut wajah mereka dan cara mereka bicara sepertinya mereka sedang mabuk, betapa mengerikannya ketika kulihat wanita itu tidak memberontak sama sekali tetapi malah menikmati pelecehan itu.

Aku yang tidak pernah melihat adegan mesum di depan mataku, dan melihat adegan menjijikan itu di rumah suamiku membuat perutku rasanya mual. Aku tidak bisa bereaksi apapun melihatnya, aku hanya menutup wajahku dan berlari masuk ke dalam kamar.

Astaghfirullah Ya Allah ada apa ini ? Apa sih yang sebenarnya sedang dilakukan Derian ? Bagaimana bisa ada orang asing sedang berbuat mesum di dalam rumah dan ia tidak memperdulikannya ?

Dug dug dug dug

Suara musik itu semakin membuatku pusing, aku sudah tidak tahan lagi, aku harus mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kulihat jam di kamarku yang sudah menunjukkan pukul dua belas, tanpa perduli mukena yang masih menempel di tubuhku, aku melangkah cepat keluar kamar, untuk menemui Derian, dan semakin dekat kakiku melangkah di tangga, suara musik itu terdengar semakin jelas, dengan suara seperti keriuhan dari banyak orang.

Saat aku sudah berada di bagian tengah tangga, mataku langsung terbelalak begitu melihat pemandangan yang disuguhkan di hadapanku, kulihat ruangan tengah rumah Derian disulap menjadi sarang manusia yang saling menari di tengah musik yang menderu , dan yang paling membuatku sangat jijik sebagian dari mereka bahkan ada yang bertelanjang bulat.

Kakiku gemetar tidak karuan, keringat dingin mengalir deras di wajah dan tanganku, dadaku sesak, darah mulai naik ke atas kepalaku.

Aku harus menemui Derian !

Mataku menyusuri setiap sudut ruangan, tetapi aku kesulitan untuk menemukannya karena keriuhan yang ada. Kepalaku panas dan berputar-putar, kini aku merasa marah dalam dadaku. Aku tidak pernah merasa setertekan ini sebelumnya, semua hingar bingar musik, suara tawa, teriakan, rintihan, orang yang bertelanjang bulat, mabuk, berbuat mesum, bau alkohol dan rokok mulai mendesak isi dada dan kepalaku. Aku sudah kehabisan logikaku untuk memikirkan ini semua, ini sudah sangat keterlaluan bagaimana bisa ada berbagai macam kemaksiatan yang disajikan secara langsung di depan mataku.

Husband For ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang