Bundaaaaaaaa !!
Zahra menangis menggerung sambil menutupi tubuh sang bunda dengan kain selimut, lelehan air mata yang membasahi wajahnya menetes bercampur dengan darah yang menodai gamisnya.
Bu..uunndaaa....Ya Allah....
Gerungan tangisnya yang terdengar memilukan seolah mampu membelah gelapnya langit badai. Kini dunianya telah runtuh dan satu sayapnya kembali patah. Membuatnya telah kehilangan keseimbangan, sekarang ia bukanlah seorang malaikat jika tanpa sayap pelindung. Ia hanya akan bisa berjalan tertatih-tatih atau jatuh merangkak di atas tanah penuh duri.
Di tengah pilunya tangisan Zahra, tiba-tiba suara derit pintu membuat wanita itu terhenti dan menoleh. Ditatapnya lekat-lekat sosok iblis yang telah mengoyak luka hatinya begitu dalam dan menyakitkan. Pria itu tidak mengatakan apapun, ia hanya berdiri terpaku dengan ekspresi wajah yang sulit terbaca. Lalu dengan tanpa dosanya ia berjalan menghampiri Zahra yang masih terduduk di atas lantai, dan mencoba mengangkat mayat sang bunda.
Dengan cepat Zahra segera mencengkram tangannya dan mendorong tubuh Derian hingga pria itu sedikit terjungkal ke belakang.
" Jangan pernah sentuh satu inchi pun kulit ibuku ! " Derian tetap bergeming, dan berdiri dengan santai sambil membereskan bajunya, lalu ia kembali berlutut mencoba untuk mengangkat tubuh Sarah. Melihat hal itu membuat darah panas meledak hingga ke ubun-ubun Zahra, amarah yang sudah membakarnya hingga ke dalam tulang membuatnya secara refleks mencengkram kerah baju Derian dan mendorong tubuhnya hingga membentur tembok dengan keras.
Namun pria itu nampak tidak memberikan perlawanan apapun, hanya kedua matanya saja yang terus menatap kedua bola mata Zahra yang kini terbuka lebar dan menyala karena amarah. Bahkan dari jarak sedekat ini Derian dapat melihat tubuh Zahra yang bergetar dengan wajah yang merah padam.
" Ini semua karena kau kan ?! " Zahra semakin mengencangkan cengkramannya, namun Derian tetap diam terpaku.
" Ini semua karena ulahmu kaaan ?! "
Zahra mengguncang-guncang tubuh Derian dengan keras." iya " Jawab pria itu singkat
Zahra dengan mata yang berkilat karena air mata yang menggenanginya, hanya bisa menatap dengan Derian tajam tanpa tahu apa yang bisa ia ucapkan.
Plakkkk ! Secara tiba-tiba Zahra menampar wajah Derian dengan sangat keras, hingga telapak tangannya meninggalkan bekas di pipi pria itu.
" Dendam apa yang sudah membutakan hati dan menggelapkan pikiranmu ?! Kau ini sebenarnya makhluk apa ?? Apa kesalahan yang telah ibuku perbuat sampai kau tega melakukan ini semua ? ! " Derian tidak menjawab satupun pertanyaan itu, ia hanya diam dan memandang lekat wajah Zahra.
" Jawab Derian ! Ayo jawablaaaaah ! " Zahra menangis tergugu sambil memukul-mukul dada Derian dengan keras, namun tiba-tiba kedua tangannya itu terhenti oleh cengkraman Derian pada lengannya.
Melihat reaksi pria itu, membuat Zahra sedikit terkejut dan segera melepas cengkraman tangan Derian.
" Jangan sentuh aku !! " Zahra terus melangkah mundur hingga tanpa sadar kakinya terantuk hingga terjatuh.
Secara refleks Derian segera mengadahkan tangannya untuk menolong Zahra, namun tanpa diketahui oleh pria itu Zahra tiba-tiba sudah mengacungkan sebuah bongkahan kaca yang cukup besar tepat di depan wajahnya, membuat pria itu terkejut.
Zahra terus mendesak Derian hingga menabrak tembok, dengan nafas yang sama-sama terengah-engah mereka saling bertatapan tajam.
" Ayo bunuh aku ! " Derian menantang Zahra yang semakin menghimpitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband For Zahra
Romansa" bunda aku memang selalu memimpikan diriku untuk menikah, tapi tidak dengan cara seperti ini bu, aku mohon....sadarlah bunda..ini tidak baik...ini sama saja kau menjual diriku !!!" Zahra menangis terisak-isak suara gerungan tangisannya terdengar be...