Zahra POV
Matahari sudah meninggi, membuat tubuhku yang sedang demam menjadi semakin tidak enak. Kulihat jam di kamarku sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
Selama itukah aku tidur ?
Aku mengacak-acak rambutku, dan mengusap bekas air mata yang mengering dan berkerak di pelupuk mataku. Kepalaku berdetam-detam, perutku mual , dan sendi tubuhku rasanya mau lepas. Aku pikir sekarang aku sedang flu, aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Ku lihat diriku di cermin, semuanya kelihatan kacau, tapi saat aku lihat lebih seksama, bibirku sepertinya sedikit bengkak mungkin karena aku menangis semalaman.
Setelah mandi aku berencana untuk sarapan dan minum obat, saat kulangkahkan kakiku menyusuri anak tangga. Kulihat pemandangan di depanku ini seperti suasana bekas perang sampai kapal pecah. Bau pesing, busuk, dan entah lah bau apa lagi menyebar ke seluruh ruangan, sampah-sampah, botol, makanan, bekas muntah, dan kondom berceceran dimana-mana.
Langkahku menyusuri ruangan, terhenti ketika kulihat tubuh Derian tergeletak di atas sofa. Suara dengkurannya terdengar menulikan telingaku. Orang seperti macam apa dia bisa tidur di tengah suasana paling menjijikan di dunia. Kepalaku kembali terasa sakit, dengan tanpa memperdulikan semua suasana itu aku melangkah menuju dapur dan mulai menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. Aku sebenarnya masih merasa kesal dengan Derian, aku bahkan tidak mau menatap mukanya sekalipun. Aku mungkin bisa saja melupakan kejadian semalam yang ia lakukan padaku, tapi rasa sakit yang telah ia buat sulit untuk kusembuhkan.
Aku memasak omelet ,sosis goreng dan juga nasi goreng putih kesukaanku. Porsi sarapanku ini memang bisa dibilang cukup banyak, maklum saja setelah semalaman mengeluarkan berliter-liter cairan di mataku membuatku dehidrasi dan lapar. Saat sudah selesai memasak aku meletakkan semua makanan dalam satu piring, dan saat aku membalikkan badanku untuk menyajikannya. Kulihat mata Derian sudah menatapku tajam, aku langsung tersentak kaget membuat piring yang ku pegang hampir loncat.
Bau alkohol masih menyengat menguar dari tubuhnya, matanya yang sayu kelihatan masih terlihat kurang fokus. Aku yang tadinya ingin makan di dapur, langsung mengurungkan niatku dan melangkah melewati Derian. Namun, belum sempat aku melangkah terlalu jauh, satu tangannya sudah menangkap lenganku dan menariknya. Dengan kasar ia mendudukkan tubuhku di atas kursi di sebelahnya, bau busuk tubuhnya semakin membuatku mual, dan membuatku kehilangan selera makan.
" Apa-apaan kau ini Derian ! " aku menggerakkan lenganku yang terkunci mencoba melepaskan cengkramannya. Derian hanya diam dan menatapku tanpa berkedip sekalipun.
Ya, ampun apa dia mengigau ?
" Aku mau makan dan aku sedang tidak mau melihat wajah busukmu itu ! " aku memperingatkannya dengan mataku. Kini ia malah beringsut mendekati wajahku, dari jarak sedekat ini aku bisa melihat kedua bola mata hitamnya yang berkilat aneh.
" Apa bibirmu bengkak ? " ia bertanya dengan suara yang serak. Aku yang mendengar hal itu, langsung memalingkan wajahku dari tatapannya.
" Derian aku mohon ! Sudah cukup dengan yang kau lakukan padaku semalam dan biarkan aku makan dengan tenang ! " Derian melepaskan cengkramannya , namun ia membuatku kaget ketika tiba-tiba ia mengambil sendok nasiku dan menyuap nasi goreng ke mulutnya dalam satu suapan penuh. Aku yang tadinya memalingkan wajahku, kini menatapnya heran. Aku tidak suka jika harus mendengar komentar pedasnya pada makanan buatanku. Tapi dia tidak berkata apa pun, ia hanya mengunyah, menyuap lagi, dan mengunyah begitu seterusnya.
Aku seolah terhipnotis dengan apa yang dia lakukan sekarang, sampai aku tidak sadar bahwa piring yang ku pegang sudah kosong. Aku melotot ke arahnya , dan dia hanya tersenyum miring lalu berlalu menuju kulkas dan mengambil susu.
![](https://img.wattpad.com/cover/48504770-288-k413471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband For Zahra
Romansa" bunda aku memang selalu memimpikan diriku untuk menikah, tapi tidak dengan cara seperti ini bu, aku mohon....sadarlah bunda..ini tidak baik...ini sama saja kau menjual diriku !!!" Zahra menangis terisak-isak suara gerungan tangisannya terdengar be...